Warning🔞again. Sekali lagi bacanya jangan dihayatin.
Enjoy tapi jangan lupa vote🥰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Wonwoo
🧚♂️🧚♂️🧚♂️
Choi Minho. Laki-laki yang dulu pernah menjadi teman baik Sowon itu muncul setelah sekian lama sejak mereka memutuskan tali pertemanan karena kejadian itu. Dengan entengnya dia tersenyum pada Wonwoo dan Sowon. Dan kenapa juga dia sengaja datang kerumah Sowon untuk menyapa istri Wonwoo itu.
Wonwoo benar-benar tidak menyukainya. Saking tidak sukanya Wonwoo pada pria itu Ia tinggalkan saja Minho dan membawa Sowon pergi. Kalau begini kan Wonwoo jadi tidak tenang meninggalkan Sowon sendirian. Ia bahkan tidak berbicara pada Sowon sepanjang perjalanan mengantar Sowon ketempat kerjanya karena terlalu memikirkan kejadian dimasa lalu. Kedua tangannya sibuk memegang setir sementara matanya memantau keadaan didepannya.
Melihat Wonwoo yang memasang ekspresi datar namun sirat akan ketegangan itu Sowon jadi risih sendiri karenanya, namun Ia tidak tau harus berkata apa pada Pria nya ini untuk membuatnya menoleh padanya, atau setidaknya meninggalkan ketegangannya itu.
Tak ingin diam terlalu lama Sowon menyentuh lengan kanan Wonwoo, menarik nya perlahan yang berhasil membuat Wonwoo menoleh padanya
"Kenapa kau diam saja?" tanya Sowon ingin tau alasan Wonwoo tidak bersuara sejak berpuluh menit lalu.
"Hm?" Sahut Wonwoo seperti nyawanya belum terkumpul dari lamunan lamunannya tadi.
"Kau mau menjemputku nanti? Atau harus di Pledis seharian penuh sampai malam?" tanya Sowon lagi.
"Ku jemput, nanti sore sekalian Aku jemput Sewon dirumah Mama,"
"Ya sudah kalau begitu,"
Wonwoo melihat plang bertuliskan Apotek lalu menepikan mobilnya dipinggir jalan didepan gedung tempat istrinya bekerja.
Sowon masih memegang tangan Wonwoo sambil memperhatikannya lekat-lekat.
"Apa? Ada sesuatu diwajahku? Kenapa melihatku segitunya?"
"Tidak."
"Terus?"
"Salah ya kalau aku melihatmu seperti ini?"
"Bukan itu maksudku,"
"Aku pulang jam sembilan, jemput aku sebelum itu." Kata Sowon mengalihkan pembicaraan.
"Jam sembilan?" Wonwoo tampak tidak menyukai ide pulang pukul segitu.