22. Hadiah Ravi

144 30 209
                                    

S W E E T
R E V E N G E

-Prequel-

☄☄

Mengapa takut pada lara
Sementara semua rasa bisa kita cipta?
Akan selalu ada tenang di sela-sela gelisah
Yang menunggu reda

Tangan Gista meraih tangan Ravi untuk berdiri dengannya, tubuh mereka sudah berhadapan dan keduanya saling menatap satu sama lain. Lalu Gista mengalungi kedua tangannya di leher Ravi dengan sentuhan manis. Pandangan cowok itu hanya kaku, biasanya dia yang membuat Gista gugup, kini sebaliknya wajah Ravi yang terlihat sangat gugup di depan kekasihnya.

Di Atas Meja milik Payung Teduh masih melantun di telinga mereka. Ravi melihat raut wajah Gista tak terbaca olehnya, tapi saat Ravi tahu apa keinginan cewek itu-salah satu tangannya mulai melingkari pinggang Gista. Hanya satu hentakan-tubuh keduanya semakin mendekat.

"Jadi kamu mau melakukan ini?" tanya Ravi dengan nada suara yang rendah dan serak.

"Heem." Gista bergumam.

Lampu hangat di sekitar mereka tidak mematikan seluruh perasaannya. Serbuan angin mampu menelusuri pori-pori kulit cewek itu. Lalu Ravi membelai wajah Gista diselingi blue dress yang membuatnya lebih bersinar. Gista melihat dari kanan ke kiri, tampak leluasa menggerakkan tubuhnya untuk berdansa dan kemudian ia menatap lurus ke arah Ravi.

Rambut cokelatnya itu ditarik ke belakang dan jatuh ke ikal dekat di belakangnya-memperlihatkan bahunya dan menyoroti tulang pipinya. Mata biru lautnya Ravi kontras dengan tampilan tuksedo kehitaman elegan. Ravi benar-benar tidak bisa berhenti menatap kecantikan gadis itu. Gista benar-benar cantik malam ini.

Dia menawan. Manis. Indah. Sempurna.

"Dari mana belajar berdansa?" tanya Ravi.

Gista menghela napas dan memutar mata, "Aku pernah melihatnya di YouTube. Jadi sekarang aku mempraktekkannya sama kamu." jawabnya.

Jawaban Gista membuat Ravi tersenyum, lalu ia memutar tubuh cewek itu dengan satu tangan ke atas. Kemudian cowok itu menarik tubuh Gista ke dekatnya lagi. Napas Ravi membuat guncangan pada saraf-saraf Gista. Ritme lagu yang dimainkan oleh Payung Teduh masih terdengar.

Di tiap langkah rindu kita menghilangPenuh keraguanLalu kita pun sungguh semakin lupaOooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tiap langkah rindu kita menghilang
Penuh keraguan
Lalu kita pun sungguh semakin lupa
Oooo..

Kita menjelma kebisuan yang tak kunjung terungkap
Tak bisa lagi bercerita apa adanya

Gerakan mereka mengikuti irama lagu dan melakukannya sedikit ke kiri-kanan. Mata Gista melebar saat tangan cowok itu terulur untuk memegangnya. Lalu Ravi memeluknya sempurna, ketika meminta Gista memutar ke lengannya-punggung Gista menempel ke dada Ravi. Dua tangan Ravi melingkari pinggang kekasihnya. Kepala cewek itu menengadah ke atas-menikmati desiran yang sedang mampir ke kulitnya. Gista merasa pipinya mulai memerah ketika Ravi membisikkan sesuatu di telinganya.

Prequel Sweet Revenge: High School SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang