4. Teman dan Kecewa

306 57 317
                                    

S W E E TR E V E N G E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S W E E T
R E V E N G E

-Prequel-

☄☄

Ravi dan Gista membuka pintu mobil ketika mereka telah sampai di tujuan. Sesekali Gista merapikan rambutnya dan ia kemudian menyadari tangan lain menggandengnya. Tangan itu sangat kasar, tetapi yang Gista rasakan saat ini sangat lembut karena Ravi yang memegangnya.

Bangunan besar berwarna krem berdiri kokoh di depan keduanya. Gista mendongak terlalu atas sehingga matahari dapat mengenai wajahnya.
Kemudian kepalanya menoleh pada Ravi, cowok itu tetap memegang tangannya ... bahkan semakin erat.

Plis, jangan pernah lepasin tangan ini. Gista memohon, sesekali ia hanya bisa berharap walaupun tidak tahu apa hasilnya nanti.

Kemudian Ravi membawa Gista untuk masuk ke stadion futsal, SMA Bannister akan memulai turnamen dengan SMA Foks. Gista sudah melihat pengumumannya melalui mading. Itu sebabnya Gista bersemangat untuk menyemangati Ravi, beberapa murid Bannister juga datang.

“Ta, kamu mau tunggu dulu di sini atau ikut aku?” tanya Ravi.

“Kamu mau ke mana?”

“Ganti pakaian. Sebentar lagi aku mulai tanding, kalau kamu mau lihat kita ke dalam aja.”

“Ya, enggaklah! Mana mungkin aku ikut kamu ke ruang ganti pakaian.”

“Ya udah, kamu tunggu di sini. Setelah itu kamu bisa nonton aku paling depan,” balas Ravi.

Gista mengangguk paham. Sepeninggal Ravi, gadis itu mulai berjalan menuju kursi penonton. Yang Gista lihat hanya ada ratusan pendukung dan itu juga kebanyakan gadis-gadis genit. Gista celingak-celinguk mencari kursi kosong agar bisa melihat Ravi, tetapi yang ia temukan hanya kursi di tengah-tengah desakan para gadis.

Masa iya gue gabung sama cewek-cewek itu?

Gista tidak mau ikut-ikutan bersorak yel-yel konyol dengan gadis-gadis genit itu. Sebagian dari mereka bahkan berpakaian kurang bahan, kemudian Gista memilih untuk berdiri di antara kerumunan paling depan.

“Misi, misi, misi,” Gista berjalan melewati para gadis genit dan setelah ia sampai di paling depan, Gista dihadapkan oleh kesialan.

Paling depan cowok semua? Ini pertandingan futsal SMA Bannister. Tentu, akan banyak yang datang dan semua terlihat bukan para gadis genit saja, tetapi para cowok SMA Bannister yang mendukungnya.

“Eh, lo yang namanya Gista, kan?” Salah satu penonton di sampingnya sudah bertanya. Yang Gista berikan hanya kerutan kebingungan.

“Iya, kenapa?” balas Gista.

“Kenalin,” Cowok itu mengulurkan tangannya. “Gue Rangga, kita satu sekolah di Bannister.”

Gista masih belum mengenalinya. Ratusan cowok ada di sekolah dan mungkin saja cowok ini memang bersekolah di Bannister, tetapi dari mana dia tahu Gista?

Prequel Sweet Revenge: High School SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang