4. Masalah

34 4 0
                                    

"Hari ini dan besok status kamu masih lajang, tapi lusa status kamu berubah jadi istri saya."


Seorang pemuda dengan setelan jas formal itu tengah sibuk memainkan jari-jemarinya diatas keyboard laptop dengan lincahnya.
Sesekali ia menghembuskan nafasnya lelah karena sudah seharian ini ia berkutat dengan laptop tanpa henti-henti nya. Padahal semua karyawannya sudah pulang kerumah masing-masing karena jam kerja sudah usai kecuali dirinya.

Beberapa menit yang lalu ia mendapat telfon dan spam chat dari Bunda nya agar segera pulang, namun urung ia lakukan karena pekerjaan yang mengharuskan dirinya tetap berada di kantor sekarang.

"Alhamdulillah..." gumamnya lelah.

Akhirnya sekarang ia bisa bernafas lega karena pekerjaannya sudah selesai meskipun begitu menguras otak dan tenaganya. Tapi ia bersyukur karena masih bisa bekerja dengan seluruh anggota tubuh nya yang masih terbilang sempurna itu, karena banyak di luaran sana orang yang memiliki tubuh sempurna namun tidak melakukan apapun atau yang lebih parahnya lagi mengemis dijalanan. Naudzubillah...

Setelah membereskan barang-barangnya, pemuda itu pun beranjak pergi dari ruang kerja nya menuju parkiran, melajukan mobilnya membelah jalanan kota Jakarta yang bisa dibilang tidak terlalu padat karena hari semakin malam.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya ia sampai di sebuah rumah yang sudah dikirimkan alamatnya oleh Bunda nya dari beberapa jam yang lalu.

Saat turun dari mobil, ia sedikit tertegun menatap halaman depan rumah itu. Disana tidak banyak tanaman bunga seperti yang ada dirumah kedua orang tuanya memang, namun tumbuhan hijau yang tertata rapi dan beberapa pohon dengan daun yang rindang begitu menyejukkan mata siapa saja yang memandangnya.

Penghuni rumah ini memang pandai menata tanaman pikirnya.

Setelah itu ia pun masuk kedalam rumah itu melalui pintu besar yang sudah terbuka dengan lebar.
Sebuah salam pun tak lupa ia ucapkan saat masuk kedalam rumah itu.

Bertepatan dengan itu, kedua matanya tidak sengaja menangkap sosok mata coklat yang tengah menatap kearahnya dengan dahi mengerut tipis. Walaupun jaraknya terbilang cukup jauh, tapi mata nya masih bisa menangkap gelagat kaget sekaligus bingung dari tatapan kedua bola mata coklat itu.

* * *


"Assalamualaikum..."

Terdengar sebuah suara bass yang menggema di ruang tengah, bertepatan dengan itu Ariel dan Arga baru saja melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Abi dan tamunya berada.

Matanya terpaku pada sosok asing yang juga kini tengah menatap ke arahnya.

Tidak!

Bukan asing!

Dirinya pernah melihat pemuda itu sekali, tapi dimana?
Ariel mengernyitkan dahinya sembari berpikir keras hingga ia ingat kapan dan dimana ia melihat pemuda itu.

"Darren, akhirnya kamu sampai juga. Bunda sama Ayah nungguin loh daritadi, nggak enak sama om Hari" omel Vega walaupun dengan nada yang dibuat lembut serta penuh candaan, tapi mereka tahu wanita itu sedang kesal sekarang.

Darren Sarfaraz Aldebaran. Putra semata wayang dari pasangan Sony dan Vega Aldebaran. Pemuda yang kini genap berusia 27 tahun itu kini mengalihkan pandangannya pada sosok Bunda nya yang sedang mengomel.

Ia merasa bersalah pada mereka karena tidak bisa menepati janji untuk datang tepat waktu.

Pemuda itu menghampiri kedua orang tuanya untuk mencium punggung tangannya, kemudian beralih pada Hari dan melakukan hal yang serupa.

Ariel [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang