Jam telah menujukan pukul tengah malam. Rumah yang tadinya ramai jadi sepi karena Awan dan Nick telah pergi, yang ada sekarang hanyalah keluarga gue yang pada istirahat.
Gue yang saat ini sedang tidak bisa tidur memutuskan untuk menonton beberapa anime terbaru. Isinya soal romance semua.
Gue yang sudah nonton 12 episode memutuskan untuk beristirahat sejenak, sembari mengisi cangkir kosong gue dengan kopi hangat, dari dapur.
"Eh, Nia? Lu belum tidur? Awas loh Kak Bim aduin kenyokap," ujar Kak Bim tiba-tiba mengejutkan gue.
"Ngancem, nih?" tanya gue balik.
"Enggak, cuman laporan," jawab Kak Bim sambil ketawa cekikikan.
"Sudahlah, Nia mau balik ke kamar. Awas loh nanti ada yang datang, nemenin, Kak Bim," ucap gue sambil nakut-nakutin dia yang ditanggapi dengan tawa lepas.
Gue mendecak kesal dan meninggalkannya yang masih ketawa cekikikan seperti Mba Kunti sedang keselek durian utuh.
Kopi yang gue bawa langsung gue habisin di satu tempat, namun gue tetap enggak bisa tidur. Dengan jengah gue hempasin badan yang lelah ini di atas kasur yang nyaman.
"Kenapa Nick tadi harus nolongin gue kayak gitu yah?" ucap gue sembari memegangi jidat yang diplester.
Setelah gue ingat-ingat lagi, gue kelupaan suatu hal. Besok ulangan dan gue lupa belajar karena asik main sama anak-anak tadi!
Dengan tergesa-gesa gue lompat dari atas kasur dan mengambil buku paket matematika, beberapa kali gue bolak balik bab matriks tapi tetap aja gue kurang paham, dan akhirnya youtube menjadi jalan tengah.
Selama semalaman, waktu gue tersita hanya untuk mengulang pelajaran matematika. Akibatnya gue keluar kamar paling awal ketimbang orang-orang rumah.
Dengan keadaan setengah sadar, setengah enggak gue melangkah menyusuri tangga menuju dapur, hanya untuk mendapat segelas kopi hitam pahit yang menyegarkan.
"Nia? Lu udah bangun? Tumben banget, hoamm, ini masih jam 4 pagi loh," ucap kakak gue diselingi dengan uapan lebar.
"Terpaksalah," jawab gue ketus.
"Gimana kalau lu ikut gue aja? Gue mau joging, siapa tahukan lu jadi enggak ngantuk lagi," ujar Kak Bim sambil menarik resleting jaketnya yang terbuka.
"Enggak mau, pasti capek," jawab gue dengan malas dan kemudian menyusuri tangga ke kamar.
Dengan mata sulit di buka, gue hempasin tubuh di atas kasur dan dalam hitungan detik saja gue udah tertidur.
"NIA BANGUN!!" Teriak seseorang mengejutkan gue.
"Ya rabb, siapa sih!" Gue bangun dan menoleh ke samping ranjang gue.
Dengan manisnya Awan berkacak pinggang dengan jaket merah maroon yang dikenakannya. Awan ngeliatin gue dengan kesal dan kemudian nunjukin jam tangannya.
"Apa sudah jam 8!! Mati gue!" Gue langsung loncat dari atas kasur dan melepas kancing piyama gue, hingga Awan menghentikan gue yang lagi kalang kabut.
"Gue masih ada di sini," ucapnya sambil megang tangan gue yang lagi ngelepas kancing di bagian atas.
"Bedebah!!" Gue nampar dia dan nendang dia keluar dari kamar gue.
Selama beberapa menit gue sudah siap. Ketika keluar dari kamar gue dapati Awan yang tengah memainkan ponselnya.
"Lu ngapain masih di sini," tanya gue setelah mengambil 10 langkah ke belakang gue.
Awan ngeliatin gue yang udah siap dan tiba-tiba saja wajahnya memerah. Gue ikutan malu gara-gara dia.
"Ayo cepat berangkat sama gue." Awan narik tangan gue dan kami berdua pun berlari-lari kecil menuruni tangga.
"Tan, Om, Kak Bim kami berangkat dulu," ucap Awan yang telah berada di ambang pintu.
"Iya, jagain adik gue loh, Wan, " sahut kakak gue disertai dengan gelak tawa nyokap plus bokap.
Gue cuman bisa mendam malu di hati dan kemudian naik ke boncengan motor Awan. Awan nyerahin helm ke gue dan bilang ini wajib.
Helm bewarna hitam telah tersemat manis di kepala Awan, dan kami pun meluncur ke sekolah.
☘☘Holaaa jangan lupa vomentnya( kalau baca_-) yah😉 karena tulisan ini jauh dari kesan baik.🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Talk [TAMAT/BELUM REVISI]
NonfiksiKehidupan gue jadi kacau, karena lu buat plot cerita gue berantakan!!