|1|

1.4K 49 7
                                    

01

"Dokter! percobaan no 0211 sudah mulai siuman"

     Suara bergema menerpa sebuah ruangan yang kira-kira memiliki luas 3x3 meter. Ruangan yang memiliki penerangan remang, dan dinding yang lembab, lantainya pualam. Ruangan itu terlihat seperti sebuah sel tahanan karena di ruangan hanya terdapat dua furniture dan satu lampu yang tidak berfungsi dengan baik.

     Furniture pertama adalah sebuah nakas yang matrasnya keras dan berdebu. Nakas itu ditiduri oleh seorang lelaki dengan kedua tangannya yang terborgol ke besi yang ada di nakas. Furniture kedua adalah kursi kayu tua yang diduduki oleh seorang dokter yang mengenakan jas putih. Dokter itu memerhatikan sekaligus memeriksa lelaki yang baru saja terbangun dari mimpi panjangnya.

     "Selamat pagi." Dokter itu tersenyum, memulai percakapan. "Perkenalkan, nama saya Cha Eun Woo. Panggil saja Eunwoo. Saya adalah dokter disini." Kemudian ia mengambil papan kayu yang sedari tadi dibawa oleh perawat.

     "Namamu, Park Chanyeol?" Eunwoo bertanya, sambil menulis sesuatu pada kertas yang dijepit pada papan kayu. Lelaki di hadapannya mengangguk namun alisnya mengkerut seiring banyaknya pertanyaan yang muncul di dalam otaknya. Lelaki itu menatap dokter dengan heran.

     "Tangan saya kenapa di borgol dok?" Tanya Chanyeol.

     "Tangan anda di borgol karena anda memberontak, takut disuntik."

     Eunwoo tertawa sedikit dan Kembali memeriksa keadaan Chanyeol. Chanyeol sendiri mengalihkan pandangannya dari Eunwoo karena tidak bisa menahan rasa malu dan berusaha mengingat sesuatu. Menurutnya jawaban dari Eunwoo bukanlah jawaban yang memenuhi ekspetasinya. Chanyeol hanya menatap matras berdebu itu sepanjang pemeriksaan yang dilakukan oleh Eunwoo. Sesekali Chanyeol mengintip dan terpesona dengan keahlian Eunwoo saat memeriksanya.

"Aduh malu-maluin banget kalo gue takut disuntik"—Chanyeol

     Eunwoo melanjutkan pembicaraannya tentang kesehatan Chanyeol. Ia memberi secarik kertas yang terjepit pada papan kayu, lalu menjelaskan keseluruhan dari apa yang telah ia periksa dari Chanyeol. Chanyeol menurut dan mendengarkan perkataan Eunwoo.

     "Anda bisa pulang hari ini. Obat yang saya berikan jangan sampai lupa diminum."

     Eunwoo tersenyum sambil memberikan penghormatan sebagai dokter kepada pasien. Ia meninggalkan ruangan itu bersama perawat-perawatnya. Chanyeol diberikan satu robot pemandu oleh perawat supaya Ia bisa tahu arah pintu keluar. Sebelumnya, Chanyeol sangat bingung dan menganggap itu adalah alien namun akhirnya seorang perawat mengajari Chanyeol cara memakai robot pemandu itu.

     "Hey, Apakah ada kamar mandi disini?" Sambil merapihkan pakaian, Chanyeol mengetuk kepala robot hingga robot itu terpental sedikit.

     "Ada tuan, Anda bisa mengambil arah berikut untuk menuju ke kamar mandi."

     Kepala robot itu menunjukkan sebuah peta dari ruangan Chanyeol menuju ke kamar mandi. Lagi-lagi Chanyeol terheran karena teknologi yang sangat canggih yang Ia saksikan. Bagai orang yang buta map, lelaki itu membaca peta berkali-kali hingga Ia hafal rutenya.

     Begitu terkesimanya Chanyeol ketika Ia keluar dari ruangan yang seperti tahanan sel itu. Di hadapannya terdapat lalu lintas padat antara perawat dan dokter di lorong yang sangat luas, Dinding yang tinggi, lantai marmer bermotif hitam dan putih, hingga lampu chandelier di atap bagai bangunan kerajaan Disney. berbeda sekali dengan ruangan yang Ia tempati. Bahkan Chanyeol menoleh kembali ke belakang untuk memastikan bahwa tempat yang Ia pijak adalah tempat yang sama.

Yeux Brillants  [chanrosé]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang