|9|

179 22 2
                                    

*semoga ga bingung sama alurnya karena ini bolak balik. Di cerita ini juga gonta ganti pandangan karakter.





"D-dimana aku?"

Wanita bersurai panjang itu melihat sekeliling. Kedua tangan dan kakinya masih diikat. Kali ini tempatnya terlihat lebih menyeramkan.

"Apa aku akan dihukum lagi?"

Wanita itu melihat kuku jarinya yang sudah mengeluarkan darah berkali-kali. Saking seringnya, ia sudah tak bisa merasakan sakit. Semuanya sudah menjadi satu.

Rosé melihat dua pria dengan senjata didepannya sedang bersiap menyambut seseorang. Mereka mengumpat dibalik tembok didekat pintu masuk.

Rosé mengambil kesempatan ini untuk berusaha memotong tali yang sudah mengikatnya berhari-hari, dengan silet yang ia curi di suatu tempat.

"Ahh."

Rosé menyerngit dalam hati. Perutnya kembali sakit. Mungkin ini sudah ke 5 kali perut mungilnya memberi sinyal.

"Belum, ini belum saatnya."

Hidungnya juga mulai mengeluarkan darah segar, membuat dua lelaki didepannya sedikit kaget dan khawatir. Lalu mereka asik dalam obrolan mereka.

"Hei bagaimana dengan wanita itu? Dia mimisan kembali." Ujar salah satu lelaki berbadan bongsor.

"Bagaimana jika langsung kita bunuh?"

"Hey apa kau gila Jeno?!"

"Bangchan, kau tahu aku tak suka di atur apalagi sama Jaehyun si brengsek itu."

"Lee Jeno!"


DORR!!


"Apa-apaan ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa-apaan ini?"

Chanyeol memijat pelipisnya, otaknya benar-benar berputar saat ini. Hanya selangkah lagi ia sampai di tempat yang ditunjukkan oleh GPS mobilnya. Tetapi tiba-tiba Lisa yang setahu Chanyeol adalah sahabat dekatnya Rosé, mengirimkannya pesan seperti itu.

Setelah Chanyeol membeli handphone baru, kebetulan saja ia bartemu dengan Lisa. Wanita berponi itu terlihat sangat khawatir dan menanyakan keadaan Rosé. Karena itu ia memberikan nomornya pada Chanyeol.

Saat ini, Chanyeol hanya punya 2 kontak, Jihoon dan Lisa.

Hampir beberapa menit Chanyeol memilih keputusan yang tepat. Kali ini ia mengandalkan instingnya kembali.

"Jihoon, pergi ke kafé nya Lisa!"

Tak memedulikan balasan Jihoon, Chanyeol membuka sebuah koper dan langsung mengambil double desert eagle. Walaupun Chanyeol tak pernah memegang senjata asli, namun ia sudah mendapat ilmu berkat game PUBG dan kawan kawannya.

Yeux Brillants  [chanrosé]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang