"Aku di simpang empat. Lekas. Terik benar siang ini!" kirimku.
Sekian menit berlalu, di atas sepeda motor kau lambatkan laju. Kau turun di hadapanku dengan segaris senyum penyamar kaku.
Kau buka tas sekolah dari punggung berbalut rasa canggung. Mencari-cari kepentingan kita siang ini."Bungkusnya kurusak. Karena aku mau ambil punyaku," katamu.
Kuterima buku bersampul kuning cerah dari jemarimu.
"Selamat mencinta dengan buku ini. Barangkali kau memang perlu membaca tentang getir kehidupan. Jangan melulu tentang romansa manis. Sudah basi, tau!"
"Demikian denganmu. Terima kasih."
"Kembali."
Seusai sepotong dialog itu, kita berbalik arah. Aku membawa pulang kau dalam semoga. Sedang kau tak membawa pulang apa-apa.
(2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekerat Rasa
PoetryPerihal bagaimana aku dan kamu memulai, membuai, membadai, hingga mengusai.