Chapter 4. Wendy and Piece of Her Story

505 98 3
                                    

Na Wendy.

Atau lebih tepatnya Nakamoto Wendy, perempuan dua puluh empat tahun, punya banyak cerita rumit nan klasik dalam hidupnya.

Wendy, Hanyalah perempuan muda biasa yang juga ingin memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Namun, sang pencipta nampaknya punya dendam besar padanya sehingga perempuan ini, tak dibiarkan untuk bisa mencicipi rasa bahagia.

Rupanya, di kehidupan sebelumnya Wendy, hidup sebagai orang jahat sehingga Tuhan menghukumnya di kehidupan barunya. Wendy dengan segala pengalaman pahit dalam hidupnya mencoba untuk tetap bertahan, meski raga kadang tak kuasa.

Lewat Symphony of Sorrowful Song karya Henryk Gorecki, kenangan itu kembali menghampiri pikirnya.

14 tahun yang lalu...

Wendy kecil terduduk dengan keadaan lusuh di sudut stasiun kereta, pakaian yang sebelumnya bersih kini sudah kotor terkena debu. Rambut panjang yang sebelumnya tertata rapi kini telah berantakan. Boneka penguin yang terus menemaninya juga nampak lusuh dan ternoda.

Wendy kecil, yang kehilangan sandaran hidupnya itu masih terus menunggu dengan harapan bisa bertemu dengan sosok yang ia sebut sebagai "Eomma" itu. Tanpa perduli teriknya panas matahari di siang hari dan dinginnya hawa malam.

Waktu terus berlalu melebihi satu minggu lamanya, namun nampaknya sosok yang di tunggu tak kunjung kembali. Dari situ, Wendy kecil barulah menyadari bahwa ia ditinggalkan dan tidak diinginkan.

Wendy yang tak punya rumah untuk berdiam dan tak punya keluarga untuk di sayang berakhir hidup di jalanan. Tidur beralaskan ubin, berselimutkan hawa dingin, Menelan makanan dan minuman bekas sisa.

Nampak begitu naas takdirnya, hingga Wendy kecil bertemu dengan sosok pria yang mengulurkan tangan padanya, dan memberikan pelukan hangat ketika tubuhnya mulai ringkih kesakitan.

Pria yang mengenalkan dirinya sebagai Tn. Nakamoto. Pria setengah baya yang membawanya kedalam kehangatan yang disebut dengan keluarga.

***

Ketika untuk pertama kalinya masuk ke dalam keluarga Nakamoto, Wendy masih nampak ragu untuk bersua. Wendy kecil nampak bersembunyi dibalik dua kaki jenjang milik Tn. Nakamoto sambil mencuri-curi pandang ke arah depan.

Menatap sosok perempuan setengah baya, yang nampak menatap hangat pada Wendy, dengan senyum indah miliknya. Senyum yang berikutnya menjadi hal terfavorit untuk Wendy lihat.

"Kemarilah. Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu," ujar perempuan setengah baya itu sambil merentangkan tangannya, hendak menyambut Wendy.

Wendy yang masih nampak ragu, mengumpulkan keberaniannya untuk mendekat pada perempuan setengah baya itu. Yang Wendy lihat, Senyuman perempuan itu semakin mengembang ketika Wendy mau menghampirinya.

Tepat ketika keduanya berhadapan, tangan lembut milik Ny. Nakamoto itu mengelus pipi Wendy pelan.

"Dimana kau menemukannya?" Tanya Ny. Nakamoto pada suaminya tanpa melepaskan tatapan ibanya pada Wendy.

"Aku menemukannya di Stasiun Kereta. Aku sudah melihatnya selama empat hari belakangan berturut-turut ketika pulang bekerja. Nampaknya ia ditinggalkan oleh ibunya,"

Mendengar jawaban suaminya, Ny. Nakamoto semakin iba. Hatinya merasa sesak kala mendengar bahwasanya ada seorang ibu yang tega meninggalkan putrinya sendirian.

"Hei, gadis manis siapa namamu?" Tanya Ny. Nakamoto pada Wendy.

Jika ditanya perihal nama, rasanya Wendy kecil telah lupa siapa dirinya. Ia nampak enggan untuk menjawab.

ECCEDENTESIAST • WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang