Prolog

1.4K 150 20
                                    

Setiap jiwa memuat kegelisahannya masing-masing. Apakah semua kegelisahan itu akan terjawab?

Tentu saja tidak.

Sebab yang terpenting bukan jawabannya, melainkan cara kita mencari jawabannya.

(Quote From: A. Pradipta (@pradipta19) dalam Webtoon Diner With Philosophy)

***

Wendy tengah tertidur tak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendy tengah tertidur tak tenang. Dadanya nampak naik turun, seirama dengan hembusan napasnya yang cepat. Peluh dingin keluar, cukup mampu membasahi pelipis dari paras cantiknya. Dalam tidurnya, Wendy tengah bermimpi. Kilasan masa lalu kelam yang terus berputar layaknya rol film menghampiri bunga tidurnya.

Wendy tak yakin, kata bunga akan cocok dengan isi mimpinya. Sebab, mimpi itu begitu menakutkan untuk kembali diingat bahkan dalam mimpinya. Mimpi tentang bagaimana kedua tangannya berlumuran darah. Wajah Yuta yang pias, serta derai air mata Jeno yang ketakutan di sudut kamar yang menjadi latar tempat kejadian mengenaskan. Serta dua tubuh yang terbaring tak bernyawa di lantai dengan bersimbah darah.

Wendy terlonjak kaget. Seketika ia membuka mata dan bangkit dari tidurnya kala suara alarm dari jam digital yang berada di atas nakas samping ranjang tempat tidurnya itu berbunyi nyaring. Wendy melirik kearah Jam digital itu sejenak, sebelum akhirnya menghela nafas berat seraya mengusap wajahnya. Setidaknya, ia merasa cukup tenang ketika suara nyaring yang dikeluarkan dari benda berbentuk balok panjang itu menarik paksa dirinya dari mimpi menakutkannya.

Wendy beranjak dari posisinya untuk pergi ke kamar mandi. Ia ingin menyegarkan dirinya dengan membasuh wajahnya, berusaha mencari ketenangan. Usai membasuh wajahnya, Wendy menatap pantulan dirinya dari cermin yang berada di atas wetafel kamar mandinya. Menatap wajahnya dengan perasaan hampa.

Kau tak sepantasnya hidup, Wendy. Karena duniapun bahkan menolak kehadiranmu.

***

Hiruk pikuk jalanan ketika petang telah menyapa, akan begitu sibuk baik dari berbagai alat transportasi umum bahkan milik pribadi ataupun dari segi manusianya sendiri. Akibatnya, Wendy terjebak di stasiun kereta bawah tanah bersama dengan ratusan penumpang lain yang menunggu kedatangan kereta tujuan mereka masing-masing.

Wendy telah berdiri disana hampir 20 menit lamanya. Wendy melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, menghitung berapa lama yang bisa ia dapatkan untuk pergi ke toilet sebentar. Hanya tinggal 5 menit lagi sebelum kedatangan kereta menuju kawasan tempat tinggalnya.

Wendy pun segera memanfaatkan waktu yang tersisa untuk pergi ke toilet. Seusainya, Wendy yang hendak kembali ke blok tempat tunggu keretanya, menghentikan langkahnya kala mendengar isakan tangis dari balik tiang beton penopang stasiun. Dari sudut tempat ia berdiri, ia mendapati sosok gadis kecil yang Wendy tebak berusia 7 tahun duduk berjongkok disana dengan memeluk boneka beruang Teddy tengah berderai air mata.

ECCEDENTESIAST • WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang