Assalamualaikum....
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Srek.. srek.... Srek...
Byur... Byur... Byur....
Kurang lebih begitulah suaranya. Sekarang tiga sejoli itu sedang membersihkan kamar mandi. Ya memang sebenarnya hanya Aisyah yang mendapat hukuman dari ustadzah tapi karena kesoid-an mereka ditambah ucapan Nisa di part sebelumnya. Jadilah mereka membersihkan kamar mandi secara berjamaah.
Setelah sekian lama mereka berperang dengan sikat wc, sabun dan gayung sekarang mereka sedang berjongkok di depan kamar mandi.
"Hadehh capeknya😥" ucap Nisa sambil menyandarkan tubuhnya di bahu Haura.
"Emang cuma anti doang yang capek, ana juga capek tau" jawab Haura sambil sedikit mendorong tubuh Nisa agar tak bersandar di tubuhnya.
"Ekhem.. siapa juga yang nyuruh ngerjain ana kan jadi kalian juga yang capek" timpal Aisyah tiba-tiba.
"Ya elahh kan udah minta maaf juga. Masih aja dibahas😪" timpal Nisa kesal.
"Lah siapa dulu yang mulai, coba aja kalo tadi kamu bangunin ana pasti kita nggak akan kecapekan kayak gini" timpal Aisyah tak kalah kesal.
"Udah-udah nggak usah pada ribut, mendingan kita siap-siap mandi terus ke masjid aja deh, daripada kita telat terus di iqob (hukum) lagi sama ustadzah" sambung Haura.
Dan benar saja setelah Haura berkata begitu mereka bersiap-siap untuk pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Dan sepertinya akan ada pengumuman karena akhwat yang sedang halangan pun disuruh berkumpul di masjid.
____________Di masjid
Setelah selesai sholat Maghrib ada seseorang yang naik ke ats mimbar yang tak lain lagi adalah mudir (pimpinan pesantren/ kepala sekolah) naik ke atas mimbar.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" ucapnya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu" jawab jamaah kompak.
"Kaifa haluk? (bagaimana kabarnya)" tanya nya.
"Alhamdulillah, ini bikhair (kami baik), wa kaifa bikum ya ustadz? (dan bagaimana kabar ustadz)" tanya sebagian jamaah senior.
Dan tentu saja yang jamaah junior alias santri baru hanya celingukan tak mengerti apa yang ditanyakan sang ustadz.
"Alhamdulillah, ana bikhair (saya baik)" jawab mudir sambil sedikit terkekeh karena melihat santri barunya yang celingukan seakan tak mengerti apa yang dia ucapkan.
"Bismillahirrahmanirrahim, berdirinya ustadz disini sebagai perwakilan dari para ustadz dan ustadzah untuk menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat bergabung di pesantren as-syifa ini. Ya walaupun sebenarnya sebagian dari kalian sudah ada yang sepekan disini tapi tidak ada salahnya kalau ustadz menyambut kalian walaupun terlambat."
"Ustadz harap kalian krasan di sini dan terus membanggakan nama pesantren ini dengan tetap menjunjung tinggi nilai agama. Ustadz yakin selama kurang lebih sepekan disini kalian pasti rindu dengan rumah kalian terutama ayah dan ibu kan?" Tanyanya.
"Na'am ustadz" ucap mereka kompak.
"Baiklah,Tapi kalian harus tetap tekun dalam mencari ilmu di sini karena orang tua kalian telah mempercayakan kalian hampir sepenuhnya kepada pengurus pesantren. Jadi banggakanlah kedua orang tua kalian selama kalian disini entah itu urusan dunia maupun urusan mereka"
Sudah dipastikan ada beberapa santriwati yang menangis mendengar ucapan mudir tadi. Entah karena rindu dengan orang tua atau lainnya. Tidak terkecuali Nisa yang sudah menangis sesenggukan di pelukan Haura.
"Udah Nis jangan nangis terus, kalo kamu kangen sama orang tua kamu kan sebulan sekali kita dibolehin dijenguk" ucap Aisyah menenangkan.
"Kalian nggak akan tau apa yang ana rasain" timpal Nisa sambil mengusap air matanya.
"Apa yang kamu rasain Nis? Ceritalah sama kita, kita kan sahabat" ucap Haura.
"Sebenarnya... Ana itu udah nggak punya orang tua" ujar Nisa sambil mengusap air mata yang terus menetes.
"Innalilahi, alafu Nis kita nggak tau" timpal Aisyah terkejut.
" Ikhlasin ya Nis, mungkin Allah lebih sayang sama orang tua kamu" ujar Haura.
"Insyaallah ana sudah ikhlas kok" ujar Nisa sambil sedikit tersenyum.
"Udahan yuk nangis-nangisnya, jadi batal nih wudhu nya?"
"Hah? Kok cuma nangis aja batal wudhu nya?" Tanya Haura heran.
"Ya masalahnya punyaku yang keluar nggak cuma air mata doang tapi gasnya juga ikutan keluar" ujar Aisyah dengan polosnya.
"Hahaha" Haura dan Nisa pun tertawa karena kepolosannya Aisyah.
"Iihh ana beneran! Ayukk temenin" rengek Aisyah.
"Idihh nggak mau ah, pengumuman nya aja belum ditutup sama ustadz, masa main kabur aja?" Ujar Haura.
"Mungkin hanya ini yang dapat ustadz sampaikan dan satu lagi mulai besok pagi kalian sudah melaksanakan kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas masing-masing seperti biasa. Dan ingat tetap memakai bahasa wajib selama di area yang sudah ditetapkan. Dan untuk santri yang baru kalian masih diberi keringanan dalam berbahasa sehari-hari tapi kalian harus tetap berusaha belajar agar bisa bukan malah malas-malasan. Yumkin kafaitunamini, Syukron ala ihtimamingkum. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu" ucap jamaah kompak.
Dan tak lama kemudian adzan isya berkumandang, para jamaah pun merapatkan shaf nya.
Bersambung...
______________
Afwan kalau banyak typo 😇
Jazakumullah khairan🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Santri
AléatoireKisah seorang muslimah yang menuruti keinginan kedua orangtuanya menuju sampai sekolah di pesantren... Hingga datang seseorang yang membuatnya kesal dan mengganggu proses hijrahnya.. Akankah dia Istiqomah dalam proses hijrahnya ???