Bagian Dua : Jadian

15 2 0
                                        

"Rasa ini menyiksaku,
menyiksa setengah mati
Kadang ingin ku akhiri ini
Sampai disini
Tak terbayang apa jadinya
Jika nanti kamu bahagia
Tapi bukan bersama diriku
Ini kiamat kecil bagiku"

✿✿✿

🎶Aldy Maldini - Kiamat Kecil Hatiku

***


Pukul delapan malam, Delisha sudah menunggu Danish satu jam yang lalu. Hingga ia bosan akhirnya mencatat terlebih dahulu karena orang yang ditunggu tak kunjung datang. Karena moodnya malam ini malas melakukan apapun kecuali mencatat. Anak yang rajin bukan ^^

Adzan isya sudah berkumandang sejak beberapa menit yang lalu Delisha bersiap pergi sholat. Pria yang ditunggu sedari tadi masih belum datang juga.
Jam masih terus berjalan hingga akhirnya delisha telah menyelesaikan empat lembar catatan yang ia fotokopi bersama Iqbaal tadi siang.

Terlalu lelah menunggu. Kini ia beralih ke kasur king size miliknya, melanjutkan novel bacaanya yang sempat tertunda.

***

Bel berbunyi, Rike yang tengah mencuci piring segera pergi ke arah depan. Menuju ruang tamu. Ia sedikit penasaran siapa yang berkunjung saat bulan sudah mulai meninggi.

Cllekk

Pintu terbuka nampak seorang laki-laki yang tak asing baginya dan membawa dua kantong yang berisi kotak donat.

"Oh nak Danish, mau belajar ya? Yuk masuk. Delisha udah nungguin dari tadi" Rike memastikan apa yang dikatakan oleh putrinya saat makan malam tadi.

"Iya bun, maaf tadi Danish lagi ada urusan makanya telat banget. Nih Donat buat bunda sama om" Iqbaal tersenyum dan segera masuk ke dalam rumah yang cukup besar tapi tak kalah besar dengan rumah miliknya. Wajar ajasih Papa sseorang iqbaal itu pejabat tinggi di suatu perusahaan negara.

"Duh makasih ya nak, lain kali ga usah repot-repot. Langsung aja ke atas kayaknya El belum tidur" Seraya tersenyum Rike pergi ke arah dapur melanjutkan aktivitasnya kembali.

Dengan langkah terburu Iqbaal berjalan menuju kamar sahabatnya. Sahabat yang selalu ada disaat Iqbaal butuh.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, paket mbak"

"Waalaikumsalam, ga di kunci" Delisha sedikit berteriak dan melanjutkan bacaannya ia tau itu pasti Danish. Tidak biasanya seorang Danish itu ngaret.

Cleekk..

Pintu terbuka. Terlihat Delisha yang sedang duduk santai dia atas kasur seraya membaca novel. Iqbaal berjalan memasuki kamar unik Delisha. Terlihat ada beberapa hiasan Doraemon. Anak ini benar-benar maniac dengan Kartun robot kucing biru tersebut.

"Wah mak ku sayang udah stay aja di kasur, ayok nulis. Nih anak mu yang ganteng beli cemilan. Sini duduk" ajak Danish sambil mengeluarkan buku dan pena. Sekilas ia melihat buku diatas meja Delisha Danish membaca dan membukanya sekilas.

"Udah kelar? Kok duluan?" tanya Danish mengintimidasi ke arah Delisha.

Pertanyaan macam apa itu unfaedah sekali. Jelas lah kalau ia telah selesai. Delisha menunggu dari habis maghrib dan sekarang sudah hampir jam sembilan malam.

Selama Danish belum datang banyak hal yang sudah Delisha lakukan, dari sholat maghrib, makan malam, sholat isya, mencatat, dan terakhir baca novel. Itukan butuh waktu yang lebih dari satu jam.

"Tadi gabut, takut lo ga jadi datang. Ya gue kerjain aja sendiri biar lo liat yang gue" jawab Delisha malas kini ia telah berhadapan dengan Danish menutup novel bacaannya

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang