Empat hari kemudian, Gun sudah mengurus surat cerainya dan dia hanya membutuhkan tanda tangan dari Off, maka semuanya akan berakhir. Dia akan menemui Off malam nanti saat Off sudah pulang dari kantornya.
Siang ini Gun meminjam laptop Tay yang sedang pergi keluar untuk melakukan beberapa pemotretan. Gun meminjam laptop Tay untuk membuka aplikasi chatting miliknya, karena saat keluar dari rumahnya, Gun tak membawa apapun selain luka yang ia terima. Tay beberapa kali menawarkan untuk membelikan handphone baru untuknya, namun ia menolak. Tay sudah sangat baik membiarkan dirinya menumpang di apartementnya, dia tak ingin merepotkan Tay lagi.
Saat matanya sibuk memeriksa beberapa pesan yang masuk di aplikasi chattingnya, dari 200 notifikasi yang masuk, 160 terdiri dari panggilan dan pesan dari Off, Gun bingung bagaimana bisa Off mengirimkan pesan sangat banyak saat Gun mengingat dengan jelas ia menaruh handphonenya di meja makan saat mereka sarapan pagi itu, Off tidak bodoh untuk menyadari bahwa Gun tidak pernah membawa ponselnya. Gun membuka percakapannya dengan Off walau tau itu sama saja akan menambah sakit di hatinya, dia membaca perlahan pesan yang Off kirimkan, semuanya tentang meminta Gun kembali, memohon permintaan maaf dirinya dan betapa Off merindukannya. Gun yang merasa muak lalu menghapus semua percakapannya dengan Off. Dan kembali melihat beberapa pesan yang masuk, sampai dia membuka satu pesan masuk dari Alice yang diterimanya kemarin pagi.
From: Alice
Gun, Aku tak tau apa ini akan membuatmu kembali atau tidak. Tapi sungguh, Off sedang sakit. Demamnya belum turun juga dari 6 hari yang lalu. Dia terus mabuk-mabukan tanpa memikirkan kondisinya yang sedang sakit. Off membutuhkanmu, Gun. Kumohon, temuilah Off.
Saat selesai membaca pesan itu, Gun langsung menutup laptopnya, dan buru-buru bersiap diri untuk pulang. Dia sangat khawatir akan keadaan Off dan takut apabila sesuatu hal terjadi kepada diri Off. Maka dirinya dengan kalut bergagas pulang ke rumah dengan menggunakan taksi dan sampai 15 menit kemudian.
Gun seakan melupakan sejenak rasa sakit di hatinya. Rasa khawatir mendominasi dirinya saat ini.
Saat ia mulai memasuki rumahnya, ia hanya mendapatkan kondisi gelap dan kesunyian, dia segera menuju ke lantai atas kamarnya dan pemandangan pertamanya menangkap kamarnya yang begitu berantakkan dengan banyak botol alkohol berserakan di mana-mana, dan Off yang terduduk lemah memunggunginya dengan satu tangannya memegang botol alkohol.
Gun berjalan mendekati Off dengan satu tetes air mata berhasil lolos dari matanya. Ia tak menyangka akan melihat kondisi Off yang berantakan seperti ini.
"Kau bisa mati, Off." Suara Gun mengalun dengan pelan saat sudah berada di dekat lelaki yang terlihat sangat acak-acakan itu. Kantung mata terlihat sangat jelas di mata Off, bekas air mata yang terlihat belum mengering dan tubuh Off yang terlihat sangat tidak terurus.
Off yang mendengar suara yang ia sangat rindukan, terhenyak, mendongakkan kepalanya ke atas dan menemukan sosok yang ia rindukan benar-benar ada di hadapannya. Off mencoba untuk berdiri, berniat memeluk Gun, namun tubuh lemahnya tak kuat lagi untuk berdiri tegak, dan dengan sigap lelaki yang ia rindukan menangkap tubuh lemahnya dan membawa ia duduk di tepi ranjang.
"Akhirnya kau kembali, baby. Aku sangat merindukanmu." Off memeluk tubuh yang ia rindukan sangat erat. Tak ingin kembali melepas tubuh mungil itu dalam hidupnya. Gun hanya terdiam, menangis tanpa suara betapa sakit hatinya melihat kondisi suaminya yang seperti ini.
"Kau menbuatku kalut, Off. Tolong jangan seperti ini." Gun memohon.
"Jika keadaanku yang seperti ini bisa membuatmu kembali, aku akan terus kacau, baby." Off mulai terisak.
"..." Gun terdiam. Tak bisa menjawab perkataan Off. Dia hanya membiarkan Off menangis sambil memeluknya. Kedua tangannya bergerak tanpa ia sadari melingkar di pinggang Off, hal yang sudah lama tak pernah ia lakukan lagi. Ia membalas sentuhan suaminya, dan itu sukses membuat Off sangat bahagia dan meminta Tuhan untuk terus membuatnya dalam posisi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, Please
Fanfiction[Completed] Off ingin melanjutkan waktunya. Sedangkan, Gun terus berhenti pada waktunya. Off berusaha menghancurkan penghalang. Sedangkan, Gun terus membangun penghalang itu. Keduanya ada di waktu yang sama. Tetapi dengan hati yang berbeda. Bukan te...