Belakangan ini ada yang aneh. Atau hanya perasaanku saja?
Maksudku, lihatlah Lucas yang saat ini duduk disebelahku saat kami menonton televisi— belakangan ini kami sedikit senggang. Pemuda itu terus memainkan tanganku, entah apa alasannya? Sesekali dia meledek ukuran tanganku yang jelas sekali lebih kecil darinya, "Tiny." Menepuk-nepuk telapak tanganku, sesekali menggenggamnya, melepas genggamannya lalu menepuk-nepuk tanganku kembali.
"Tiny."
"Tiny."
"Tiny."
Lalu pemuda itu tersenyum-senyum tidak jelas padaku, kadang tampak malu. Kadang menampilkan seringaian jahilnya saat tahu aku tidak menolak ataupun menepisnya.
Maksudku... Mana mungkin aku bisa konsentrasi menonton kalau begini caranya?! Member lainpun seolah tidak terganggu oleh kelakuan Lucas. Bukan saat ini saja, melainkan Lucas mengekoriku kemanapun aku pergi.
Kemanapun, selama memungkinkan tentu saja. Ia pun kini tidak menjadi roommate Kun Ge lagi, melainkan sudah beberapa malam menginap di kamarku. Awalnya jantungku selalu ingin meloncat dari rongganya, saat pemuda itu selalu menumpang memasuki kamarku, dan tidur satu kasur denganku.
Meskipun kasurku besar tetap saja, rasanya jantungku berlari dari tempatnya, tahu!
Sekarang aku sudah lumayan, mencoba terbiasa. Ia betul-betul cuma tidur kok, setelah sebelumnya mengajakku bicara tentang hal-hal yang random. Apa saja. Kami membicarakan ini dan itu sampai salah satu dari kami tertidur di tengah pembicaraan saking lelahnya.
Biasanya aku yang tertidur lebih dulu sih.
Dan tidak dapat disangkal bahwa aku merasa nyaman dengannya, debaran-debaran yang terasa sangat menyenangkan.
Tapi, sekali lagi, aneh kan? Tiba-tiba ia bersikap seperti ini? Dan lagi, kadang-kadang ia memasang wajah aneh, atau seakan bingung, atau tidak nyaman mungkin?
Tapi kalau ia tidak nyaman, dia tidak akan melanjutkan hal-hal seperti ini kan? Aku melirik ke arah Lucas yang masih saja menepuk-nepuk telapak tanganku.
Ia membuatku berinisiatif membalikkan telapak tanganku, dan balas menggenggam tangannya. Mengunci telapak tangannya untuk tidak menepuk-nepuk telapak tanganku lagi. Sesaat, aku dapat melihat ia sedikit kaget karena aku yang menggenggam tangannya duluan, lalu kini ia tersenyum lebar, "Hehehe, Ten."
Aku lupa sejak kapan ia mulai memanggilku tanpa embel-embel hyung/gege. Mungkin karena ia kesulitan juga memutuskan memanggil hyung atau ge, jadi ia memanggilku dengan nama sekarang. Sementara itu, kegiatan Lucas kini beralih menusuk-nusuk pahaku dengan jari telunjuk tangan yang satunya, karena yang satunya kupegangi.
"Aku tidak fokus menonton," aku mendekat padanya, sedikit berbisik tidak ingin mengganggu yang lain.
"Filmnya jelek."
"Tapi aku mau nonton."
"Tapi filmnya jelek." Dia membalas, tidak mau kalah sembari menyenderkan kepalanya ke pundakku, "Bosaaan." gerutunya sembari meniup-niup ke arah telinga dan leherku.
"Kau bosan, karena tidak menonton dari awal, Xuxi. Sst. Diam dulu." Setelah kata-kataku itu, untuk beberapa lama tidak ada suara dari Lucas, tapi kepalanya terus-menerus bergerak di pundakku membuatku jadi melirik wajahnya yang tampak sangat besar karena jarak kami. Tanpa sadar aku berdehem pelan, membuat fokusnya yang tadinya ikut ke televisi, kini memerhatikanku.
"Aku mau jadi vampire."
"Tiba-tiba? Kukira kau bosan dan tidak nyaman, karena kau terus-terusan bergerak. Ternyata kau ikut menonton juga."