-lima-

67 32 6
                                    

Devarel amat sangat menyesal telah bertemu dengan perempuan tadi.

Gara-garanya,Devarel terlambat masuk kelas lalu mendapat kan hukuman.

Sialan!
Awas saja kalau bertemu lagi nanti, Devarel pastikan gadis yang menyebabkan Ia mendapat hukuman akan habis di tangannya.
Tidak peduli perempuan sekalipun, Devarel tak akan melepaskannya.
siapapun yang berani mengusiknya harus mendapat balasan.

Devarel kejam? memang.

Jahat?

Tak punya hati? yash! itulah Devarel.
tak peduli lawannya perempuan sekalipun.
Devarel tetap akan membalas siapapun yang mengusiknya.

Mood Devarel benar benar hancur untuk saat ini.

Bagaimana tidak? Devarel di hukum membersihkan toilet. beruntungnya hanya di lantai satu.

Tapi tak hanya itu, Ia juga di hukum memungut seluruh sampah di sekolah ini.

Ini semua gara gara cewek resek itu! sial, awas aja, tunggu pembalasan gue batin Devarel berbicara.

"Jijik banget anjir, ganteng ganteng kek gue jadi tukang bersihin toilet, bangsyul emang" Devarel terus saja menggerutu seperti itu.

Ia membanting gayung yang di pegangnya, Devarel benar benar ingin..ah sudahlah, intinya Devarel benci hukuman.

Selama hampir belasan tahun Ia sekolah, dari taman kanak kanak hingga menginjak kelas sebelas seperti sekarang ini, Devarel bahkan nyaris tidak pernah mendapat hukuman.

Baru kali ini Ia mendapat hukuman di sekolahnya, dan ini semua gara gara Cava.

"Bodo ah. mending gue ke kantin"

Setelah mencuci tangannya dan memastikan tangannya tidak bau toilet, Devarel segera meninggalkan toilet menuju ke kantin.

Sampai di kantin, Ia langsung mendudukan diri di tempat tongkrongan favorit anak anak Senapati, warung bang Juki.

Bang Juki itu orangnya asik, receh jadi banyak murid Senapati yang senang mendudukan dirinya di tempatnya saat istirahat ataupun saat membolos, ehh:v

Sampai disana Dev langsung di sambut oleh pemilik warung ter receh se antero Senapati, hahah lebay lu thor!

"Ehh mas bibir dateng"
Devarel yang mendengarnya lantas langsung menjawab dengan pertanyaan. "aelah kok mas bibir bang?"
"Mas dev mirip sih sama artis luar negeri yang dulu pernah piral itu mas, siapa teh jas, jas"

"Justin kali bang, Justin Bieber bukan bibir"
Bang Juki terkekeh mendengar jawaban salah seorang murid Senapati yang terkenal cuek itu.
"Dev pesen batagor satu bang. gak usah di kasih tahu, sama jus mangganya satu."

"Siap mas di tunggu ya"

Devarel memang terkenal cuek, tapi di balik itu semua Ia sebenarnya lelaki yang paling tidak suka melihat perempuan menangis, Ia peduli tetapi tidak terlalu menunjukkan kepedulian nya secara langsung.

Ia peduli. Ia care. Ia cerewet, tetapi hanya kepada orang terdekatnya saja.

Menunggu pesanannya tiba, ia memilih memainkan ponsel kesayangannya. bermain twitter.
Membaca semua tweetan orang orang di dunia maya. mata nya tak sengaja membaca salah satu cuitan twitter yang isinya kira kira seperti ini,

"Jangan terus terusan menutup hati, nanti lupa naroh kunci, malah jadi ga bisa kebuka selamanya"

Isinya memang sedikit lucu,namun kalimat di awalnya berhasil membuat seorang Devarel berpikir untuk saat ini. hingga tak lama pesanannya datang

"Hayoh mas Dev tong ngalamun wae mikirkeun awewe, kasambet jurig rek kumaha" Bang Juki berkata demikian sembari mengantarkan pesanan Devarel.

"Gak ngalamun bang, cuma lagi mikir aja tiba tiba ada yang menusuk di hati Dev" Jawab Devarel sambil mengaduk jus mangga pesanannya lalu meminumnya.

"Mas Dev teh budak jaman now pisan."
"Dev mah budak jaman baheula bang"
"Lamun Mas Dev jaman baheula,bang Juki naon atuh"

Keduanya terus saja bercanda seperti itu. lalu Devarel menjawab pertanyaan bang Juki tadi, "Jaman Purba bang" Ia benar benar tertawa kencang setelah mengatakan itu.
bang juki ingin rasanya menampol manusia di depannya itu, namun Ia tahan saja.
Ya begitulah kira kira jika siswa makan di tempat bang juki, banyak bercandaan disana.
ya pokoknya gitulah.

"Ya udah sok atuh di makan mas Dev, abang mau lanjutin kerjaan. bentar lagi rame istirahat kan." pamit bang Juki kepada Devarel.

Devarel melahap batagornya dengan segera. Ia sungguh lapar.

Kenapa waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru tadi Devarel di hukum karena terlambat masuk kelas.
bel istirahat sekarang sudah berbunyi saja.

Jangan ingat kan soal hukuman, Devarel memastikan hukuman tadi adalah untuk yang pertama dan terakhir yang ia dapatkan selama bertahun tahun duduk di bangku sekolah.

Mengingat soal hukuman, Devarel juga kembali teringat akan perempuan yang telah membuat dirinya mendapatkan hukuman.

Devarel benci gadis itu!










Mohon di maklumin jika masih banyak typo yang bertebar

REGRET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang