-enam-

70 29 6
                                    

Cava sedaritadi mendudukan dirinya di kios ketoprak.

tentu saja lapar.
apalagi tadi ia sempat beradu kejar dengan bu Fitri. itu cukup melelahkan.

Setiap ia melihat ke arah lututnya, ia merinding sendiri.

Luka yang kemarin belum kering, kini kembali terluka dan itu semua hanya karena satu cowok yang sama, Devarel.

Cava benci laki-laki itu.

Impas sudah, keduanya saling membenci. tentu nya ada alasan di balik itu semua.

Devarel membenci Cava karena perempuan itu telah membuat Devarel sial.

Dan Cava membenci lelaki itu karena tidak mau meminta maaf dan lepas tanggungjawab dengan apa yang telah di perbuatnya.

Lelaki macam apa Dev itu? tidak punya hati sekali.

"Neng, itu lututnya berdarah. aduh kenapa gak di obatin" ucap ibu penjual ketoprak.

cava hanya tersenyum simpul, "gak apa apa kok buk, lagian saya juga lupa bawa bawa obat merah" balasnya enteng.

"Kalo engga di obatin nanti infeksi neng. tunggu sebentar"
Ibu ibu itu lalu masuk ke bagian dalam kiosnya, mengambil sesuatu.

"Buk, tidak usah repot repot, saya jadi merasa tidak enak" kata Cava setelah mengetahui ibu  tadi mengambilkan obat merah dan plester untuknya.
"Gak apa apa neng, daripada luka kamu infeksi, ya sudah ini kamu obati sendiri ya ibu mau lanjut ngelayanin itu ada yang beli" Cava mengangguk lalu tersenyum, ibu penjual ketoprak itu baik sekali padahal mereka tidak saling mengenal.

Cava mengobati lukanya tadi lalu menutupnya dengan plester, setelahnya ia membereskan obat obatan tadi dan mengembalikan ke tempat asalnya.

"Ibu, makasih ya obatnya sama plesternya. Cava mau membayar sekalian bu" Katanya lalu mengeluarkan uang dari dompetnya.

"semua duapuluh ribu saja neng" Cava memberikan satu lembar uang berwarna biru kepada penjual ketoprak tersebut.

"Kembaliannya ambil aja bu"
Gadis itu menahan tangan ibu penjual ketoprak itu yang sedang mencarikan kembalian untuknya, lalu ibu itu menatap Cava penuh tanya. "Cava ikhlas bu, ya sudah Cava pamit" lalu Cava pun melangkahkan kakinya keluar dari kios ketoprak itu.

ibu tadi lalu menatap kepergian Cava dengan tatapan kagum.

"Sungguh jarang ada orang seperti gadis tadi, mudah mudahan kebaikkannya di balas oleh Allah"

***
Cavaletta, gadis belia berumur tujuh belas tahun itu sekarang sedang diselimuti rasa gelisah.

Dari tadi ia terus saja berdiri di sebuah halte, ia bingung harus kemana saat ini. berbolak balik kanan ke kiri memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Pulang? dia tak ingin keluarganya mengetahui sifat aslinya,bisa bisa papa ngamuk.

Kembali ke sekolah?
sungguh apa tidak ada jalan keluar lain selain sekolah dan rumah?

Tiba tiba terlintas sebuah ide.

MALL!
Ya, Cava pergi saja ke Mall, tidak akan ada orang yang melihatnya membolos dan tidak ada yang mengenalinya.

Tunggu, bagaimana dengan seragam?

biarkan Cava berpikir lagi.

Cardigan? Cava ingat, ia terkadang membawa barang itu ketika pergi dan menyimpannya di dalam tas.

"Untung bawa" Katanya senang seraya memakai cardigan tersebut untuk menutupi bet sekolahnya agar tak ada yang curiga jika ia membolos.

***
"Weitsss bro gua! kemane aje lo" Tiba tiba suara yang sudah Devarel kenal terdengar di telinganya, suara sahabat nya.

Ilham, yap sahabat Devarel sejak di masa putih biru.
Ilham itu orang nya kocak, berjiwa barbar, berbanding terbalik dengan Devarel yang dingin dan terkesan cuek.

Lantas mengapa Devarel mau bersahabat dengan Ilham?
alasannya:

-Ilham dari dulu awal mereka saling kenal selalu saja mengikuti kemana pun Devarel pergi.

-Ilham ini anak holang kaya,anak sultan gitu makanya Devarel suka berteman dengan nya karena Ilham gemar berbagi rejeki:v

-Ilham adalah anak teman bisnis papanya Devarel. klasik memang.

Sebenarnya Devarel memiliki satu lagi sahabat, yang ia kenal sejak awal ia duduk di bangku Sma. namanya Diaz,Diaz Adhitya, namun sepertinya ia tidak masuk sekolah hari ini.

Orangnya tidak sekaya Ilham, tetapi memiliki paras tampan yang sebelas dua belas dengan Devarel.

Wait,

Tampan?

Devarel Tampan? ya tentu saja.
rahang yang kokoh untuk remaja seusianya, badan yang tinggi ideal, alis tebal, hidung mancung, dan bibir merah.

sepertinya hanya Cava yang menganggap Devarel itu jelek.

"abis di hukum gue tayi" Sahutnya malas.
"Astagfirullah bro gua! mulut nya mulut" kata Ilham sok bijak.
"Heleh. Kayak lo sama gue beda aja Ham. lo lebih parah dari gue kali" balasnya yang membuat Ilham mengelus dada lebay.

"Ngomong-ngomong kenapa lo bisa dihukum bro, kaga ada sejarahnya seorang Devarel Abiyasa Mahendra dihukum." tanya Ilham penasaran

"Ceritanya panjang. males gua bahasnya, intinya gue benci makhluk yang bernama cewe."

"Wait wait wait jadi bro gua ini di hukum gegara cewe? mantap jiwa bosque" sahut Ilham heboh, yang membuat Devarel berdecak sebal. rasa rasanya ia ingin menendang sahabatnya itu.

"Udah ga usah dibahas. males gua. bikin makin badmood aja"

Ilham terlihat seperti orang yang sedang berpikir keras, mengusap usap dagunya dengan jarinya, lalu menatap Devarel dengan tatapan yang tak bisa diartikan #duh alay.

"Lo ngeliatin gue ngapa gitu amat dah, merinding gue, masih normal adek bang" Devarel sedikit ngeri dengan sahabat nya itu, ia mengidikkan bahunya.

"Gini, gue baru dapet pencerahan nih dari dewa tongtong"
"Katanya, jangan terlalu benci sama sesuatu nanti lo malah bakal jadi suka. tadi lo bilang benci ama cewe ati ati aja kalo terlalu benci malah nanti lo jadi suka ama tuh cewe. sekian dan terimakasih" kata Ilham panjang lebar bak seorang motivator.
sementara Devarel hanya menanggapi nya dengan malas, apa apaan mana mungkin benci bisa jadi suka.

"Oke thanks ilham tongtong, tapi maaf seorang Devarel tidakan akan pernah merubah rasa benci menjadi rasa suka"
"Kuy kelas, bel tuh" lalu keduanya beranjak dari kantin.

"Bolos ajalah Dev, hayuu" setan di tubuh ilham mengompori, namun Devarel membalas dengan menoyor kepala ilham sembari berkata,

"Bolos ndasmu iku,sesat!"









24/2/20
Konfliknya belum terlalu berat eaaa karena aku ga pande bikin konflik juga doain semoga bisa dan ngefeel uhuyyyy😆😉

Berharap ada yang komen kasih kritikan atau masukan gitu buat seorang amatir kayak aku😭😭😔

Bubayyyyyyy

Salam hangat,
Wandaaa

REGRET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang