-tiga-

78 34 3
                                    

Lutut Cava telah di obati.
tadi begitu Ia sudah sampai di rumah, mama Lesya yang melihat lutut anaknya terluka langsung sigap mengobatinya.

Begitulah Cava, sangat di manja.
Apalagi ia anak bungsu di keluarganya. tetapi bukan berarti kakak kakak Cava di perlakukan tidak adil oleh mama dan papa, hanya saja mereka telah sadar bahwa sekarang bukan lagi waktu untuk bermanja manja ria, mereka telah dewasa.

Kini Cava sedang sibuk dengan dunianya, menulis cerita adalah hobinya.

Menurutnya, dengan menulis Ia bisa berimajinasi sesukanya.      Ia bebas menuangkan imajinasinya.

Saat Cava sedang sibuk menulis, tiba tiba suara ketukan pintu di kamarnya terdengar di telinganya.
tak lama kemudian kakak perempuan nya masuk.
lalu duduk di sofa kamar Cava.

"Sumpah ya dek, gue tuh kesel banget masa nih ya, ah sumpah kesel banget" heboh kakaknya.
Cava yang mendengarnya hanya berdecak malas, kakaknya itu memang seperti itu, tidak jelas.

"Ck, apa sih kak engga jelas banget"
"Lo di putusin cowok Lo?" tebak Cava asal.
"Amit amit! ya engga lah" balas cepat kakak perempuan Cava yang bernama Dhea.

Lengkap nya Dhealova Anastasya.Pecinta drakor parah.
Sampai sampai Ia rela mengoleksi berbagai kaset di kamarnya. berbagai Film drama korea Ia simpan di laptopnya. Dan sering mengaku sebagai istri sah dari aktor lee min ho.
Cava kadang heran melihat kakak nya itu. mengapa ada manusia seperti kakaknya.

"Masa nih ya katanya suami gue selingkuh dek, masa gue jadi janda" Dhea kembali berkata heboh.
"Suami Lo yg mana? kapan Lo kawin?" sahut Cava cepat.

Dhea menanggapinya dengan sebal,adiknya itu memang mengesalkan. "Kawin kawin!emangnya kucing"

"Ya abis suami, punya pacar aja ditinggal luar kota mulu Hahaha"

"Biarin lah, dari pada Lo punya pacar aja enggak, mendingan gue dong" sombong Dhea.
"Pacaran itu dosa, gak penting, gak guna" Cava menyahuti sambil terus mengetik cerita nya di laptop miliknya.

"Sok Lo dek, bilang aja gak laku"

"Bukan gak laku tayi," Cava menjeda ucapannya.
"Cuma emang gue mau jadi singel fisabilillah aja, nanti juga ada yang ngelamar gue, santuy"

Perdebatan kakak dan adik itu kemudian terhenti kedua nya sibuk dengan urusan masing masing.

Cava dengan laptopnya, Dhea dengan handphonenya bersama suami onlinenya.

Hingga tak lama suara Dhea kembali terdengar, kali ini bukan tentang hal berbau korea.

"Kalo gue tantang Lo, berani ga?gue punya tantangan seru Va" ucapnya tiba tiba.
Cava pun menghentikan aksi menulisnya.
"tantang apa?" sahutnya.

"Gue tantang Lo buat deketjn cowok dalam waktu tiga bulan, kalo bisa Lo juga harus sampe jadian sama cowok itu," Dhea memberhentikan ucapannya sebentar, berniat membuat Cava penasaran.

Cava mendengarkan  dengan serius,lalu menanggapinya, "Lo gila?gak mau lah."
"Tenang Va, ada hadiahnya kalo Lo ber--" kalimat Dhea terpotong oleh ucapan Cava. "apa hadiahnya?"

"Tiket konser 5sos, kan sebentar lagi mereka ke Jakarta,"
"VIP, gimana? lo juga boleh minta apapun yang lo mau, minat?" Jawab Dhea semangat.

Cava terlihat sedikit berpikir.
Ia tidak akan menyia nyiakan sebuah tiket konser yang Ia mungkin tak sanggup membelinya sendiri.
Apalagi ini konser idolanya.
"Oke deal, gue terima"

Dhea yang mendengarnya tentu senang, bukan maksud apa apa Ia menantang adiknya untuk mendapatkan cowok dalam waktu tiga bulan.
sebenarnya Ia hanya ingin adiknya itu menemukan pujaan hatinya.
Dan soal hadiah tiket konser, Dhea tidak main main,memang sedikit mengiming imingi sang adik agar menerima tantangannya supaya adiknya itu bahagia.

Tapi Dhea juga memang kasihan melihat adiknya yang sangat mengidolakan boyband asal luar negeri tersebut jika tidak dapat melihat konser idolanya padahal di negara nya sendiri.
Dhea memang kakak yang sangat pengertian.

"Demi tiket konser kakakku sayang. mayan gak keluar duit" kekeh Cava. 
"seterah ente, asal seneng aja dah"

"Turun yuk, Mama sama yang lain pasti udah nunggu" Dhea bangkit dari duduknya lalu beranjak keluar dari kamar Cava.
"Duluan, gue masih mau beresin ini dulu" yang dimaksud Cava adalah buku buku yang berserakan di atas kasurnya.

"Hmmmmm, makanya jangan suka berantakan jadi orang.
kalo kata anak milenial sih bar bar" sahut Dhea dari pintu kamar Cava.
"Ck,i ya iya ini udh selesai. kuy turun kakakku sayang"
"Lebay Lo ah" Dhea menoyor kepala Cava.
"Jangan di toyor, nanti otak gue geser kayak Lo"

Lalu keduanya turun menuju meja makan.

Dari arah tangga terlihat bunda dan kakak pertama Cava telah menunggu mereka berdua.

Begitu sampai di meja makan, kakak pertama Cava yang bernama Adnan langsung berkata, "Semedi Lo berdua?lama amat."

"Namanya juga cewek. kayak Lo enggak aja kak" balas Dhea.
"Tau tuh" Cava ikut menanggapi.
Sementara Adnan sudah malas menanggapi perkataan kedua adiknya itu. Ujung ujungnya Ia pasti akan kalah.

Cewek selalu benar, cowok pasti kalah.

"Papah gak pulang Mah?"
tanya Cava ke mamanya yang sedang sibuk mengambilkan makanan dari dapur.
"engga Va, lusa baru pulang" jawab mama.

Lalu Lesya pun selesai dengan urusannya.

Kini semua makanan telah tersedia di atas meja makan.
Mereka berempat pun makan malam.

"Jangan ingkar soal tadi Va" kata Dhea di sela sela makannya.
"Iya kakakku sayang" Cava menjawab dengan muka yang di imut imutkan.

"Lo berdua janjian buat semedi ya?" Adnan menebak asal.

"Sok tau!!!!!" kompak Cava dan Dhea. Adnan terkekeh pelan. "kompak amat bu ibu"

"Heh sudah sudah di habiskan makanan nya!"







6/2/20
Makin amburadul!!!
Huaaaaa maapkeun yaa,mohon di maklumi:))

Jangan lupa vote ya,aku suka boom vote lohhh,kritik yang membangun juga yaaa

Bubayyyyy

Salam hangat,
Wandaaa:)

REGRET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang