#3 : Surprise

206 21 0
                                    

"Surprise is a brief mental and physiological state, a startle response experienced by animals and humans as the result of an unexpected event

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Surprise is a brief mental and physiological state, a startle response experienced by animals and humans as the result of an unexpected event. Surprise can have any valence; that is, it can be neutral/moderate, pleasant, unpleasant, positive, or negative."

×××

Gugup? Iya. Senang? Udah pasti. Gak sabaran? Apalagi. Ini pertama kalinya dia kembali ke sekolah setelah bertahun-tahun lamanya dia gak kayak gini. Gak sekolah? Sekolah. Tapi cuma sendiri. Sekarang sama teman lahirnya.

Emil kembali membuka tas ransel putihnya, ngecek, takut ada yang ketinggalan. Meskipun sebenarnya gak ada. Tadi malam dia udah dibantu Emin buat nyiapin segala macam keperluan sekolah.

Emil tarik nafas, seharusnya dia tenang. Cuma masuk sekolah, bukan mau perang. Tapi kemudian dia panik lagi. Mengingat kalau ternyata Emin di kelas IPS dan dia di kelas IPA. Pengen marahin diri sendiri, tapi gak mungkin.

"Udah, tenang aja. Kan udah gue bilang, di IPA 3 ada temen gue, temen lo juga dulu pas SD," kata Emin yang sekarang sudah masuk ke kamar Emil.

"Tapi aku gak inget," balas Emil sambil nunduk.

"Ya gak apa-apa. Entar tinggal kenalan lagi. Gak usah ribet,"

Emil hanya menghembuskan nafasnya dengan keras.

"Udah. Yuk, sarapan dulu. Udah di tungguin sama bunda tuh,"

Emil nurut, mengikuti Emin jalan ke bawah. Sampai di bawah, mereka berdua disambut dengan senyuman cerah bunda. Kegirangan karena liat anak kembarnya pake baju sama, seragam SMA Jaya Bangsa.

"Ya ampun, gemesnya!" seru bunda langsung meluk Emin dan Emil.

"Wah, lagi pelukan keluarga ya?" ayah juga akhirnya ikut meluk. Jadi satu keluarga itu pelukan di ruang tengah.

Emin menautkan alisnya, udah risih. Emil melirik Emin, dengan ekspresi yang sama.

"Bun, yah, udah. Kita cuma mau sekolah. Entar sore juga pulang," kata Emin yang akhirnya bunda sama ayah lepas pelukan mereka.

"Tunggu sebentar," ujar bunda sambil berlari ke kamar dan keluar bawa kamera.

"Bunda mau ngapain?" tanya Emil.

"Mau mengabadikan momen dong sayang. Dulu kalian masuk TK sama SD juga kan bunda foto. Sekarang, meskipun bukan hari pertama masuk SMA, tapi tetep hari pertama masuk SMA bareng jadi harus bunda abadikan," jelas bunda panjang lebar.

"Ayo! Deketan! Saling rangkul! Gaya bebas! Senyum yang lebar!"

Demi kebahagiaan bunda, Emin dan Emil menurut. Berpose sebahagia mungkin.

Setelah itu mereka sarapan bareng seperti biasa, terus berangkat sekolah. Emil di bonceng Emin di motornya.

"Hati-hati dijalan ya! Emin, jangan ngebut!" seru bunda dari gerbang.

ParoxysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang