#5 : Motion

191 20 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"The term motion, in general, signifies a continuous change in the positions or configuration of a physical system in space."



×××



Di salah satu restoran cepat saji yang ada di dalam mall itu ada dua pasang anak muda yang duduk berhadapan. Sang gadis dengan semangat bercerita tentang banyak hal. Sementara, sang pemuda didepannya seperti berada di tempat lain. Wajah nya datar memandang sang gadis dengan tatapan mata yang kosong.

"Kak?" sang gadis memanggil tapi tak mendapat jawaban.

"Kakak?" panggilnya sekali lagi.

"Kak Arun?!" sekarang ia sambil melambaikan tangannya.

Pemuda itu, Arun atau Emin terlonjak kaget.

"Eh? Maaf Eren. Maaf," ucap Emin menggaruk tengkuknya.

Emin tadi meminta Eren untuk menemaninya berjalan-jalan keluar. Katanya sedang bosan dan butuh hiburan. Sebagai seorang pacar, tentu Eren mau. Tapi ternyata, dia malah seperti diabaikan kehadirannya.

"Kakak mikirin apa sih?" tanya sang gadis, Eren dengan mata memicing.

"Ha? Gak. Gak ada apa-apa kok,"

Eren mencibir. Tau kalau Emin sedang berbohong. "Kak, kita udah bareng 2 tahun. Aku tau kakak bohong!"

"Enggak lho. Kakak gak bohong. Beneran dah!" balas Emin dengan cengiran dan tangan menunjukkan dua jari didepan wajahnya.

"Hmm... Kakak mikirin kak Tara ya?"

Wajah Emin seketika berubah sendu dan tersenyum tipis.

"Iya kan? Bener kan?" tanya Eren lagi dengan nada lebih lembut.

"Khawatir sih," jawab Emin menundukkan kepalanya.

Eren memandangi wajah Emin dengan lamat. Berusaha membaca raut wajah Emin yang sudah berhari-hari ini terlihat kusut dan murung. Tidak di sekolah, tidak diluar sekolah, Eren selalu menyadari raut tidak baik-baik saja di wajah Emin.

"Kak cerita sama aku! Kak Tara sakit nya parah banget?" tanya Eren dengan hati-hati.

"Kata ayah, gak separah dulu,"

Eren mengangguk memahami kalau ini adalah yang sulit untuk Emin. "Mau ke rumah sakit?"

Emin langsung menggeleng dengan cepat membuat Eren menghela nafas.

"Kak, udah 4 hari lho?" tanya nya kini mendekatkan wajahnya pada wajah Emin.

"Iya, kakak tau. Makanya khawatir,"

Eren meraih tangan Emin. "Ya makanya, ayo ke rumah sakit! Kak Tara juga pasti kangen tuh sama kakak,"

Lagi-lagi Emin menggeleng.

ParoxysmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang