"Time is a component quantity of various measurements used to sequence events, to compare the duration of events or the intervals between them, and to quantity rate of change of quantities in material reality or in the conscious experience."
×××
Hari sudah sangat larut sekarang. Tapi Emin tak bisa memejamkan matanya. Dia kembali bangkit dari sofa dan duduk di kursi tepat disebelah ranjang Emil yang sedari tadi belum membuka matanya. Emin mengecek ponselnya yang tadi sudah diantar Askar yang ikut panik melihat betapa banyaknya panggilan masuk dari ayah Emin, dilayar ponselnya tertera bahwa sekarang sudah pukul 2 pagi.Emin hanya tinggal berdua disini bersama Emil. Ayah dan bunda pulang karena permintaannya. Biar bunda sama ayah istirahat dulu. Gantian, hari ini Emin jagain Emil. Besok juga hari libur.
Melihat Emil yang terbaring tak sadarkan diri seperti ini membuat Emin teringat apa yang terjadi dulu. Awal kejadian yang membuat mereka terpisah. Emin memejamkan matanya, mencoba untuk meredam perasaan tak karuan yang kembali menyerang nya karena mengingat kejadian itu.
Saat itu, mereka berdua masih kelas 5 SD. Emin dan Emil tumbuh kembang seperti anak-anak lainnya. Bermain dan melakukan banyak hal seperti anak seusia mereka. Tidak ada masalah apapun pada pertumbuhan mereka.
Tapi tiba-tiba saja Emil sering mengalami sesak nafas. Anak itu tidak bisa lagi ikut berlari kencang seperti Emin. Dia juga kehilangan nafsu makannya. Ayah dan bunda yang menyadari ini membawa Emil ke dokter. Diagnosa awal dokter adalah gejala asma.
Meskipun sudah mengkonsumsi obat dari dokter, kesehatan Emil tidak juga membaik. Ayah dan bunda panik bukan main ketika mendapati Emil tak sadarkan diri dikamar yang dia tempati bersama Emin. Kejadian ini masih sangat jelas di ingatan Emin yang ikut ketakutan melihat raut wajah orang tuanya.
Setelah beberapa tes dan pengecekan yang panjang. Dokter menyatakan bahwa Emil memiliki jantung yang lemah. Kegiatannya akan banyak terbatasi. Tidak seperti dulu lagi.
Saat naik kelas 6 SD, Emil dan bunda terpaksa pindah ke luar kota demi pengobatan Emil. Saat itu Emin sempat marah. Kenapa dirinya tidak diajak? Bunda dan ayah berusaha memberi penjelasan pada Emin. Mengatakan bahwa ini tak akan lama dan sangat sayang sekali jika Emin ikut pindah, karena sebentar lagi dia akan lulus dari sekolah dasar.
Emin senang bukan main ketika mendapat kabar bahwa ayah dan dirinya akan mengunjungi Emil dan bunda setelah ujian nasional selesai. Rasanya ia ingin cepat-cepat memutar waktu. Berbulan-bulan bahkan hampir setahun ia tak menemui Emil. Sudah tak sabar rasanya untuk mengajak Emil bermain kembali.
Awalnya Emin sangat senang ketika tahu keberangkatan nya di majukan. Tapi saat sampai di sana, Emin dibawa ayah ke rumah sakit dan disuguhi pemandangan Emil yang terbaring tak sadarkan diri dengan berbagai macam alat medis yang tak ia mengerti. Semua angan-angannya untuk mengajak Emil bermain, hilang saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paroxysm
Fanficp a r o x y s m (n.) any sudden, violent outburst; a fit of violent action or emotion.