Budayakan menekan "⭐" sebelum membaca, karena itu gratis :)
Selamat membaca 💙
~
Langit cerah bukan berarti tidak akan turun hujan. Dari kejauhan, nampak gerombolan awan hitam berarak menuju kapal pesiar para turis. Cuaca yang tadinya hangat dan cerah berubah dingin dan mencekam. Gemuruh ombak mulai mendekat, mengombang-ambingkan kapal megah itu. Orang-orang yang berada di kapal mulai panik. Teriakan memohon keselamatan tidak henti mereka rapalkan.
Petir mulai menyambar permukaan laut, menyalurkan gelombang elektromagnetik yang dahsyat. Memutuskan jaringan listrik yang ada di kapal. Semua lampu ruangan yang ada di kapal mati, termasuk lampu-lampu hias yang membuat kapal pesiar itu nampak mewah juga mati. Seisi kapal berteriak histeris.
Lautan murka. Ombak tinggi datang silih berganti menghantam kapal. Tidak ada yang bisa melawan kekuatan alam. Tidak sampai dua menit kapal pesiar itu terombang-ambing dan akhirnya terbalik. Kapal itu karam perlahan. Manusia yang ada di dalamnya terlalu panik untuk menyelamatkan diri. Merekapun ikut tenggelam dalam murka lautan dalam.
"Gwenchanha. Aku akan menyelamatkan kalian semua, yagsog." Perempuan itu menyeringai dan siapapun pasti akan bergidik ngeri melihatnya.
Satu per satu manusia dari permukaan akhirnya tenggelam dan mati. Perempuan cantik bersirip itu sedang menantikan saat-saat seperti ini. Dia yang sedari tadi menunggu di atas karang dari kejauhan kini menceburkan dirinya ke lautan. Hanya dengan satu jentikan jarinya yang lentik dia memanggil pasukan bersirip lainnya untuk datang menjemput "makanan" untuk dibawanya ke penjara istana.
Kerajaan di tengah lautan dalam. Keberadaannya sangat sulit dijangkau karena tertutup kabut magis yang sengaja dibuat oleh raja-raja terdahulu untuk memisahkan dunia mereka dengan dunia manusia. Istana itu berwarna biru berpilar perak dan emas. Di tiap menaranya menyimpan kristal yang masing-masing berisi mantra pelindung.
Saat memasuki area kerajaan, semua makhluk – baik hewan laut dan duyung-duyung – membungkuk memberi hormat kepada puteri mahkota raja. Mereka tidak akan berani barang melirik apalagi mengangkat kepalanya jika sang puteri mahkota melewati kota – atau mereka akan dijadikan makanan hiu peliharaan sang puteri. Megalodon.
Singkat cerita puteri mahkota ini memiliki kepribadian yang angkuh dan kasar. Berbeda dengan sang oppa – putera mahkota – yang dikenal tegas dan bijaksana seperti sang raja. Sang puteri sama sekali tidak peduli akan apapun selain statusnya.
Park Su Ji yang memasuki area istana mendapati oppa-nya, Park Chan Yeol, yang sudah menunggu di depan pintu masuk istana. "Apa kamu membuat kekacauan lagi di permukaan? Kamu membunuh manusia lagi?" tutur katanya halus namun penuh ketegasan. Sudah bukan rahasia lagi jika sang puteri memang suka membuat kekacauan dan kerusuhan baik di lautan maupun di permukaan. Perilakunya ini memang tidak bisa dimaafkan namun apa daya dia adalah anak dari seorang raja yang menguasai lautan.
Alih-alih menjawab pertanyaan sang oppa, dia malah menatapnya dengan angkuh kemudian memalingkan wajah sambil bersedekap. "Oppa akan menceramahi aku lagi?"
Sang oppa menghela napas. "Kamu tau? Kelakuanmu itu –"
"Akan mengganggu keseimbangan alam." Pungkasnya. "Ne, arayo! Oppa sudah mengatakan itu ribuan kali hingga telingaku hafal."
"Bagus jika kamu sudah hafal. Lalu kenapa kamu tetap lakukan?"
"Karena mereka lemah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse || EXO ✖ Kim So Hyun [END] #wattys2020
FanfictionKamu tidak bisa memilih kepada siapa hatimu berlabuh. Itulah kutukan cinta.