"KEBERUNTUNGAN"

11 2 0
                                    

Aku tidak akan lupa dengan keberuntungan. kisah kita waktu itu masih teringat jelas di pikiranku.

Waktu itu kamu mengajakku menonton bioskop.

"Nonton bioskop yuk wel" ajakmu.

"Nanti aja aku ga ada uang wel" jawabku jujur. Memang keadaanku tidak megang uang.

"Gpp pake uang aku aja, aku megang uang ko cukup buat nonton" Tawaranmu sambil memohon-mohon kepadaku.

"Ga ah wel, lain kali aja ya kalo aku megang uang" tolakku, karna aku merasa tidak enak dengan kamu.

"Kenapa si? Gpp kali ih" Kesalmu karena aku menolak tawaranmu.

Jujur saja aku malu karna aku tidak memegang selembar uangpun walau sekedar 1000 rupiah aku tak punya.

"Yaudah liat besok aja wel" ucapku mengelak sedikit.
 
•••

Di pagi yang segar aku masih tertidur pulas dikamarku. Kamu datang masih memakai seragam sekolahmu itu.

"Bangun bangun bangun. wel wel bangun wel, wel bangun" Kamu teriak membangunkanku  dengan senang sambil melompat-lompat diatas kasurku.

Sedikit kesal, tapi senang kamu datang.

"Kamu gak sekolah lagi ? yaampun well nakal" Jawabku yang masih mengantuk.

"Oh gamau nih aku dateng? yaudah, aku ke rumah temen aku aja" Kamu kesal denganku.

"Iyaa iya aku melek nih ilah" Dengan cepat aku duduk walaupun jiwaku masih mengantuk.

Kamu senang, kamu tertawa dan menyuruhku untuk mandi agar aku tidak ngantuk dan tertidur lagi.
   
Selesai aku mandi kita menonton spongebob, film kesukaan aku dan aku tertawa menontonnya. Kamu aneh meliat aku ketawa, tapi kamu ikut tertawa juga melihatku katamu aku receh banget.

Disela kita menonton tv kamu membahas soal nonton bioskop.

"Jadi nonton kan?"

"Aku tidak megang uang sepeserpun"

"Aku ada kok"

"Yasudah aku mengalah aku ikut saja"

Ketika kita berangkat bensin motorku tinggal sedikit yang kupastikan tidak akan cukup saat pulang dari sana nanti.

"Ihh.. kamu mah welll gak jelas banget jadi orang" Rengekmu sambil mencubitku dengan kesal.

Aku sedih melihatmu seperti itu, tapi lucu.

Aku memberanikan diri dan berani ambil resiko itu kubilang dengan perasaan tenang "Gak ko wel cukup ini".

Akhirnya kita berangkat. Sepanjang perjalanan kita bercerita, kita tertawa, kita bercanda, tak berfikir sedikitpun tentang apakah uang kamu cukup? apakah bensin aku cukup? tak peduli akan hal itu. Positif saja kalau sudah bersamamu.

Dan akhirnya kita sampai di sana.

"Kamu bawa uang berapa?"

"Cukup kok" yakinmu padaku.

Yasudah aku percaya saja bahwa kamu bawa uang yang cukup.

Kitapun mengantri tiket di sana, senang semua berjalan baik-baik saja. Tapi tiba-tiba aku memikirkan bensin cukup atau tidak untuk pulang nanti. Sudahlah tidak peduli, susahpun kita bersama untuk apa di pikirkan. Sekarang kita pikirkan senang bersama dulu.

Disana aku ingin minumman dan cemilan.

"Kamu ingin itu?"

"Iya, aku ingin pepsinya"

Kamu panggil tukanngnya itu dan kamu membelinya. Kulihat kamu membayarnya dengan dompet yang kosong, hanya sisa 4000 kembalian membeli cemilan itu, akupun tetap berfikir positif.

Seusai kita menonton kitapun berencana langsung pulang.

"Uang aku tinggal 4000 tau wel" Kamu bicara dengan suara pelan dan tersenyum.

"Dih oon ntar parkir gimana wel" Pekikku.

"Haha.. gak tau wel" Kamu tertawa senang.

Kesal sekali aku denganmu, Huh akupun mulai panik.

Ketika kita keluar dari parkiran melihat pembayarannya sudah tertulis di tiket parkir seharga 4000. Terkejut kita bersama karna benar-benar beruntung sekali. Andaikan 5000 harus melakukan apa kita? Haha..

Kitapun tertawa membahas uang yang pas-pasan itu, sampai akhirnya kita benar-benar tidak memegang uang sama sekali, 500 pun tidak ada . Disela kebahagiaan kita itu aku menoleh ke belakang dan menatap wajahmu. Kamu tersenyum mengatakan "Kenapa wel?"
aku menyuruh kamu untuk perhatikan bensin motorku. Semakin kencang tawamu melihat bensinku sudah sekarat. Akupun berkata "Bodo amat, mau mati ke ini motor" Kitapun langsung tertawa bersama.

Tapi, kita sampai di rumah dengan senyuman yang utuh. Dari bahagia yang kita ciptakan hari itu karena bensin motorku benar-benar habis ketika kita sudah sampai di rumahku.

[sudah direvisi]

"16 FEBRUARY 2020" HAPUS JEJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang