1.Tak di anggap

2.4K 37 0
                                    


〽️Aluna 〽️

🎐🎐🎐

"Halo.. Pagi semua nya" sapa gadis cantik yang memakai hijab dengan gaya modern atau seeing di sebut OOTD, siapa lagi kalau bukan Zahara atau seeing di sebut dengan panggilan Ara. Ara tersenyum cerah seraya menuruni tangga menuju meja makan

Disana sudah terdapat Bunda tercinta nya, Kakak tercinta nya dan.. Aluna bocah yang tak di sukai nya

Sesampai nya di meja makan Ara langsung menghadiahi Bunda nya dengan cium di pipi begitu pula pada Agnes, sedangkan Aluna hanya menundukan kepalanya dalam - dalam. Pemandangan ini sudah biasa bagi nya, ya begitu lah Ara pasti tidak akan menagaggap nya ada walaupun kini Aluna duduk di sebelah Ara

Agnes yang melihat perubahan wajah Aluna, adik kesayangan nya itu langsung mengalihkan pembicaraan agar gadis itu kembali melanjutkan sarapan nya "Luna, ayo sarapan nya di makan.. Nanti kakak anterin kamu sekolah" ucap Agnes lembut

Sedangkan Aluna hanya diam tak menanggapi,  ia masih tidak suka dengan Agnes.. Entah kenapa kalau melihat wajah Agnes, Aluna seakan terbayang - bayang saat ia di buly dan di juluki nya dengan julukan Anak Mami

Ara yang melihat Agnes di kacangi pun langsung menggeram di tempat "kalau di ajak ngomong itu jawab, bukan diem.. Punya mulut gak sih" sindir Ara dengan nada ketus

Aluna hanya melirik saja tak menanggapi, lalu ia pun melanjutkan aktivitas sarapan nya seperti biasa setelah selesai ia pun langsung bangkit dan pamit

"Luna pamit berangkat sekolah" pamit nya lalu melenggang pergi

Melihat itu sang Bunda pun langsung meneriaki nama Luna tetapi gadis itu terus saja berjalan

"Ya allah, Luna kenapa si.. Kalau pagi gitu terus" Bunda bingung dengan sikap Luna

Ara memutar bola mata nya malas "ck. Dasar tuh anak maen nyelonong aja, gak sopan banget sih Bun.. Udah gitu gak ucapin salam lagi" ucap Ara kesal

"sudah - sudah mungkin Ara lagi gak mood pagi ini. Maklumi aja, dia kan masih kecil" lerai Agnes

"masih kecil apaan sih kak, dia itu udah gede uda kelas 2 SMA. Yang buat dia seenak nya itu karna kaka selalu manjain dia" semprot Ara

"sudah lah, kalian sudah besar masih saja ribut - ribut karna hal spele. Sudah lebih baik kalian berangkat nanti telat" ujar sang Bunda

———

Aluna yang sedang berjalan menuju halte pun tiba - tiba...

Tin.. Tin...

Aluna menoleh ke sebelah kanan nya kini sudah ada motor sport hitam yang sudah berhenti dengan mulus dan jangan lupakan seseorang yang mengendarai nya tak kalah keren dan tampan dari motor sport nya

"Bias" sapa Aluna

"Luna" balas Bias dengan cengiran nya

"Ayo Luna, sama bang Bias aja ya.. Kan kasian Luna kalo jalan, nanti kaki Luna jadi pegel - pegel tu" ajak Bias

Tanpa basa - basi Luna langsung naik ke jok belakang motor sport milik Bias

"Jangan lupa pegangan, biar Luna gak jatoh" suruh Bias

Luna memukul pelan bahu Bias "udah Ayo berangkat" perintah nya

"Meluncur!!" tambah Bias

Bias pun langsung menarik gas motor sport nya dan langsung meluncur ke sekolah..
Di tengah perjalanan Bias tak henti - henti nya tersenyum entah mengapa kini bibir nya seperti ada yang menarik sehingga melengkung membentuk senyuman indah milik nya

Lalu tatapan nya pun kini beralih pada tangan mungil Luna yang melingkar di perut nya. Sungguh inging rasa nya Bias menghentikan waktu sekarang juga agar ia bisa seperti ini terus dengan Luna

———

Luna yang baru saja masuk kelas tiba - tiba di buat terkejut dengan kedatangan Ara di dalam kelas nya terlihat kini Ara sedang memberikan sebuah paper bag pada Alya, teman sekelas nya

"Alya, ini oleh - oleh buat kamu ya,," ucap Ara pada Alya

Mata Alya berbinar "wah.. Makasih yah ka, aku seneng banget" ucap Alya jujur

Ara tersenyum lalu mengagguk "iya sayang sama - sama. Oh iya kalau gitu kaka duluan yah.. Ada kelas pagi soal nya" pamit Ara

"iya Ka, hati - hati" ucap Alya pada Ara

Ara hanya mengangguk "oh iya, nanti kaka jemput ya.. Sekalian kaka mau ajakin kamu makan bareng sama ka Yoga" ajak Ara

"Wah beberan ka?" tanya Alya antusias

Ara mengangguk "iya, kamu mau?" tanya Ara memastikan

Alya mengagguk semangat "iya ka, Alya mau banget" jawab nya

"yaudah sampai bertemu nanti siang"

Ara langsung berbalik dan ia melihat Aluna di ambang pintu kelas yang sedang menatap nanar diri nya. Ara hanya melihat nya sekilas lalu mengalihkan pandangan nya, yang terpenting ia akan ke kampus sekarang tak perduli jika Aluna akan sakit hati karna tak di perlakukan seperti itu oleh nya

Ia pun berjalan melewati Aluna dan melenggang pergi, sedangkan Aluna hanya diam menunduk, lagi - lagi tak di anggap. Kapan Ara akan memperlakukan nya sepeeti Ara memperlakukan Alya? Padahal Aluna adalah adik nya sendiri, tapi mengapa Ara tak memperdulikan nya sama sekali?

Tes!

Setetes air mata Aluna jatuh begitu saja, tanpa ba bi bu Aluna langsung menghapus air mata nya. Mengapa kalau Ara tak mengaggap nya Aluna menjadi lemah seperti ini? Ia juga heran dengan dirinya sendiri

Memang di kelas ini tidak ada yang tahu bahwa Luna adalah adik dari Ara, alumni yang terkenal karna kepandaian nya dan yang teman sekelas nya ketahui Ara adalah calon kakak ipar nya Alya. Sudah itu saja

Aluna memantapkan hatinya, sudah lah.. Jangan menjadi cengeng, bukan kah memang selalu sepeti ini? Ara tak pernah menganggap Luna ada:")

🎐🎐🎐

Sorry for typo 🙏

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang