🎐🎐🎐Juan memberhentikan motor nya di parkiran gedung apartemen. Ia turun dari motor di ikuti dengan Aluna di belakang. Setelah mereka turun Juan pun mengajak Aluna untuk masuk ke dalam gedung itu. Jam kini sudah menunjukan pukul 01.02 pagi namun suana sekitar masih ramai akan pemuda dan pemudi.
Apalagi apartemen ini memang apartemen yang tidak terlalu privasi. Apartemen ini di tempati para anak muda - mudi seperti mereka. Juan dan Aluna pun memasuki lift, Aluna melihat Juan yang menekan angka 18.
Tak lama pintu lift terbuka, Aluna dan Juan pun keluar dari lift itu. Aluna mengedarkan pandangan nya, ia melihat banyak para muda-mudi yang berlalu lalang. Sepertinya lantai 18 ini hampir semuanya di tempati oleh para anak remaja sepertinya
Sibuk dengan lamunan nya sampai-sampai Aluna tak sadar bahwa Juan sudah menarik nya masuk ke sebuah apartemen. Aluna mengedarkan pandangan nya, apartemen ini cukup bersih, semuanya tertata dengan rapih. Bisa Aluna simpulkan bahwa Juan adalah tipe pria yang suka kebersihan
Juan mengarahkan Aluna untuk duduk di sofa, lalu dirinya pun duduk di samping Aluna
"maaf ya tempat nya kecil" ujar Juan
Aluna tersenyum "Gak apa -apan Juan, makasih banget ya"
Juan mengangguk dan ikut tersenyum "Yaudah yuk" ajak Juan yang langsung berdiri
"kemana?" tanya Aluna
"temen-temen gue"
Aluna mengangguk dengan semangat "Ayok, ada cewek nya gak?" tanya nya yang di balas anggukan oleh Juan
Aluna pun langsung diam tak menanyakan hal apapun lagi. Ia hanya mengikuti langkah Juan dari belakang. Tiba lah di depan sebuah pintu kamar, awal nya Aluna ragu untuk apa Juan mengajak nya ke sebuah kamar, bukan kah cowok itu hendak mengajak nya bertemu teman -teman nya?
Ketika Juan membuka pintu, cowok itu pun menyuruh Aluna masuk. Aluna hanya diam menatap Juan
"Juan.... katanya mau ket-" cicit Aluna terpotong
"Lo gak usah khawatir, gue gak akan macem-macem" potong Juan meyakin kan
Aluna hanya mengangguk dan langsung masuk mengikuti Juan. Setiba nya di dalam ia merasa pusing dan mual bersamaan ketika mencium aroma yang aneh. Aluna sampai menutup hidung dan mulutnya dengan telapak tangan kiri nya.
Juan yang peka dengan itu pun langsung membimbing Aluna untuk duduk di pinggir kasur dan memberikan minyak angin di arahkan ke hidung gadis itu, agar Aluna tidak merasa mual seperti tadi
"udah mendingan?" tanya Juan
Aluna hanya mengangguk dan menghirup dalam-dalam minyak angin itu agar aroma yang sangat aneh itu segera hilang dari indra penciuman nya.
Juan tahu apa penyebab Aluna sampai seperti ini, sudah di pastikan ini adalah ulah teman - teman nya. Kamar ini memang luas terdapat dua tempat tidur yang besar di satu kamar
"Lo tunggu disini dulu"
Juan pun langsung melangkahkan kakinya ke arah balkon, setiba nya disana ia di buat geleng-geleng kepala melihat teman-teman nya yang sedak minum sambil bermain kartu di balkon
"Wehh lama amat lu" celetuk Riki
Juan duduk di samping Dela yang sedang asik minum. Juan pun menatap ke arah teman - teman nya
"Gue bawa temen" ucap Juan
"Siapa?" tanya Dery
"Cewek" jawab Juan
Mendengar itu Rena langsung menatap Juan serius "Serius lo?" tanya nya yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Juan
Mendengar itu Rena langsung membuang asal kartu yang sedang ia mainkan. Baru saja dirinya hendak menghampiri teman yang di maksud oleh Juan itu, Juan langsung mencekal tangan nya
"Apa?" tanya Rena
"Mending lo kumur-kumur dulu deh, dia gak biasa sama aroma miras" ujar Juan
"Njir, masa iya si" heran Dela
"Gue bisa simpulin, tuh cewek pasti polos" tebak Riki yang di jawab anggukan oleh Juan
"Dia anak baik-baik" beritahu Juan
Dery mengangkat sebelah alisnya ke atas "Kalau anak baik-baik kenapa bisa keluyuran jam segini?" tanya nya heran
Juan hanya mengangkat bahunya acuh "Gue gak tau. di2saat gue beli ini gue ketemu dia di jalan lagi di kejar-kejar satpam" jawab Juan seraya mengeluarkan obat terlarang dari saku jaket nya
Dela mengambik obat itu dan menyimpan nya "Njir, ko bisa si.." tanya nya
"Makanya gue juga gatau, dia katanya mau cerita sekarang" jawab Juan
Rena menatap teman - teman nya satu persatu "Yaudah ayok samperin. Kasian dia sendiri, gue ke kamar mandi duluan" pamit Rena
Lalu mereka pun menyusul membersihkan dirinya dan sisa-sisa botol di balkon. Setelah semuanya sudah bersih tak meninggalkan aroma yang aneh lagi, mereka pun mulai menghampiri Aluna di iring dengab Juan
"Luna" panggil Juan
Aluna yang merasa di panggil pun menoleh ke arah sumber suara dimana Juan yang datang bersama 4 teman nya. Sedangkan teman-teman nya yang melihat Aluna pun merasa terkejut karna wajah Aluna yang memerah
"Anjir dia kenapa tuh?" celetuk Dela
"Pasti masih mual deh" tebak Juan
Dengan cepat Rena pun mengambil pengharum ruangan dan mulai menyemprot nya sampai-sampai kamar ini sangat harum sekali. Dan Dery pun langsung menghidupkan AC nya, karna tadi sempat ia matikan.
"udah mendingan belum?" tanya Dela yang di jawab anggukan oleh Aluna
"eh Ki, lo ambil minum gih buat nih cewek kasian" ujar Rena
Riki pun segera mengambil minum di kulkas dan langsung memberikan pada Aluna. Aluna menerima nya dan langsung meneguk nya hingga setengah
"Aus banget lo?" tanya Dela
Aluna hanya tersenyum malu. Ya memang dirinya sangat aus sempat kejar-kejaran dengan Pak Joko tadi.
Setelah itu Dela, Rena, Dery dan Riki langsung duduk di atas karpet lantai, di sususl oleh Aluna dan Juan. Aluna menatap satu persatu teman-teman Juan, mereka terlihat seperti anak nakal, atau lebih tepat nya berandalan
Aluna melihat kedua teman laki-laki Juan memiliki tindik di kedua telinga nya. Sedangkan kedua teman wanita Juan memiliki tato di dada nya masing-masing. Itu jelas terlihat, karna mereka memakai baju dengan dada rendah sehingga terlihat buah dada mereka
Aluna sangat merasa asing disini, apakah Juan sama seperti mereka? Setahu Aluna, Juan memang penampilan nya urakan tetapi aslinya baik, semoga saja teman -teman Juan pun bauk seperti Juan
"Lo gak usah kaku gitu, kita gak jahat ko" ujar Dela
🎐🎐🎐
Sorry for typo 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen FictionAku Aluna, gadis polos, pendiam dengan segala kemurungan. Tapi, setelah mengetahui fakta bahwa aku bukan lah anak kandung dari bunda ku, aku prustasi dan terjerumus ke pergaulan bebas hingga menyebab kan kesesalan yang mendalam. Aku harus menerima k...