3.Bias marah?

1.1K 28 0
                                    

〽️Aluna 〽️

🎐🎐🎐

Di tengah perjalanan Aluna masih diam mungkin efek dari syok tadi di tambah Bias yang tidak biasa nya diam seperti ini, entah ada apa dengan Bias? Mungkin pria itu lelah menolong nya karna dirinya selalu saja merepotkan Bias, begitu lah fikir Aluna

Sedangkan Bias sendiri masih kesal dengan Juan, bisa - bisa nya cowok itu pegang - pegang Aluna. Bias gak rela Aluna di pegang cowok lain, ihh bikin kesel aja. Di tambah dengan Aluna yang menyelonong pergi tanpa mengabari nya, ada apa dengan gadis itu?

Sebenarnya Bias masih sebal dengan Aluna karna gadis itu pulang sekolah tak mengabari nya, untung saja ia datang cepat kalau tidak bisa-bisa Juan mengapa - apakan Aluna, bisa di bilang Aluna kan terlalu polos untuk di apa - apakan

Bias tak tahan jika mendiami Aluna seperti ini, rasanya mulut nya sangat gatal ingin melontarkan beberapa pertanyaan, ia pun melihat ke kaca spion yang mengarahkan tepat ke wajah Aluna

Dilihat nya gadis itu sedang melamun, entah apa yang di lamuni nya, gadis itu belum mau terbuka dengan nya, baiklah Bias tak akan memaksa. Tetapi Bias akan mencari tahu nya sendiri

Persetan dengan mendiamkan Aluna, Bias pun langsung menarik tangan gadis itu untuk melingkar di pinggang nya habis itu Bias menancap gas nya dengan kecepatan di atas rata - rata

Aluna yang takut pun memeluk Bias erat, biasa nya jika Bias mengendarai motor nya dengan kencang itu berarti cowok itu sedang marah dengan nya, eh ralat sedang dalam keadaan tidak baik

Bias kan gak pernah bisa marah sama Aluna

Bias memberhentikan motor nya pada sebuah cafe outdor yang berada di pinggir danau, tempat ini memang banyak di kunjungi para pemuda apalagi yang sedang pacaran banyak sekali di sekeliling nya

Bian menuntun Aluna ke sebuah pinggir danau yang ber alaskan karpet di rerumputan hijau

Bias memesan makanan untuk Aluna dan diri nya, sambil menunggu makanan Bias mengajak Aluna untuk duduk

Dan kini Aluna masih diam, gadis itu menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, Bias bingung sebenarnya apa yang sedabg di fikirkan oleh gadis itu, apa jangan - jangan sebab tadi Aluna di ganggui oleh Juan?

Bias mengalih kan pandangan nya ke depan dimana ada danau yang cantik dan orang - orang yang berlalu lalang memakai perahu bebek

"Kenapa pulanh duluan?" tanya Bias tanpa mengalihkan pandangan nya

Aluna menoleh pada Bias begitupun cowok itu

"Luna tau gak si, yang Luna lakuin tsdi itu bahaya" tambah Bias

Aluna menunduk sedih "Maafin Luna, Luna cuma gamau ngerepotin Bias" ucap nya merasa bersalah

Bias mengusap wajah nya gusar, sudah berapa kali Aluna mengucapkan kalimat itu dan Bias tidak pernah merasa kerepotan sama sekali, harus di garis bawahi 'tidak pernah'

"Luna tau gak si, Juan itu bahaya. Kalo Luna di apa - apain gimana?" kesal Bias tetapi masih memakai nada lembut

Luna mendongak "Bias kenal sama cowok tadi?" tanya nya polos

"Itu temen Bias"

"Maafin Luna Bias" ucap nya sendu

Bias tak tahan melihat itu "Yaudah, jangan di ulangi lagi" ucap nya lalu Aluna mengagguk

Tak lama pesanan mereka pun datang

"Luna makan dulu yah, abis itu kita naek perahu itu" tunjuk Bias pada perahu yang tersedia di pinggir danau

Aluna mengagguk dan langsung memakan makanan nya, melihat Aluna yang menuruti nya membuat Bias tersenyum

Setelah menghabis kan makanan nya sesuai perkataan Bias tadi bahwa mereka akan menaiki perahu bebek

"Bias Luna takut jatuh" ucap nya jujur

Bias tersenyum dan mengulurkan tangan nya "Ayo Luna, gausah takut ini gak apa - apa ko" ucap Bias meyakin kan

Aluna menerima uluran tangan Bias dan gadis itu pun duduk di samping Bias lalu mereka pun mendayung bersama

Tak terasa waktu pun sudsh menunjukan petang, Aluna dan Bias pun menghentikan aktivitas nya dan kembali pulang

Bias menghantarkan Aluna sampai depan rumah, dirasa Aluna sudah turun Bias membuka helm nya

"Besok Bias jemput, jangan berangkat sendiri" ucap Bias yang di angguki oleh Aluna

"Yaudah Bias pulang yah" pamit Bias yang memakai helm nya

"Bias hati - hati" ucap Aluna yang di angguki oleh Bias lalu cowok itu pun melenggang pergi bersama suara motor nya yang menggelegar

Aluna memsuki rumah, baru saja sampai pintu masuk, ia sudah di sambut buruk oleh kakak nya, siapa lagi kalau bukan Ara

"Dari mana aja lo" semprot Ara

"Aku habis main Ka" jawab Aluna

"Main terus.. Gak punya waktu lo yak hah?" Ara terus saja memarahi Aluna

Aluna hanya diam dengan kepala tertunduk tak lama Bunda pun datang "Ara, ada apa ini ribut - ribut" tanya nya

"ini loh Bun, Aluna jam segini baru pulang apa pantes anak perempuan jam segini baru pulang? Apa lagi masih pakai seragam sekolah?" adu Ara pada Bunda

Bunda menghampiri Aluna yang masih diam dengan kepala tertunduk

"Aluna, lebih baik kamu ke kamar yah, mandi ganti baju abis itu kita makan malam" ucap Bunda

Aluna hanya mengagguk lalu menaiki tangga ke kamar nya, samar - samar ia masih mendengar perotesan dari Ara

"Bun, ko malah di biarin sih.. Nanti nya kebiasaan loh Bun" protes Ara

"Sudah - sudah sebaiknya kamu bantu Bunda masak untuk makan malam yuk" ajak Bunda

Hanya itu yang Aluna dengar, sudahlah ia sudah muak dengan perkataan yang Ara lontarkan pada nya

Ia menaruh tas nya tak sengaja ia melihat paperbag yang berada di atas nakas nya

"Punya siapa ini, perasaan Luna gak punya kayagini deh" gumam nya lalu membuka isinya

Ternyata paperbag itu berisi sebuah cake coklat kesukaan Aluna, dan Kak Agnes lah yang memberikan nya

Terdapat surat kecil di sana, Aluna membuka nya

Aluna sayang, semoga kamu suka

#kak Agnes


Aluna tersenyum tipis
"ternyata Kak Agnes itu baik" gumam nya

Aluna pun meletakan kembali paperbag itu lalu melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya

🎐🎐🎐

Sorry for typo 🙏

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang