17

801 30 5
                                    

Aluna menangis dalam diam, menatap pantulan dirinys di cermin. Ia tak menyangka pada dirinya sendiri, bisa bisanya ia berkata kasar pada Bias. Aluna yakin Bias pasti akan sakkt hati dengan ucapan nya barusan.

Aluna mengusap airmata nya, heyy mengapa dirinya sangat sedih seperti ini. Bukan kah ini yang Aluna mau? Menjauhi Bias, dan menyuruh nya agar laki-laki itu pergi dari hidup nya

Aluna tak mengerti pada perasaan nya saat ini. Gadis itu membasuh wajah nya dengan air, lalu mengelapnya. Aluna memantapkan hatinya untuk tak memikirkan ini lagi. Lalu gadis itu keluar dari toilet rumah sakit. Aluna berjalan menuju kamar dimana Juan dirawat

Sesampai nya disana ia tak melihat ada nya Juan, brankar kosong lalu dimana Juan? Aluna panik dan langsung mencari Juan, tapi baru saja gadis itu berbalik. Ia sangat di kejutkan dengan sosok Juan di hadapan nya

"Astaga Juan" pekik Aluna terkejut seraya memegang dadanya

Juan tersenyum tipis "Gue jahat banget gak si?" gumam nya pelan

Mendengar itu Aluna mengerutkan dahinya bingung "Maksud kamu?" tanyannya tak mengerti

"Gue halangin cinta lo berdua, gue jadi penghalang di hubungan lo sama Bias" ucap Juan

Aluna terdiam lalu menggelengkan kepalanya. Mengapa Juan jadi merasa bersalah seperti ini?

"Aku gak pacaran sama Bias" beritahu Aluna

"Lo berdua emang gak pacaran, tapi gue tahu lo berdua saling mencintai" ucap Juan

Aluna menggelengkan kepalanya, menatap Juan dengan sendu

"Maafin gue Aluna, gue sadar gue udah nyembunyiin lo dari Bias. Tanpa sadar gue udah kurung lo di apartemen"

"Kenapa kamu ngomong gitu?" tanya Aluna kecewa

Juan menatap manik Aluna "Dulu Bias pernah nyari lo dan nanyain ke gue, tapi dengan jahat nya gue bilang kalau gue gatau keberadaan lo. Sedangkan saat itu lo di apartemen tinggal bareng gue. Gue lakuin itu karna gue sayang sama lo Aluna, gue gatau perasaan itu muncul tiba-tiba" ucap Juan lalu mengalihkan pandangan nya ke arah lain

Aluna menatap Juan tanpa berkedip, ia tak menyangka Juan benar-benar punya perasaan padanya. Apakah benar Juan sayang padanya?

"Dan sekarang gue sadar" Juan menatap Aluna "Kalo lo sama Bias itu gak bisa di pisahin, kalian saling mencintai. Gue gak boleh egois, mulai saat ini. Gue lepasin lo Aluna, lo bisa balik ke Juan dan keluarga lo" lanjutnya

Aluna hanya terdiam, ia tak tahu harus berkata apa. Aluna bingung dengan perasaan nya, mengapa mendengar itu Aluna sangat kecewa? Aluna sangat senang Juan mempunyai perasaan padanya. Tapi Aluna kecewa, Juan melepaskan nya begitu saja, apakah tak ada perjuangan yang harus di lakukan cowok itu padanya?

Juan melangkah begitu saja dan naik ke atas brankar tak menghiraukan Aluna yang masih terdiam dengan ucapan nya.

Sedangkan Juan melirik Aluna dan gadis itu masih di posisi awalnya. Juan menghela napas nya pasrah, Aluna memang benar-benar masih mencintai Bias. Sia-sia peejuangan Juan selama ini mendekati Aluna. Menurut Juan, diam nya Aluna saat ini sudah menjawab semuanya. Bahwa gadis itu benar-benar menyetujui ucapan nya barusan, bahwa ia melepaskan Aluna

Juan mulai merebahkan dirinya dan memaikan ponsel nya. Tak lama gadis itu melenggang pergi keluar. Melihat itu Juan menghela napas nya pasrah. Melihat Aluna yang pergi mengapa rasanya sangat sakit, dadanya sesak.

Juan memilih memejamkan matanya, ia mencoba untuk tidur namun tidak bisa. Fikiran nya bercabang, hal itu sukses mengusik dirinya. Juan membuka matanya kembali dan turun dari brankar melangkah ke toilet karna ingin membasuh wajah nya

Sesampainya di dalam toilet, ia menatap pantulan dirinya di cermin. Apa pantas bajingan sepertinya ingin menjadikan Aluna sebagai miliknya? Aluna gadis baik-baik, tak seharus nya dia terlibat dalam pergaulan buruk sepertinya dan teman -teman nya

Gadis itu polos, namun kepolosan itu yang membuat dirinya jatuh hati pada gadis itu. Pantas saja Bias sangat menyayangi Aluna, Juan juga merasakan nya. Tapi walau bagaimana pun ia tak bisa egois, sebelum dirinya mengenal Aluna. Gadis itu sudah terlebih dahulu bersama Bias. Please Juan, lupain Aluna sekarang!

———

"Kak, itu bukan nya Bias ya?"

Agnes menoleh ke arah segerombolan anak SMA yang sedang mengumpul di sebuah cafe outdor, cocok untuk para muda-mudi.

"Loh iya Ra, itu Bias" ujar Agnes akhirnya

"Ayo kak kita samperin, siapa tau dia tau keberadaan Aluna sekarang" ucap Ara yang di angguki Agnes

Ara dan Agnes pun segera menepikan mobilnya dan turun menghampiri Bias di sana.

"Bias" panggil Ara

Bias yang merasa di panggil pun menoleh dan sedikit terkejut dengan kedatangan Ara dan Agnes, kakak Aluna

"Loh, kak Ara, kak Agnes" gumam nya lalu menoleh ke arah teman teman nya "Bentar yah bro" ucap nya dan langsung menghampiri Ara dan Agnes

"Kak Ara, kak Agnes kok ada disini?" tanya Bias

"Tadi kita lagi naik mobil terus gak sengaja liat kamu, makanya kita kesini" ucap Agnes

"emang nya apa kak?" tanya Bias sopan

"kita duduk dulu aja kali ya, biar lebih enak" ucap Ara

Lalu mereka pun duduk dan memesan minuman.

"Jadi gini Bias, kedatengan kita kesini itu, ada yang mau kita tanyain sama kamu" ucap Agnes mewakili

"maaf kak kalo boleh tau, apa ya?" tanya Bias

Agnes dan Ara saling bertatapan lalu menatap ke arah Bias,

"Bunda depresi" ucap Ara

Mendengar itu sontak membuat Bias shock. Bagaimana tidak, bunda Aluna dan dirinya sudah sangat dekat layaknya ibu nya sendiri. Bagaimana bisa?

Bias menatap Ara dan Agnes bergantian "kenapa bisa kak?"

"sebelum Aluna pergi dari rumah, emang bunda kondisi nya lagi sakit. Dan pas Aluna pergi dari rumah Bunda jadi gak karuan, dia gak mau makan. Dia jadi ngomong -ngomong sendiri, dia selalu manggil nama Aluna-" ucapan Agnes terpotong

"Dan ini semua salah aku, seandainya aku bisa jaga ucapan ku. Aluna gak mungkin pergi dari rumah" potong Ara cepat yang di iringi dengan isakan

Melihat itu Agnes pun dengan sigap mengusap bahu adiknya itu "Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri. Ini bukan salah kamu, ini memang udah takdir nya" ucap Agnes menenang kan Ara

Ara menggelengkan kepalanya "enggak kak, aku sadar aku salah. Aku selama ini udah jahat dan udah kasar sama Aluna. Aku menyesal kak" ucap Ara

"Kalian berdua gak usah sedih" ucapan Bias sontak membuat Ara dan Agnes menatapnya penuh tanya

"Karna aku tahu dimana keberadaan nya Aluna"

🎐🎐🎐

Sorry for typo 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang