Chapter 4
Pulau Jeju, 12 Tahun lalu:
“Aku mencintaimu, aku mencintaimu dengan cinta yang tak pernah mati, sampai matahari mendingin dan bintang menua.”
Taehyung Sengaja mengeraskan volume suaranya di depan para guru yang sedang menilainya sejak dua menit yang lalu ia memperkenalkan dirinya. Ia berharap dengan usaha dan acting nya yang menurutnya sudah maksimal itu bisa membuahkan hasil seperti yang ia inginkan, bisa ikut berperan dalam pementasan drama sekolah, dan yang paling dari segala pentingnya lagi adalah menjadi romeo, pasangannya Juliet. Tidak perlu ditanyakan lagikan siapa yang memerakan Juliet hingga Taehyung bersikeras seperti itu.
Setelah kurang lebih delapan menit, Taehyung bisa menyelesaikan casting nya dengan segenap usaha yang telah ia keluarkan. Sekarang ia hanya bisa menunggu kabar baik yang akan mendatanginya, mudah-mudahan saja.
Taehyung langsung menghampiri lapangan basket dan mengerutkan kedua alisnya melihat Sooyoung yang sedang berlatih ditemani oleh Eun Woo, “Kenapa dia selalu menempeli Sooyoung ku sih?” dengan decakan yang tak henti-hentinya keluar dari mulut, Taehyung menghampiri dan langsung merecoki permainan yang tengah dilakukan oleh Sooyoung dan Eun Woo.
“Kenapa kau buang bolanya?” Sooyoung segera protes pada aksi Taehyung yang sangat mengganggunya itu.
Sedang Taehyung, hanya tersenyum tolol menatap Sooyoung yang sedang melototinya, “Wahai Juliet ku, janganlah kau marah pada Romeo mu ini, lebih baik kita latihan drama saja agar pementasan kita berjalan dengan sempurna.”
Eun Woo yang berharap salah dengar langsung menatap sinis Taehyung, “Bagaimana bisa kau mengaku-ngaku kalau kau yang akan menjadi Romeonya? Bukankah pengumumannya baru akan diumumkan besok? Itu juga waktu yang paling cepatnya.”
“Kau benar-benar lolos audisinya?” Sooyoung pun ikut bertanya untuk lebih meyakinkan lagi.
Taehyung membalas tatapan sinis dengan lebih sinisnya lagi pada Eun Woo sebelum ia kembali menunjukan senyuman konyolnya pada Sooyoung, “Tentu saja. Kalau kau Juliet, maka aku pasti jadi Romeo, Jika kau tuan putri, aku sudah pasti pangerannya, pokoknya aku ini pasti pasangan sejatimu.” Taehyung semakin melebarkan senyumannya untuk Sooyoung yang menatapnya heran, tak peduli pada suara tawa Eun Woo yang menggelegar hingga ke seluruh penjuru lapangan.
Taehyung baru berhenti tersenyum saat Eun Woo berkata, “Kau terlalu percaya diri! Seperti seratus persen benar saja kalau kau yang akan menjadi Romeo nya, ckckckck.”
Memangnya kenapa jika terlalu percaya diri? Memangnya kenapa jika Taehyung begitu berharap kalau ia yang akan menjadi pasangan Sooyoung dalam pentas drama nanti?
Sungguh, Teahyung tidak peduli! Apapun caranya, hanya dia seorang yang boleh menjadi Romeo untuk Sooyoung, suka atau tidak suka, benar atau salah.
***
Seoul, januari 2020
Bukan dunia yang kejam, tapi manusialah yang kejam.
Bukan dunia yang berubah, tapi manusialah yang berubah.Sooyoung masih menatap pintu mahoni coklat yang tertutup rapat itu dengan segala pemikirannya.
Pemikiran kusut yang tertuju pada bosnya, mantan pacarnya, mantan suaminya, Kim Taehyung. Kim Taehyung yang telah berubah. Benar! Waktu sebelas tahun berpisah pasti telah mengubahnya, karena Taehyung yang sebelas tahun lalu ia kenal bukanlah Taehyung yang sekarang menjadi bosnya. Mungkin Sooyoung harus menerimanya, menerima semua perubahan yang dialami oleh mantan suaminya itu.
Sooyoung masih menatap pintu dan memikirkan segalanya hingga pintu itu terbuka dan menampilkan sosok Taehyung dan seorang perempuan.
Iya, perempuan seksi berambut pirang yang menurut Sooyoung terlalu vulgar dengan menampakan segala lekukan tubuhnya hingga memakai atasan yang menonjolkan sesuatu yang memang sudah menonjol hingga menyembul sedikit keluar meminta diperhatikan oleh para lelaki sejati pecinta perempuan seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan
FanfictionIni cerita tentang cinta pertamanya, tentang patah hatinya, tentang menunggunya, tentang harapannya dan tentang perjuangannya untuk mendapatkan kembali dia ke dalam pelukannya.