5

1.3K 249 17
                                    

Chapter 5

“Apa yang kemarin itu anakmu?”

“Hah?” Sooyoung segera membalikan kembali badannya pada Taehyung yang menatapnya penuh keseriusan, meminta jawaban yang pasti atas pertanyaannya yang sama sekali Sooyoung tak mengerti.

“Ck… Anak kecil yang kemarin sore pergi denganmu ke kedai es krim Wang.”

Sooyoung berfikir sejenak sebelum menjawab. Tepat saat Sooyoung ingin membuka suaranya, Taehyung terlebih dulu memotong ucapannya, “Bukankah kau lebih suka anak perempuan?”

“Berapa umurnya?” Lagi-lagi Taehyung menyela kalimat yang ingin diucapkan oleh Sooyoung.

“Apa Raewoon yang kau maksud?” Sooyoung akhirnya bisa mengeluarkan pendapatnya.

Taehyung membuang tatapan matanya dari Sooyoung sesaat setelah melihat binar dikedua mata perempuan itu, membuat Taehyung semakin kesal saja rasanya.

Kenapa kau langsung berubah ceria setelah membicarakan anakmu? Kenapa selalu terlihat tertekan jika denganku? Ingin sekali rasanya Taehyung mengungkapkan isi hatinya itu, tapi yang ada ia hanya kembali berbicara dengan intonasi amarah, “AKU TIDAK MENANYAKAN NAMANYA,  AKU TIDAK PEDULI!”

Sooyoung kembali merasa tertekan mendengar Taehyung yang tiba-tiba kembali marah-marah padanya. “Maaf, saya hanya tidak sengaja memberitahu nama anaknya Wendy, kenapa anda marah-marah?”

“A…Apa?” Taehyung melebarkan kedua matanya.

Sooyoung semakin bingung, merasa apa yang ia lakukan selalu saja salah. Ia tidak mau salah bicara atau sembarangan bicara lagi pada bosnya itu. “Maaf, saya pamit undur saja yah Direktur?”

Taehyung nampaknya agak merasa kurang puas dengan segala jawaban yang sebenarnya ingin ia tanyakan sejak kemarin sore saat pertama kali melihat Sooyoung menggandeng seorang anak laki-laki menuju kedai es krim. Saking penasarannya, Taehyung sampa tidak bisa tidur semalaman, gelisah. Ia ingin mencari tahu lewat media social tentang Sooyoung lebih jauh, tapi ia tidak berani, terlalu pengecut untuk mengetahui hasilnya nanti.

“Tungggu! Wendy? Jadi anak itu bukan anakmu?”

Sooyoung menggelengkan kepala, terlihat sangat tertekan dibawah tekanan bos nya yang krisis akan pertanyaan yang menurutnya sedikit menyinggung masalah pribadi.

“Raewoon itu anaknya Wendy. Mungkin kau sudah lupa padanya.”

“Wendy?” Taehyung mengerutkan keningnya, pertanda bingung.

Lagi-lagi Sooyoung menganggukan kepalanya, “Song Seung Wan.”

“Ah… perempuan kurus itu?”

Sooyoung ingin menganggukan kepalanya lagi, tapi ia sedikit ragu saat mendengar Taehyung mengatai temannya barusan, “Dia tidak sekurus dulu.”

Memangnya Taehyung peduli? Itu bukan urusan Taehyung. Tapi jawaban yang keluar langsung dari mulut Sooyoung barusan membuat hati Taehyung lega, seperti selesai melaksanakan ujian kelulusannya dulu. Entahlah! Jadi Sooyoung masih belum memiliki anak setelah sebelas tahun berlalu tanpanya?

Ah! Bodoh benar Taehyung! Diakan sudah pernah melihat CV Sooyoung minggu lalu, saat ia memintanya lewat Seulgi. Jelas-jelas disana tertulis status Sooyoung single, bukan menikah ataupun single parent.

Kenapa Taehyung harus sengsara semalaman?

Tunggu! Single? Jadi Sooyoung juga belum menikah lagi selepas bercerai dengannya?

Melihat Taehyung yang hanya diam menampilkan wajah bodoh yang persis seperti tiga belas tahun lalu saat Sooyoung pertama kali melihatnya membuat Sooyoung sedikit tersenyum saat mengingatnya.

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang