Chapter 14
Pulau Jeju, akhir bulan juli, 11 tahun lalu:
"Park Sooyoung!"
Sooyoung langsung menoleh ke depan, pada sosok Eun Woo yang terlihat casual memasuki toko yang sedang ia jaga siang itu.
Sooyoung tersenyum menyambut teman sekelasnya yang sudah hampir setahun tidak saling bertemu.
"Apa kau sedang libur semester?" Sooyoung bertanya saat Eun Woo mendekat, berada didepannya yang hanya dibatasi oleh meja kasir.
Eun Woo menganggukan kepalanya, "Kenapa kau yang bekerja? Dimana si gila itu?"
Baru akan menjawabnya, Eun Woo terlebih dahulu menjawab pertanyaannya sendiri, "Pasti ia sedang bermalas-malasan di rumah bukan? Dasar lelaki tidak bertanggung jawab!"
Sooyoung menggelengkan kepalanya otomatis, "Tidak, bukan begitu! Ia hanya sedang beristirahat. Ia juga bekerja, terkadang ia membantu kakek atau ikut menjual ikan dengan ibuku. Taehyung malah yang mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, mencuci, menggosok, membersihkan rumah. Dia tidak mengizinkan ku berbuat hal-hal berat." Sooyoung selalu tetap menjaga senyumannya ketika menyeritakan kehidupan rumah tangganya dengan Taehyung nya itu.
Eun Woo muak mendengarnya, apalagi melihat senyuman Sooyoung dan wajah berbinarnya. Hatinya menjadi cemburu, iri.
"Dan dia lebih banyak beristirahatnya dibanding bekerjanyakan?"
Sooyoung mengelak lagi, menggelengkan kepalanya sekaligus menggerakan kedua tangannya ke kiri dan ke kanan, "Tidak! Ia memang sedang sakit, ia terkena demam dua hari yang lalu."
Eun Woo tiba-tiba tertawa mendengar penjelasan Sooyoung. Sooyoung saja sampai bingung saat melihatnya.
"Dua hari yang lalu kau bilang?"
Sooyoung kali ini menganggukan kepalanya.
"Kenapa bisa kebetulan sekali dengan ujian tes perguruan tinggi?"
Sooyoung terlihat bingung, terbukti dari kerutan dikedua alisnya, "Maksudmu?"
Eun Woo tersenyum kembali, seperti pada awal dia masuk ke dalam toko pusat oleh-oleh yang sedang dijaga Sooyoung itu, manis dan lembut. "Si gila itu pasti sengaja melakukannya! Ia sengaja menyakiti dirinya sendiri, hanya agar kau tidak bisa ikut tes ujian masuk perguruan tinggi dan membuatmu merawat dirinya, bekerja dan melupakan mimpimu."
Sooyoung bukanlah gadis bodoh, dari awal mendengar Eun Woo mengatakan perguruan tinggi juga sebenarnya sudah membuatnya curiga. Dan terbukti sekarang, kenapa Eun Woo mengatakan hal-hal buruk seperti itu padanya?
"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" Ada nada yang mulai terdengar sinis dari pertanyaan Sooyoung barusan.
"Kenapa kau bisa sangat memercayainya? Kau hanya dijebak olehnya! Dia itu lelaki yang paling licik yang sangat terobsesi padamu. Dia hanya bisa menyusahkanmu saja. Sadarlah Park Sooyoung! Dari awal dia mendekatimu dua tahun lalupun aku sudah bisa mengenali sifat liciknya."
Sooyoung sekarang sudah memasang tampang sebal, tidak seramah tadi. "Jika tidak ada yang ingin kau beli di sini, sebaiknya kau keluar saja! Aku sedang sibuk!"
Eun Woo lagi-lagi tertawa, tawanya mengandung ejekan. "Kau gadis yang pintar Sooyoung! Jangan hanya karena kau terpaksa menikahi lelaki gila, kau termakan tipu dayanya. Masa depanmu pun menjadi sia-sia. Kim Taehyung, bukanlah suami yang baik untukmu. Cara dia mendapatkanmu saja sudah salah, kenapa kau belum sadar juga?"
Sooyoung yang tadinya sedang berpura-pura menghitung sesuatu dibuku catatannya, kembali mendongakan kepalanya menghadap Eun Woo, "Jika kau tahu Taehyung adalah suamiku, kenapa kau mengatakan hal tidak berguna begitu padaku? Apa sebenarnya maumu?" Sooyoung sudah melebarkan kedua matanya sekarang, tidak peduli lagi pada tata krama pertemanan. Eun Woo yang terlebih dahulu menyudutkan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan
FanfictionIni cerita tentang cinta pertamanya, tentang patah hatinya, tentang menunggunya, tentang harapannya dan tentang perjuangannya untuk mendapatkan kembali dia ke dalam pelukannya.