Mang Comblang #1

1.8K 253 90
                                    

Disclaimer : JANGAN BACA KALAU KAMU LAGI MAKAN. Apalagi kalau kamu tipe orang yang gampang mual.

Tahun ajaran baru berarti belanja peralatan sekolah baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Si Kembar, Yama, dan Bumi berbelanja peralatan sekolah bersama. Keempatnya sekarang sedang berada di konter tas sekolah. Pilihan Yama jatuh kepada tas hitam polos tanpa hiasan gambar apapun. Bumi masih bingung memutuskan antara warna merah maroon atau coklat gelap. Sedangkan si Kembar, kedua tampak terdiam di depan tas punggung hitam dengan gambar black Spiderman.

Hanya ada satu tas.

Damar mengerucutkan mulutnya lalu berbalik. Banyu menggaruk hidungnya dan ikut berbalik.

“Ambil saja, aku akan mencari yang lainnya. Aku tidak terlalu ingin, kok,” ucap Banyu seraya menyamai langkah saudara kembarnya.

“Sama kalau begitu. Aku juga tidak terlalu ingin, kok,” jawab Damar.

“Kamu bohong.”

“Kamu juga.”

Kedua terdiam. Alih-alih mencari tas, mereka malah berjalan menuju ke rak komik.

“Ambilah tas itu, toh aku bisa memakainya juga,” gumam Banyu seraya melihat-lihat komik terbaru.

“Kamu aja. Kalau kamu ambil, aku juga bisa memakainya.”

Sejenak, Banyu terdiam sebelum kemudian menoleh kepada Damar.

“Aku sudah berjanji kepada Mama untuk tidak berebut apapun denganmu.”

Damar mengangguk.

“Aku juga sama.”

Keduanya kembali terdiam, fokus mengamati komik-komik yang tertata rapi di rak. Tahu-tahu bahu mereka ditepuk oleh Bumi.

“Nih! biasakan bertanya sebelum memutuskan sesuatu,” ucap bocah itu seraya memberikan tas yang tadi dilihat oleh si kembar itu kepada Banyu. Yama yang juga mendekat memberikan tas lain yang sama persis kepada Damar.

“Lho ada dua?” tanya Damar bingung.
“Kami bertanya kepada petugas yang jaga dan ternyata masih ada stock di dalam,” jawab Yama.

“Wah terima kasih,” gumam Banyu semringah, “Kalian kok tahu kami ingin tas ini?”

“Kalian berdua berdiri di depan tas ini hampir lima belas menit. Hanya orang bodoh yang tidak tahu,” jawab Bumi.
Alih-alih menjawab, Si kembar hanya nyengir hampir bersamaan, tampak sangat berterima kasih kepada kedua sahabat yang sangat mengenal mereka.

“Jadi kurang apalagi? Jangan lihat-lihat komik, selesaikan dulu belanjaan kita,” ucap Yama seraya mengamati daftar belanjaan yang dia buat.

Karena sudah masuk SMP, mereka memutuskan untuk belanja sendiri perlengkapan sekolah tanpa ditemani oleh orang tua mereka. Walau tetap saja ada dua  orang pengawal yang menjaga dan mengawasi mereka.

“Ah aku butuh pensil gambar dan buku sketsa,” jawab Bumi tiba-tiba teringat akan Jared, adik sepupunya yang senang menggambar.

“Oh aku butuh cat air. Kalian kurang apalagi?”

Si kembar yang masih sibuk mengamati tas yang mereka inginkan, mendongak dan tersenyum kepada Yama.

“Pulpen dan penggaris,” jawab Banyu.

“Sama,” Damar mengikuti.

Yama lalu mengangguk dan berlalu.

“Tidak terlalu ingin katamu? Hah!” cibir Damar seraya menatap Banyu yang membalas dengan memutar bola mata.

Cafè The 'LilsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang