Si Kepiting dan Si Undur-Undur (4)

4.3K 492 100
                                    

"Aaaaaah.......aku pasti pingsan kalau dicium kayak gitu," ucap Tabitha seraya memeluk bantalnya dengan wajah mupeng.

Mikaela yang berbaring tengkurap di sebelahnya mengangguk setuju seraya menatap layar TV besar di depan mereka, masih terpesona dengan adegan ciuman di drama korea yang sedang mereka tonton. Sebenarnya Tabitha lah yang tergila-gila dengan drama korea, Mikaela tidak terlalu. Tetapi karena bujukan sahabatnya itu, dengan mengatakan kalau drama Korea yang satu ini tidak aneh-aneh, sederhana namun manis, akhirnya Mikaela mau juga ikut begadangan menonton marathon drama tersebut.

"Aku mau ciuman pertamaku semanis itu," lanjut Tabitha.

"Seperti mereka gitu?" tanya Mikaela seraya bangun, duduk lalu meraih kripik kentang di sampingnya. Ruang tengah rumah mereka sudah berantakan, penuh dengan bantal, berbungkus –bungkus snack serta kaleng-kaleng minuman bersoda.

"Yup,"

"Di drama itu ceritanya mereka berdua adalah sahabat sejak kecil, berarti kalau kamu ingin seperti mereka...umph....pilihannya antara Banyu atau Damar..." ucapan Mikaela terpotong oleh suara batuk Tabitha yang tersedak kukis Choco chip. Dengan segera Mikaela menyodorkan kaleng minuman soda yang masih ada isinya.

"Kenapa jadi ke si kembar sih?" protes Tabitha setelah berhenti terbatuk-batuk.

"Lha sahabat kita sejak kecil itu hanya si kembar dan kedua sepupumu, iya kan?"

"Maksudnya ciumannya yang kayak gitu, udah ah, napa jadi ke si kembar, sih...." gumam Tabitha jengah.

Mikaela tertawa melihat reaksi sahabatnya.

"Jadi, Damar atau Banyu?" tanya Mikaela lagi yang langsung membuat Tabitha menoleh dan melotot dengan muka merah.

"Apasih Kay...."

"Damar atau Banyu?"

Tabitha sudah membuka mulut hendak protes ketika sebuah pemikiran melintas di benaknya. Gadis itu langsung tersenyum lebar.

"Kamu sendiri?" tanya Tabitha seraya tersenyum menggoda.

"Aku? Aku kenapa?"

"Kamu sendiri, milih mana di antara kedua sepupuku?"

"Hah? Sepupumu? Aku..." Mikaela hampir menjawab namun langsung berhenti dan menutup mulutnya rapat-rapat. Alih-alih menanggapi, gadis itu bangkit menuju dapur.

"Yeeee, dianya lari," ejek Tabitha.

"Aku lapar, mau ramen ga?" teriak Mikaela dari dapur, mengabaikan ucapan Tabitha.

"Ck, dasar undur-undur, kerjanya mundur muluk," gumam Tabitha seraya kembali fokus ke layar TV.

"Mau ramen ga?" teriak Mikaela lagi.

"Iyaaaaa, yang pedes yak, makasih," jawab Tabitha balas berteriak seakan rumah mereka seluas lapangan sepak bola.

~*~

"Kalian begadangan semalam?"

Mikaela dan Tabitha yang sedang menguap bersamaan spontan menoleh ke arah Yama yang baru datang ke café. Seraya menguap lagi, Tabitha mengangguk.

"Tugas kuliah?" tanya Yama lagi seraya mengamati Mikaela yang ikut menguap setiap Tabitha menguap. Pertanyaan yang spontan dijawab kedua gadis itu dengan gelengan.

"Paling juga mereka begadangan nonton drama korea, iya kan?" Damar yang muncul dari dapur dengan cinnamon roll di tangannya, tanpa diminta ikutan nimbrung berkomentar.

"Kalian ga kuliah?" tanya Yama masih mengamati Mikaela yang tampak kelelahan. Dia menduga gadis itu tidak tidur sama sekali. Setelah begadangan, Mikaela pasti langsung membuat adonan kue yang kemudian di bawa ke café.

Cafè The 'LilsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang