Istirahat kali ini aku memutuskan untuk tidak belanja ke kantin. Sebab, setelah istirahat akan ada ulangan matematika. Siapa juga yang mau remed njir :v.
"Ocanggg~ ajarin gue matik dong. Otak gue nol banget kalo ngitung angka," ucapku seraya menuju ke bangku Yeosang yang berada di nomor empat sebelum bangku terakhir. Asal kalian tahu, hanya ia siswa yang pintar tapi tidak duduk di depan :v.
Yeosang mendongak, menutup buku yang sedari tadi dibacanya. Kemudian menatapku malas. "Belajar sendiri."
"Akhh, jangan gitu dong. Ajarin gue plis," rengekku setelah aku duduk di sebelahnya.
"Ulangan masih jaman belajar?"
Itu bukan suara Yeosang. Melainkan sosok tak kasat mata yang hampir mirip dengan kuyang. Jinjja, ternyata sedari tadi ia menguping pembicaraanku dengan Yeosang.
Aku menoleh ke belakang, "apa hak lu buat nyaut?"
Yeosang tertawa, "bener kata Mingi. Ngapain belajar? Selembar kertas ulangan tu tidak menentukan masa depan kita 😎."
"Aelah bilang aja lu ngomong gitu karna gamau ngajarin gue. Dahlah males gue liat muka lu!" ucapku lalu menyenggol lengan laki-laki mungil di sampingku ini.
Bagaimana bisa, Yeosang yang notabenenya sahabatku malahan membela Mingi si jurig.
"Uke banyak bacot."
Suara dari sosok yang duduk di belakang itu lagi.
Aku meninggikan nada, "lo yang uke! Dasar ukenya Hongjoong!"
Mingi tersenyum miring, "uke kok teriak uke~"
Baru saja aku ingin menampol Mingi, tiba-tiba ada sosok lain dari kelas sebelah yang datang ke kelasku.
"Heloow epribadih~ cogan back. Pada kangen ye sampe ribut-ribut gini?"
"Bacot lu es pino. Gue lagi gelud sama Yunho, bukan ngangenin lu," sahut Mingi.
Leeknow dengan cepat ikut duduk di sebelah Mingi. Ini anak macem anak twitter yang hobby JB JB gitu. Bukan JB Got7 ye, JB a.k.a. Join Bareng.
"WOW, gelud di ranjang kah?"
Aku menyentil pipi Leeknow, "sembarangan!"
"Biasanya, musuh itu bisa jadi cinta loh~" celetuk Yeosang.
Leeknow membenarkan, "bener banget. Gue lagi ngebayangin Mingi sama Yunho jadian nih."
"Samaa~ trus nanti mereka punya anak," jawab Yeosang.
"Nanti Yunho ganti marga. Jadinya Song Yunho, bukan Jung Yunho, awokawokaowk," canda Leeknow.
Aku menepak meja dengan keras. Hingga ketiga manusia laknat ini menjadi ketakutan. Yang benar saja, mereka menjadikanku bahan bullyan.
"THAT'S ENOUGH YALL! Gara-gara lo sipit, gue jadi dibully!!" aku menatap Mingi dengan tatapan sangat-sangat marah.
Mingi tertawa, "lah kok gue?"
"IYA LO!"
Tidak kusangka, Mingi menatapku balik. Jujur saja, tatapannya membuatku lemah. Jung Yunho tydack kuadh.
"Aelah malah tatap-tatapan. Dasar pasutri gaje," sindir Leeknow.
Aku membuang wajahku, dan berpura-pura membaca buku milik Yeosang.
"Ciee salting, ciee~" goda Yeosang.
"Dih apaan dah!" ujarku.
Tak ada hujan tak ada angin, Mingi memegang pundakku dari belakang. Sambil berkata, "ayo tatap-tatapan sampai kita jatuh cinta!"
"JINJJA?!"
"TERNYATA LO SELAMA INI NYIMPEN PERASAAN SAMA YUNHO, GI?!" teriak Leeknow.
"GA NYANGKA GUE GA NYANGKA!" Yeosang ikut meramaikan.
"KITA SEBARIN BERITA INI KE WOOYOUNG SAMA SEUNGKWAN YOK!"
"BOLEH TUH BOLEH, GUE SETUJU~"
Mingi angkat suara, "jangan bego! Kek admin lambe turah lu berdua."
Mereka berdua tidak henti-hentinya saling sahut. Hingga kupingku memerah seperti kepiting rebus karena ulah mereka. Ah, sudah lah. Pasrah saja.
Setelah kejadian memalukan ini, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka bertiga. Organ pemompa darahku tidak henti-hentinya berdegup dengan kencang. Dasar Song Mingi sialan!
Mingi suka sama gue?Bukan mimpi kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.