✧ :・゚O7

890 123 37
                                    

Mingi POV

"Mingi! Tunggu gue."

Suara yang tidak asing. Aku menoleh ke belakang dan mendapati sosok Yunho yang terengah-engah, mungkin karena ia berlarian.

Semenjak kejadian di panti asuhan, ia sangat berbeda. Seperti, lebih akrab kepadaku. Padahal sebelumnya laki-laki manis itu sangat jual mahal denganku.

"Yun, kenapa?" tanyaku.

"Budeg ya lu! Gue udah manggil-manggil lu daritadi. Dan lu malah baru denger pas udah nyampe di parkiran," jawab Yunho.

Aku tersenyum manis hingga kedua bola mataku tidak terlihat. "Maafin aa, neng."

"Halah bicit yi kimi. By the way, gue mau ngajak lu ke kafe yang baru dibuka itu loh."

Aku mengerutkan dahi, "yakin? Kita masih pake seragam sekolah loh."

Tanpa menjawab, Yunho langsung mendorong tubuhku agar mendekat ke motor. Dan ia memberi isyarat agar aku segera mengendarainya.

"Gaskan," ucap Yunho setelah aku duduk di sadel motor. Kemudian ia menduduki dirinya di belakangku.

Demi Tuhan, aku merasa canggung sekali. Entah setan apa yang merasuki Yunho sehingga dirinya berubah seperti ini.

Aku mulai menjalankan motor dan Yunho yang menuntun jalan ke kafe--yang katanya baru dibuka di ujung kota itu--.

Aku mulai menjalankan motor dan Yunho yang menuntun jalan ke kafe--yang katanya baru dibuka di ujung kota itu--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat siang, mau pesan apa?" tanya sang pelayan setelah kami berdua tiba dan duduk di tempat pilihan kami.

"Mau pesan---"

Belum juga aku menyelesaikan ucapanku, Yunho dengan segera memotongnya.

"Yang paling banyak diminati aja, mba. Aka yang recommended di sini," jawab Yunho.

"Baik, silakan ditunggu."

Setelah pelayan itu pergi, Yunho menatapku, begitu juga sebaliknya.

"Gue ngajak ke kafe ini karena mau ngobrolin sesuatu."

"Ngobrolin apa? Langsung aja," jawabku.

"GUE KEMARIN MIMPI ANEH ANJER!" ucap Yunho dengan nada yang tinggi, lalu ia menenggelamkan wajahnya di meja karena ia malu.

Aku terkekeh, "astaga, mimpi paan dah. Kok sampe segitunya?"

Yunho mendongak, lalu menatap ke arah lain. "Dahlah, lupakan aja hehe. Sebenarnya gue mau lanjutin cerita di panti asuhan itu loh."

Ah iya, benar juga. Aku penasaran mengapa Yunho bisa memiliki anak. Dan kira-kira siapa yang menghamilinya?

"Oh iya, cerita aja," ujarku.

Yunho yang awalnya mimik wajahnya bahagia, sekarang berubah menjadi sedih. "Nama anak gue itu Park Chanho."

"Lalu?"

"Dulu, gue pernah kenal sama satu cowok. Dia bisa dibilang baik banget, selalu perhatian sama gue, pokoknya bucin banget lah. Gue pun gitu ke dia. Jadi kita sama-sama saling mencintai...

...hingga tiba hari itu, hari dimana kami melakukan hal yang sepantasnya tidak boleh dilakukan. Dan itu mengakibatkan gue mengandung Park Chanho...

...gue kira dia bakal mau nerima Chanho sebagai anak kandungnya, eh ternyata enggak. Dia ninggalin gue, hiks. Dan lebih memilih Baekhyun untuk menggantikan posisi gue...

...semenjak itu gue down banget. Orangtua gue nyuruh gue buat naruh Chanho di panti asuhan. Sebenarnya gue ga tega, tapi mau bagaimana lagi...

...semenjak itu juga, gue sulit buat ngebuka hati gue buat cowok lain. Termasuk lu, Song Mingi. Tapi, gue punya firasat bahwa lu lebih baik dari mantan gue itu," jelas Yunho panjang lebar.

Aku tertegun setelah mendengar penjelasan Yunho. Aku sangat salut terhadapnya karena ia bisa menghadapi masalah besar ini dengan hati yang kuat, walaupun orang-orang sekitar tidak ada yang mendukungnya. Jika aku berada di posisi Yunho, aku akan tidak kuat. Dan lebih memilih untuk terjun dari gedung yang tinggi.

Yunho mulai meneteskan air matanya. Aku segera pindah duduk di sebelahnya. Lalu aku membiarkan Yunho menangis di pelukanku.

"Tidak apa-apa, menangis lah."

"Hikksss, cuma lu harapan gue sekarang, Mingi," ucap Yunho sambil menangis sesenggukan.

Aku memeluk Yunho lebih erat, lalu mengusap-usap punggungnya. "Lo sosok yang hebat, lo gak boleh nangis. Gue bakal selamanya berada di sisi lo."

Yunho melepas pelukanku dengan perlahan. "Gue mau balas dendam ke Chanyeol."

"Chanyeol? Chanyeol siapa?"

Belum juga Yunho menjawab pertanyaanku, pesanan kami datang. "Silakan dinikmati."

"Chanyeol mantan gue. Alias Papanya Chanho," jawab Yunho setelah menyeruput tehnya.

 Alias Papanya Chanho," jawab Yunho setelah menyeruput tehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tatap-Tatapan [Mingi × Yunho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang