Cupid Chan

2.4K 387 119
                                    

A remake of Thai Movie

"My Name is Love"
Pernah diposting di 'antah berantah'


◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

"Park Chanyeol, saranghae," cicit gadis berseragam SMA, Do Kyungsoo.

Dengan wajah merah padam, jemari tak lentiknya sesekali membenahi letak kacamata bulat yang merosot dari pangkal hidung. Memilih menulikan telinga, tak acuh dengan bisik-bisik para siswa yang mencibir.

Bagaimana tidak dicibir?

Park Chanyeol adalah sosok sempurna. Kapten Basket dengan tubuh proporsional. Wajah rupawan tak terbantahkan. Dicintai para siswi seluruh penjuru sekolah.

Sedangkan Do Kyungsoo, hanyalah siswi biasa dengan penampilan jauh di bawah standar. Kacamata bulat, pipi penuh jerawat. Rambut di kuncir dua dan baju seragam yang kebesaran. Jika ada pemilihan Ratu Kecantikan di sekolah, maka Kyungsoo ada di urutan paling akhir

Seharusnya Kyungsoo berkaca sebelum menyatakan cinta. Begitu cibiran yang terbisik.

Bibir tebal Chanyeol nan seksi berdecih meremehkan. Kaki jenjangnya maju selangkah mendekat pada Upik Abu di hadapan. Sedikit menunduk untuk menyamakan tinggi dengan gadis cupu itu.

"Apa kau mau kubelikan cermin?" celetuk Chanyeol.

Riuh tawa menimpali arogansi seorang Park Chanyeol. Dengan sunggingan senyum angkuh ia meninggalkan gadis lugu itu. Tanpa merasa bersalah telah menggoreskan sayatan di hatinya.

Selain bertingkah sok tampan, bentuk arogansi Chanyeol yang lain adalah suka melakukan perundungan terhadap mereka yang lemah. Contohnya pagi tadi, dia dengan sengaja menginjak tangan Lay yang sedang memungut remah roti.

Tanpa mengucap maaf, Chanyeol hanya berlalu sambil terkekeh bersama dua sahabat begajulannya -Sehun dan Kai.

Ketiga siswa tampan itu memang banyak dipuji oleh para siswi genit. Namun, dihindari oleh siswa dan siswi yang rendah diri.

Chanyeol dan keangkuhannya adalah perpaduan yang tak boleh dilestarikan di muka bumi.


💛💛💛


Chanyeol berdiri dengan gagahnya di atas podium, di tengah pusat perbelanjaan. Tangan kanannya menggenggam microphone dengan erat. Sementara tangan kiri, menyibak helai poni agar tersingkir dari jidatnya yang seksi tak terbantahkan.

"Tes... Satu... Dua... " suara baritone Chanyeol yang seksi nyaring terdengar dari pelantang.

Beberapa pasang mata tertarik untuk melirik. Namun, detik berikutnya memilih berlalu.

"Yak!!! Silakan dipilih... Dipilih... Kakak kakak... Om.. Tante.. Pancinya anti bocor, anti kerut, anti karat, tanpa sayap!" teriak Chanyeol lantang menjajakan barang dagangannya.

Tak jauh dari podium itu, seorang lelaki dengan penampilan parlente, menggeleng kesal atas sikap bawahannya itu. Park Chanyeol memang tak bisa diandalkan sebagai sales-man. Menjual panci saja ia gagal.

612°CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang