Di penghujung hari HUT Proklamasi Republik Indonesia, MERDEKA!!! 🇲🇨🇲🇨🇲🇨
Sekelumit cerita sebelum cerita., berhubung di kampung² ga ada lomba 17an. Kemarin bikin dong acara lomba gitu, lomba yang kayanya kudu nan wajib banget selalu ada di setiap perayaan 17an... Kalau nggak ada itu bagai sayur tanpa garam, kecuali buat yang emang die garem sih...
Yep, lomba makan kerupuk...
Saking (sok) ribetnya persiapan si lomba kerupuk ini, akhirnya si kerupuk pada ngambek. Mereka melempem dengan cara elegan dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Lomba lanjut? Tentu, pake si kerupuk melempem itu tadi,, asli ini mah lomba melumat kerupuk bukan makan kerupuk yang harusnya kriuknya pecaah...
Betewe kala bolo bucin, kangen ga sih lomba 17an? Lomba apa yang paling dikangenin?
Jangan bilang kangen jadi panitia bareng gebetan...ciyeee, yang udah ser²an pedekatean taunya ditinggal jalan sama saingan...
Udah ah...
Happy Reading ❤
🍦🧁🍦🧁
Kyungsoo tengah menikmati masa kejayaan bisnisnya. Membuka kedai es krim adalah mimpinya.
Kenapa es krim? Es krim merupakan sajian manis, dingin dan segar yang dapat dinikmati dari segala usia. Jelas pangsa pasar yang disasar Kyungsoo menjangkau semua kelompok dari kelompok berdasarkan usia hingga kelompok berdasarkan gender.
Dyolicate, nama brand yang Kyungsoo gunakan. Gabungan dua kata yang merujuk pada nama marganya dan juga "delicate" yang berarti lembut. "Bukankah tekstur dari es krim itu sendiri lembut?" Begitulah pikir Kyungsoo saat menciptakan nama untuk kedai es krimnya.
🧁🍦
Pagi itu, Kyungsoo sedang berjalan dengan riang menyusuri tepi jalanan kota Seoul saat banyak kelopak sakura yang berguguran, sambil membawa satu cup gelas kertas berisi latte hangat.
"Hmm, indahnya!" Kyungsoo berhenti sebentar hanya untuk menghirup udara musim semi sambil memejamkan matanya sekejap.
Kemudian, ia kembali membuka netra jernihnya, dan senyum tetap tersungging cantik di bibir bentuk hatinya, melanjutkan perjalanannya sambil sesekali menyesap latte.
"Hmm, aneh. Aku merasakan ada sesuatu yang menyebalkan terjadi hari ini?"
Bak cenayang, Kyungsoo memang selalu mengaitkan kepekaan perasaan dengan cuaca di sekitar.
Enam ratus dua belas centimeter jarak dari kedainya dengan tempat Kyungsoo berdiri mematung sekarang, terpampang pemandangan tak lazim seperti hari sebelumnya.
Tepat di depan kedai Dyolicate telah berdiri kokoh sebuah kedai. Meski berbeda namun tetap saja kedai itu menjajakan menu makanan nan manis. Dessert.
🍦🧁
Kyungsoo meremat flyer yang didapat kedai seberang. Netranya menatap nyalang bangunan semi permanen di sana dari balik kaca bening tembus pandang dari dalam kedainya. Bahkan bangunan bercat putih dipadukan merah di seberang sana yang tak tahu menahu salahnya di mana pada Kyungsoo.
"YummyChan? Apa dia sedang bercanda? Bagian mana yang bisa disebut "Yummy"?" Teriak Kyungsoo frustasi.
"Sebenarnya, yang dia maksud "yummy" adalah menu yang ia jajakan"
"Kau membelanya, Oppa?" Kyungsoo menatap tajam lawan bicaranya
"Bukan membela. Aku hanya mencoba meluruskan maksud, agar orang yang mendengar tidak salah mengartikan ucapanmu" Seseorang yang Kyungsoo panggil Oppa menatap sekeliling kedai, terlihat dari hampir seluruh pasang mata menatap ke arah mereka berdua penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
612°C
FanfictionCerita-cerita di work ini akan membuat kebucinan kalian meningkat 612 derajat ChanSoo 12 Januari 2020 ©chansoo_specter