Apa kabar cinta pertama anda saat ini?.
Not happy ending(?).
Absurd Aneh.
I dunno
Happy reading
Tidak ada pertemanan tulus yang terjalin antara pria dan wanita.
Tiga tahun lalu teori ini akan saya sangkal kuat-kuat. Saya bahkan siap menjadi yang terdepan menyuarakan protes untuk kesimpulan tak berdasar diatas.
Namun semuanya tak lagi sama. Saya dipaksa untuk menjilat ludah saya. Semua itu disebabkan oleh satu rasa, yang sering digunakan para penyair dan penyanyi untuk membuat karya. Rasa itu disebut cinta, dan melibatkan hati.
Saya dipaksa untuk mengakui kalau sesuatu yang membuat hati saya gelisah adalah karena sedang jatuh kedalam cinta.
Harusnya hal ini tidak rumit. Saya adalah seseorang yang paling dikagumi. Saya mau siapa, saya bisa dapatkan.
Masalahnya, saya jatuh cinta pada sahabat sendiri.
Benci dan cinta itu setipis sayatan bawang. Rentan untuk rusak. Harus benar-benar hati-hati.
Hati saya memilih dia. Tapi logika menolak keras. Memperingatkan besarnya dampak buruk yang mungkin akan merusak persahabatan kami.
Ironi memang, Logika dan cinta sering tak bisa jalan bersama. Mereka bagaikan air dan minyak.
Saya ingin berontak, mencoba mengenyampingkan resiko yang mungkin--belum tentu terjadi. Selagi saya dan dia bisa saling memahami seperti waktu kami masih bersahabat, saya pikir tentu tidak akan apa-apa.
Tapi sekali lagi saya pengecut.
Saya hanya bisa melihat dia, duduk didepan sambil bergandengan tangan dengan pria lain, sedangkan saya jatuh cinta--pura-pura--dengan wanita kesekian.
Saya cemburu, tapi saya tidak punya hak. Sahabat punya batasan dalam mencampuri urusan asmara sahabat lainnya.
Ingin rasanya saya menarik kerah pria itu dan mengajaknya bertarung di ring. Membuktikan siapa yang paling kuat, dan berhak menjadi pasangan--
"Kalau aku gak kenal kamu...-"Saya menatap si wanita kesekian, ia berhasil mencuri--sedikit konsentrasi saya.
Bilang putus, bilang putus.
"... Aku akan nyangka kamu punya rasa sama Kyungsoo,"
Saya menghela napas, wanita kali ini punya kapasitas sabar yang lebih besar.
"Bagaimana kamu bisa memberi kesimpulan seperti itu?" saya mencoba bertanya--iseng.
"Mata kamu hampir keluar saat memandang Kyungsoo." bibir hasil tempahan di salon itu mencebik--berusaha imut. Tapi maaf, tidak ada bibir yang ingin saya cium selain punya Kyungsoo. "Cara kamu lihat dia, kayak cemburu banget. Seolah Kyungsoo itu kekasihmu, dan lagi liat dia selingkuh." Jarinya bermain di jam mahal yang harus saya beri saat ketahuan melamun. "Aku pacar kamu. Aku berhak 'kan, untuk marah?"
Kalau pacar--maksud saya mantan yang lain, marah langsung minta putus. Yang ini lain lagi. Kalau marah, dia selalu minta barang mewah. Kalau saya cueki, nanti dia akan mengadu pada Kyungsoo. Saya luluh, saya kalah.
Sial kan?
"Pri," Wanita bernama Paprika itu menoleh, dia cantik, beberapa orang bahkan mengatakan kecantikannya nomor Wahid, tapi bagi saya, Kyungsoo tetap juara. "Kalau aku minta putus sekarang, kamu bakalan ngapain?"
Gila! Kyungsoo pasti bakalan marahin saya lagi.
"Ya gak bakal ngapa-ngapain," si Paprika menjawab dengan enteng.
"Kenapa?" bodohnya saya malah bertanya.
"Aku udah tahu kamu gak akan pernah jatuh cinta sama aku," udah tahu, kenapa gak pernah bilang putus, Jojon?! "Tapi aku punya prinsip, gak akan pernah bilang putus duluan sama cowok. Biar aja mereka yang mulai."
"Kenapa?" Oke, saya udah kayak Dora, nanya mulu.
"Alasannya aku gak tahu. Cuma udah jadi prinsip aja," Paprika sok misterius banget.
"Yauda kita putus ya? Okeh?" saya udah dikasih lampu hijau untuk putus. Surat izin putus saya telah disetujui. Ya saya langsung selesaikan.
"Oke, kita putus," Paprika berdiri, dia sempat berpikir sebelum berbicara kuat-kuat, "Kyungsoo! Aku sama Chanyeol putus! Maaf ya, gak bisa nepatin janji!"
Paprika gila! Fix dia sakit jiwa. Kyungsoo, pacarnya, dan pengunjung kafe, semua melihat kearah kami. Saya malu. Saya ambil kantung kresek diatas meja dan tutup wajah saya.
Saya gak mau kesini lagi.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
612°C
FanfictionCerita-cerita di work ini akan membuat kebucinan kalian meningkat 612 derajat ChanSoo 12 Januari 2020 ©chansoo_specter