SR | 2

562 137 3
                                    

Warning typo! Tandai guys :v

Warning typo! Tandai guys :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Bismillah. " guman Reta sambil menundukkan kepalanya.

Reta pun segera membuka pintu kelasnya sambil menundukkan kepala, dirinya merasa semua pasang mata menatap ke arah pintu yang terbuka, dan ternyata.

*****

Hening, tidak ada Pak Mamat si guru killer, kelasnya sedang tidak ada guru, tapi kenapa hening tidak seperti biasanya yang akan heboh seperti pasar jika sedang tidak ada guru yang masuk ataupun jamkos. Dewi Fortuna kali ini berpihak kepada Reta, tapi tidak tau lain kali, mungkin bila terlambat lagi, Reta akan di hukum.

Reta menghela nafas gela, tidak dengan teman sekelasnya yang merasa terkena serangan jantung mendadak. Mereka pikir yang membuka pintu iti adalah guru killer yang berasal dari BK yakni Ibu Ani, guru yang paling killer seantero AIHS.

"Uahhh astaga Reta, lo ngangetin kita semua tau gak, kita kira yang masuk tadi Buk An, ehh malah lo, emang bener-bener lo ya Ret." ucap Fika si bendahara yang super duper galaknya dengan nada keselnya akibat Reta.

"Hehe maaf semuanya, aku kira udah ada Pak Mamat, abis kelas hening banget sih gak kayak biasa kalau ada jamkos." jawab Reta sambil berjalan menuju tempat duduknya yang berada dinomor 2 sebelah kanan.

Reta langsung menduduki bangkunya. Reta duduk bersama dengan salah satu sahabatnya  yang paling bawel, pencinta cogan  yakni Melysha Vionna Evoleth.

"Tumben lo telat Ret?" tanya Mely ketika Reta telah duduk dikursinya tersebut.

"Iya tapi itu aku bangunnya kesiangan, terus pas mau ke kelas aku gak sengaja nabrak orang karena lari buru-buru takut Pak Mamat udah di kelas, tapi malah nyesel aku minta maaf sama dia."

"Lah kenapa nyesel? Bukannya kalau kita yang salah atau gak sengaja kita harus minta maaf ya?"

"Iya emang benar, tapi kali ini Reta nyesel minta maaf ke dia. Dianya aja gak mau nerima maaf dari Reta, terus juga ya di wajahnya itu dingin, datar kayak tembok dan gak ada ekspresinya, mana jawabnya cuman 'hmm' lagi."

"Wait wait, tapi lo bilang gak sengaja nabrak orang, tapi orangnya dingin, sama datar?" tanya Mely lagi.

"Iya." ucap Reta.

"Whatt gila, lo gak bohong kan Ret?"

"Yah mana mungkin lah aku bohong Mely." jawab Reta sambil memutar bola matanya.

Nikah SMA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang