•••
Rutinitas pagi Eunbi setelah hampir 3 minggu menikah dengan Jeongkook adalah bangun lebih awal dari biasanya untuk menyiapkan semua kebutuhan sang suami. Mulai dari menyiapkan air hangat untuk Jeongkook mandi, lalu memilih pakaian kerja yang akan dikenakan pria itu, hingga membuatkan sarapan untuk sang suami tercinta sebelum berangkat ke kantor.
Eunbi yang dulunya tak mengerti cara mengurus pekerjaan rumah pun sekarang mulai terbiasa berkat bantuan Bibi Han. Selagi Eunbi masih bisa menyiapkan semua keperluan suaminya sendiri, tak ada alasan bagi orang lain untuk menyiapkan keperluan Jeongkook.
"Jeon, kau ingin dimasakkan apa siang ini?" tanya Eunbi selagi membantu Jeongkook mengancingkan kemeja kantornya.
"Em, apa pun yang akan kau masak untukku, pasti akan aku habiskan," jawab Jeongkook.
"Kalau begitu nanti aku akan pergi berbelanja bahan masakan bersama Bibi Han dahulu. Ngomong-omong, jam berapa kau kembali dari lapangan proyekmu ke kantor?" Eunbi pun memasangkan dasi ke leher Jeongkook, lalu menyimpulkan dasi biru navy favorit sang suami itu.
"Paling cepat pukul satu siang, Sayang. Kalau kau sudah tiba di kantor dan belum menemukanku, tunggu saja,oke?"
Eunbi menganggukkan kepala. "Hm ... baiklah."
Kegiatan menyimpul dasi Jeongkook selesai. Pria itu tersenyum sembari memberikan satu kecupan lembut di atas puncak kepala Eunbi. "Terima kasih, Istriku."
Eunbi menganggukkan lagi, memungut handuk basah yang baru saja digunakan Jeongkook dan langsung memasukkannya ke dalam ke ranjang kain kotor di dalam kamar itu. Sedangkan Jeongkook saat ini tengah terduduk di pinggiran kasur untuk memasang sepatunya sebelum turun ke bawah untuk sarapan.
"Arlojimu nanti ketinggalan," kata Eunbi seraya memasangkan arloji hitam yang tadi dia ambil di dalam laci kumpulan aksesoris Jeongkook pada pergelangan pria itu.
"Sekali lagi terima kasih, sayang. Kau benar-benar istri yang luar biasa telaten dalam mengusur suami. Jangan membuatku semakin jatuh cinta denganmu." Tutur pria itu menjawil hidung bangir Jeongkook.
"Mama pernah mengatakan suatu hal padaku."
"Apa yang mama katakan padamu memangnya?"
" Jika seorang perempuan ingin diperlakukan layaknya seorang ratu oleh suaminya. Maka, sudah seharusnya seorang istri pun harus memperlakukan sang suami.
"Aku selalu aku ingat dari pesan mama. Jika aku ingin diperlakukan seperti ratu olehmu, maka aku juga harus memperlakukan suamiku seperti raja."
Sudut bibir Jeongkook terangkat membentuk senyum asimetris. "Sure, My Queen. You are my sweetheart and my perfect wife. Ever...."
Bibir Eunbi langsung melengkung, tersenyum manis. "Kalau begitu ayo turun ke bawah untuk sarapan. Aku tidak mau kau terburu-buru untuk sampai di kantor," ajak Eunbi, sambil membantu sang suami untuk membawakan tas kerja milik Jeongkook dan beberapa berkas gambar yang telah di cetak oleh Jeongkook tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO BE A GOOD DADDY? ✔
Fanfiction[TERSEDIA DALAM VERSI EBOOK] Menikah tanpa proses pacaran. Apakah Jeongkook mampu untuk menjadi suami, sekaligus "good daddy" untuk keluarga kecilnya? Berawal dari hubungan persahabatan, berlanjut menjadi rasa suka antara Eunbi pada Jeongkook. Perna...