***
Bunyi gemericik guyuran dari tetesan air shower yang mengalir jatuh, membasahi mulai dari ujung kepala hingga seluruh tubuh atletis Jeongkook yang terbalur busa sabun, terdengar memenuhi kamar mandi hingga menjalar keluar kamar mereka. Ketika sisa dari busa sabun telah hilang si sekujur tubuhnya, pria itu langsung mematikan kran shower, mengambil handuk yang tersimpan di lemari kecil kamar mandi dan melilitkan ke pinggang rampingnya. Kemudian, Jengkook mengambil satu handuk lagi untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah.
"Rasanya Eunbi benar-benar beruntung memiliki suami tampan sepertiku, yang bahkan nyaris sempurna," data pria itu dengan percaya diri, saat sedang mematut diri di depan cermin.
Menggosok surai hitamnya yang basah, Jeongkook menyemprotkan parfum kesukaan Eunbi ke hampir seluruh tubuh atletisnya itu.
"Jeongkook, you are so perfect!" gumamnya dengan senyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya.
Setelah hampir 15 menit menghabiskan waktu dengan kegiatan mandi, Jeongkook pun lantas bergegas menghampiri sang istri yang sudah berada di atas kasur dengan sebuah macbook menyala di atas pahanya, hanya dengan celana pendek di atas lutut dan kaos putih oblong body fit yang ia gunakan.
Jeongkook menghampiri Eunbi. "Sedang apa sayang?" tanyanya seraya mengambil posisi di samping Eunbi yang fokus menonton drama.
"Sudah selesai mandi, Jeon?" Eunbi berujar tanpa menoleh pada Jeongkook.
"Hm, menunggu lama?"
Eunbi menggeleng, kemudian melirik sekilas ke arah Jeongkook yang bersandar di pundaknya dengan manja. "Tidak, kupikir akan menunggu lebih lama lagi."
Suaminya tersenyum tipis, langsung mendekat pada Eunbi yang bersandar pada kepala ranjang, lantas berbisik dengan lirih, "Sayang istriku. Sayang sekali." Jungkook mencuri satu ciuman lembut di bibir tipis milik sang istri.
"Jeon, rambutmu masih basah! Keringkan dulu. Kau bisa terkena flu, tahu!" Eunbi berdecak kesal, lalu mengalihkan tatapannya dari layar laptop.
"Kalau begitu bantu aku mengeringkannya," rayu Jungkook manja, memeluk pinggang ramping Eunbi dalam sekali gerakan.
"Kau memiliki dua tangan yang masih dapat digunakan dengan baik, bukan?"
"Memang. Tapi kan inginnya menggunakan tanganmu," kilah jeongkook sembari memamerkan cengiran lebar yang dibalas lemparan bantal oelh sang istri.
"Jangan banyak bertingkah malam ini, Jeon."
"Sayang ... miss you." Jeongkook mengecup ceruk leher Eunbi berulang kali, menghirup aroma khas vanilla di tubuh wanita itu. Namun, Eunbi masih tak menghiraukan sama sekali.
Jeongkook bersandar di dashboard ranjang mereka, menyelipkan lengannya di belakang tubuh Eunbi lalu menarik agar mendekat dan menempelkan pipinya di atas kepala Eunbi. Ia ikut memandang ke layar macbook sang istri yang menayangkan serial drama. "Serius sekali melihat pria lain. Aku cemburu," cicitnya dengan wajah masam.
Wanita itu mendongak, melihat kearah Jungkook yang saat ini sedang jengkel dan cemburu. Alis hitam suaminya itu menyatu, bibir tipisnya pun ikut mengerucut, sebagai bukti bahwa dia tak senang diabaikan oleh Eunbi seperti ini.
"Kau cemburu pada mereka?"
"Iya, aku cemburu. Hampir setiap malam kau menghabiskan waktu untuk menonton drama dan melihat idola kesukaanmu. Apa itu bagus, Sayang?"
"Jangan berlebihan. Kau pemenangnya."
"Pemenang dalam kategori apa?" Jeongkook menuntut penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO BE A GOOD DADDY? ✔
Fanfic[TERSEDIA DALAM VERSI EBOOK] Menikah tanpa proses pacaran. Apakah Jeongkook mampu untuk menjadi suami, sekaligus "good daddy" untuk keluarga kecilnya? Berawal dari hubungan persahabatan, berlanjut menjadi rasa suka antara Eunbi pada Jeongkook. Perna...