Part 1: The Beginning

1.1K 95 0
                                    

"Dimana Seokjin?!"

Tak memperdulikan sekujur tubuh yang basah karena keringat juga napas yang terengah, Namjoon menatap panik dengan pandangan mengedar ke sekeliling ruangan.

"Ada di dalam kamar, hyung. Tenanglah." Jungkook menatap Namjoon sedih.

Namjoon bergegas masuk ke dalam sebelum tangan dingin mencekalnya.

Tangan pucat milik Min Yoongi.

"Apa maumu? Membangunkan Seokjin dan kembali menambah luka?"

Menatap Yoongi marah, Namjoon berusaha melepaskan diri. Namun entah dari mana Yoongi justru lebih kuat mempertahankan.

"Hentikan, Namjoon. Kau yang jatuh lebih dulu tapi kenapa harus Seokjin yang terluka?"

Kali ini Taehyung ikut menatap Namjoon tajam.

"Seokjin hyung awalnya izin ingin ke kamar mandi. Tapi setengah jam berlalu ia belum kembali juga. Kau tahu setelah dua jam mencari kami menemukannya dimana?"

"Terkunci di gudang, hyung. Dengan tubuh yang tersiram air kotor dan dipenuhi lemparan telur busuk. Dan kau tahu mana yang lebih menyakitkan? Ia seperti dipaksa untuk terus melihat tulisan yang ada di tembok tepat di hadapannya."

"KIM SEOKJIN. SEORANG PELACUR MURAHAN."

Taehyung benar-benar ingin memukul untuk melampiaskan kemarahan. Hoseok dan Jimin hanya diam dan menekan bahu Taehyung agar tak macam-macam.

Namjoon tiba-tiba sulit untuk bernapas. Tangannya pun begitu gemetaran.

Yoongi memaksa Namjoon untuk menatapnya.

"Kau memang sahabatku, Namjoon. Kau memang pemimpin dalam grup kita."

"Tapi tak akan kubiarkan Seokjin terluka walau itu harus dengan menjauhkan kalian sekalipun."

"Menyerahlah, Joon. Menyerah saja."

Tempat Kembali Pulang

(Namjoon x Seokjin)

Fiction, Modified Canon, Boys Love

Semua yang ada di cerita ini hanya imajinasi penulis semata.

.

.

.

Permasalahan dimulai ketika ada salah satu akun yang tiba-tiba saja muncul dan memberikan bukti-bukti bahwa hubungan Namjoon dan Seokjin, dua personil dari salah satu boygroup Korea Selatan yakni BTS, lebih dari rekan kerja semata.

Dengan kumpulan foto dan kata-kata provokatif, banyak pihak yang akhirnya menyetujui dan mulai memborbardir BigHit dan BTS dengan berbagai makian.

Sayangnya, ujaran kebencian itu lebih mendominasi ke Seokjin yang dianggap sebagai pihak yang memulai semuanya.

"Dari awal juga sudah terlihat sifat Kim Seokjin memang terlalu mencurigakan."

"Lihat gesture-nya. Bukankah terlalu lembut untuk ukuran seorang pria?"

"Aku yakin Namjoon hanya merasa tak enak jika menolak karena Seokjin yang berstatus hyung tertua."

"Hanya mengandalkan wajah tampan saja harusnya dari awal jangan biarkan Kim Seokjin bergabung."

"Dasar badut."

Seokjin mematikan handphone nya. Ia mendongak dan menatap kosong langit-langit ruangan yang ia singgahi sekarang.

"Aku seperti itu ya dimata mereka?" lirih Seokjin.

Seokjin segera membenarkan posisi begitu pintu ruangan terbuka tiba-tiba.

"Ah, Namjoon?"

"Hyung?" Namjoon mendekat kearahnya dengan raut yang sulit diartikan.

Seokjin mencoba mengulas senyum.

"Ada apa, Joon? Yang lain mana?"

"Maafkan aku, Seokjin. Maafkan aku." tanpa diduga Namjoon bersimpuh di hadapan Seokjin dan memegang erat kedua tangan Seokjin.

Namjoon langsung bergegas mencari keberadaan Seokjin begitu Hoseok menunjukkan sesuatu di handphone nya. Sebuah thread yang menunjukkan kecurigaan bahwa hubungan Namjoon dan Seokjin lebih dari sekedar rekan kerja dalam grup mereka.

Namun yang menjadi fokus Namjoon bukanlah disana. Akan tetapi pada tulisan-tulisan yang dibuat seolah-olah Seokjinlah yang bersalah.

"Kenapa minta maaf? Memangnya kau membuat salah padaku?"

"Lepaskan tanganku, Joon. Kalau ada yang melihat nanti mereka kira aku yang menarikmu untuk mendekat." ucap Seokjin pelan sembari melepas sentuhan Namjoon.

"J-Jinseok..."

"Tidak apa, Namjoon. Memang apa yang bisa diharapkan dari hubungan kita? Diakui dan direstui?" Seokjin tertawa keras.

Namjoon selalu menyukai tawa yang keluar dari mulut Seokjin. Begitu terdengar menyenangkan walau orang lain bilang seperti bunyi decitan jendela.

Tapi kali ini Namjoon benci mendengar suara tawa Seokjin.

"Kubunuh mereka. Akan kubunuh orang-orang itu." desis Namjoon.

"Kira-kira apa yang akan mereka katakan jika melihatmu seperti ini, Joon? Kim Seokjin bahkan mengubah Namjoon yang dewasa dan dapat diandalkan menjadi orang pendendam dan tak segan menghancurkan."

Seokjin menyentuh pundak Namjoon dan mendorongnya pelan agar menjauh.

"Lebih baik mulai dari sekarang kita menjaga jarak, Namjoon. Aku tidak mau anggota yang lain ikut menjadi korban."

...

"Kertas-kertas apa ini, Namjoon?" Sejin menatap berlembar kertas yang ada di salah satu meja di studio milik Namjoon.

"Kau mengajukan gugatan?" Sejin menatap Namjoon tak percaya.

"Lalu kenapa? Mauku orang-orang itu aku hancurkan sendiri dengan tanganku. Harusnya mereka beruntung hanya kulaporkan karena pencemaran nama baik." balas Namjoon dengan tatapan yang masih fokus melihat suasana Seoul dari balkon.

"Namjoon, kau ini kenapa? Kalau orang-orang sampai tahu apa yang kau lakukan, kau bisa-"

"-Apa aku terlihat seperti seseorang yang peduli dengan omongan orang, hyung? Aku bahkan tidak mengenal mereka!"

"Aku dan Seokjin tidak mengenal mereka, dan mereka pun tak mengenal kami. Aku tak mempersalahkan jika aku yang dihujat, hyung. Tapi ini Seokjin."

"Seokjin yang mereka rendahkan."

"Seokjin-ku yang mereka lukai. Dan kau memintaku untuk diam saja?" Namjoon berbalik dan menatap Sejin yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

Sejin berani bersumpah ini pertama kalinya ia melihat salah satu anak yang ia jaga menatapnya dengan pandangan yang begitu menakutkan.

Namjoon tiba-tiba saja tertawa.

"Kau benar-benar lucu, Sejin hyung. Kenapa tidak menjawab?"

"Ah, kau tahu tidak siapa yang menyuruhku untuk jangan menyakiti mereka?" Namjoon menatap manager nya tajam.

"Kim Seokjin. Orang yang mereka sakiti."

Bersambung

Tulisan pertama Namjin.

Tempat Kembali Pulang | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang