Part 5: Approval

535 65 4
                                    


"Seokjinie?" Seokjung membuka perlahan pintu kamar Seokjin.

Tidak ada tanggapan apapun.

"Hyung masuk ya?"

Seokjung berjalan pelan kearah ranjang adiknya. Terlihat Seokjin membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Seokjung duduk dipinggir ranjang.

"Kau tidak turun? Ibu memasakkan makanan kesukaanmu. Kali ini hyung bolehkan kau habiskan sendiri. Jarang-jarang kau dapat libur."

Tak ada gerakan sedikitpun dari Seokjin yang bergelung di dalam selimut. Seokjung menghela napas.

"Kenapa kau menutupi kepalamu juga, hm? Memangnya kau bisa napas?" Seokjung mengguncang pelan pundak adiknya.

Seokjin tak bergeming.

"Jinie jangan begitu. Cepat buka selimutnya." Seokjung menarik pelan selimut Seokjin.

"Jin-"

"Apalagi, hyung?! Setelah menyakiti Namjoon, mengancamnya, kau mau apalagi?!" teriak Seokjin. Ia akhirnya membuka selimut yang menutupi kepalanya dan menatap marah kearah Seokjung.

Seokjin benar-benar marah. Ia pikir setelah pertemuan terakhirnya dengan Namjoon di apartemen Namjoon kemarin, semua akan baik-baik saja. Kedua keluarga mereka akan membicarakan baik-baik di rumah Seokjin Sabtu ini. Nyatanya Seokjung justru menemui Namjoon tanpa sepengetahuan Seokjin dan mengancamnya.

Namjoon tentu tidak akan memberitahunya. Seokjin pun kaget saat manager mereka menelepon dan mengatakan studio Namjoon dibobol. Ketika Sejin pikir bahwa pelakunya hendak mencuri, justru tidak ada barang yang hilang. Hanya ada sebuah catatan di meja yang Sejin tak tahu tulisannya apa karena langsung disembunyikan Namjoon, juga seisi ruangan yang bagai kapal pecah.

Sembari membersihkan barang-barang yang berjatuhan, Namjoon bilang tidak apa-apa. Dia hanya tersenyum sembari meminta Sejin untuk pulang.

Dan setelahnya Sejin memutuskan untuk menelepon Seokjin.

Tentu saja Seokjin langsung tahu itu ulah kakaknya. Ia tahu kalau Seokjung memiliki tim penjaganya sendiri dan tidak sulit untuk memberi perintah mereka membobol studio Namjoon.

"Setelah memukuli Namjoon, sekarang kau mengirim orang untuk mengancamnya?"

Seokjung awalnya tertegun mendengar kalimat Seokjin namun kemudian atensinya teralihkan begitu melihat wajah Seokjin yang merah dan sembab.

"M-Mukamu merah sekali, Jinie. Kau demam?" dengan khawatir Seokjung mencoba mengecek suhu tubuh Seokjin.

"JANGAN MENYENTUHKU!" tepis Seokjin kasar.

"Seokjung," rupanya sang ibu dan ayah yang mendengar teriakan Seokjin bergegas naik keatas dan memandang kedua anak mereka dari depan pintu.

Seokjung tersenyum kearah kedua orang tuanya.

"Tak apa ibu, ayah. Biarkan aku bicara berdua dengan adikku."

"Tapi nak,"

"Ibu."

Ayah Seokjin mengusap pelan pundak istrinya lalu mengajaknya pergi setelah sebelumnya menutup pintu.

Atensi Seokjung kembali pada Seokjin.

"Baiklah, hyung akui kalau hyung yang menyuruh orang masuk ke studio si Kim itu. Apa dia yang memberitahumu?"

Seokjin masih diam menatap marah kearah Seokjung.

Tempat Kembali Pulang | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang