04; Decision

287 54 23
                                    

🌸🌸🌸
.
.

Entah Apa yang di fikirkan oleh Hyunwoo hingga kalimat ajakan kencan pada Kihyun meluncur begitu saja dari bibirnya, ia sendiri juga bingung namun ada dorongan lain dalam dirinya untuk segera memiliki pria di hadapannya ini.

Ia dapat melihat perubahan ekspresi wajah Kihyun yang tidak nyaman, lelaki mungil itu menyimpan garpunya di samping lalu berdehem.

"Dokter maaf sebelumnya, tapi aku menyukai perempuan." Ujar Kihyun kemudian beranjak lalu membungkukkan tubuhnya beberapa derajat.

"Terimakasih atas makan siangnya, saya permisi Dokter."

Si Manis memutar tubuhnya lalu melangkah dan mengilang di balik pintu bercat putih itu.

Hyunwoo diam tidak bergeming, penolakan Kihyun tadi menyakiti hatinya.
Jadi Kihyun normal?
Ternyata dia salah mengira, ia kira lelaki itu Gay sama seperti dirinya.

Hyunwoo jadi tidak berselera makan, ia simpan alat makannya begitu saja. Memanggil pelayan dan membayar tagihan pesanan mereka berdua, Hyunwoo menghela nafasnya kasar lalu beranjak pergi dari restoran itu.

"Maaf Dokter tapi saya menyukai perempuan."

Ucapan Kihyun masih terngiang ditelinganya, hanya butuh waktu 2 menit baginya untuk menyatakan cinta dan mendapat penolakan. Sungguh.. Selama ini ia tidak pernah di tolak oleh siapapun.

Hyunwoo menarik sebelah sudut bibirnya saat melihat siluet punggung Kihyun yang berjalan tertatih tidak jauh dari hadapannya.

"Akan ku buat kau menyukaiku Yoo Kihyun." Gumam Hyunwoo lalu memasuki mobilnya.

Mobil hitam metalic itu melaju melewati Kihyun dan beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar tempat itu.

**

Kihyun berjalan menyusuri trotoar, untung saja cuaca siang ini tidak terlalu panas. Beberapa kali ia menabrak bahu orang yang tidak sengaja melewatinya, fikirannya melayang pada saat Dokter Son mengajaknya berkencan.

Orang bodoh mana yang menolak ajakan kencan Dokter Muda Idaman di Rumah Sakit Universitas Yonsei? Ya hanya dirinya.

Apa yang kurang dari Dokter Son? Jika dilihat dari sudut pandang orang ketiga memang tidak ada, tidak ada yang kurang. Tubuh tinggi nan atletis, paras yang rupawan serta karir yang mapan.
Lalu apa yang membuat Kihyun menolaknya?

"Cinta, dia tidak memiliki cinta dimatanya saat mengajakku berkencan." Gumam Kihyun, lelaki itu menghentikan langkahnya lalu menghela nafas berat.

Terakhir kali Kihyun berkencan adalah saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas tahun kedua, ia berkencan dengan kakak kelasnya.

Bugh..

Bahu Kihyun tidak sengaja tertabrak oleh lengan seseorang dan itu membuat Kihyun hampir saja terjungkal jika tidak ada satu tangan yang menahan pinggangnya, ia ingin mengumpat namun ia tahan saat melihat kembali paras tampan mantan kekasihnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Pria itu.

Kihyun tertegun beberapa saat sebelum Pria di hadapannya membantu dirinya untuk berdiri.

"Aku tidak apa-apa." Jawab Kihyun lalu menundukan kepalanya tidak berani atau mungkin malu harus bertatap muka dengan mantan kekasihnya.

"Yasudah." Ujar Pria itu lalu berjalan meninggalkan Kihyun yang masih berdiri menatap bahu lebar mantan kekasihnya.

Perasaan Kihyun untuk Lelaki itu tetap sama, ia masih mencintai pria yang kini menjadi suami orang lain.
Itulah alasan kenapa Kihyun tidak ingin berkencan lagi, karena kodratnya Laki-laki terlahir untuk melengkapi Wanita yang menjadi tulang rusuknya.

☽; Love Sacrifice [ShowKi]Where stories live. Discover now