6

29 1 0
                                    


Author POV

"Oppa, aku mau memikirkannya dulu. Bolehkah ?" Tanya Chaca.

Daejung pun menatap Chaca dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Oppa ?" Tegur Chaca.

Daejung pun sadar dari lamunannya.

"Ya, apa ? Oh, kau ingin meminta waktu ? Ya, akan kuberikan waktu. Tapi kumohon jangan membuatku menunggu terlalu lama." Jawab Daejung dengan nada sedikit agak memohon.

"Nee, arraseo." Sahut Chaca sambil menunduk.

"Baiklah kalau begitu, aku masuk dulu. Sampai jumpa." Sambung Chaca yang diakhiri dengan bungkukkan badannya. Lalu ia pun segera membuka pintu mobil dan sedikit agak berlari menuju loby apartementnya.

"Kuharap kau mau membantuku Chaca-ssi" Gumam Daejung.








♡︎♡︎♡︎







Sesampainya didepan kamar apartementnya, Chaca langsung membuka pintu itu dengan cepat lalu duduk diatas sofa panjang depan TV. Chaca masih memikirkan pertanyaan yang Daejung lontarkan padanya. Dia bisa melihat kesungguhan yang terpancarkan dari sorot mata Daejung. Namun, dia ragu untuk menerimanya. Karena jujur, dia masih agak trauma dengan urusan hal percintaan. Apalagi percintaan yang sangat rumit seperti ini.

Akbar.

Adalah dalang dari semua penyebab mengapa Chaca trauma akan percintaan. Pengkhianatan yang telah dilakukan Akbar pada Chaca, tidak akan pernah Chaca lupakan.

Walaupun Chaca mau melupakannya, ingatan itu seakan sudah direkat oleh perekat super didalam otaknya. Saat Chaca sedang sibuk memikirkan masalahnya, tiba-tiba saja ada yang mengagetkannya dari belakang.

"Dorr!"

"OMO CHACA UDAH MOVE ON!" Latah Chaca yang langsung membekap mulutnya.

"Apa Cha ? Ulangin. Suaranya ga kebaca. hahaha" Jawab Zahra seraya tertawa.

Ya, lagi - lagi Zahra yang sudah membuat Chaca terkejut.

"Ihh kak Zahra! Chaca kaget tau kak!" Ucap Chaca dengan raut wajah yang tampak kesal.

"Lagian kamu bengong aja. Mikirin apa sih ? Dari kemarin ada aja yang dipikirin. Ga mungkin kan seorang Aisha Syalwain mikirin bon hutang." Jawab Zahra yang masih terus menerus tertawa seraya duduk disamping Chaca.

"Itu kak."

"Itu apa ?" Tanya Zahra yang semakin penasaran.

"Kak Putri udah pulang belum ?"

"Tck, belum. Buruan atuh Cha apaan ?"

"Oh belum, bagus deh. Soalnya ini masalah Kak Daejung!"

"Kenapa dia ? Masih belum bisa move on ? Atau udah move on tapi mau ketemuan lagi untuk minta maaf ?" Tanya Zahra berantai.

"Kak Zahra yang cantik kayak Park Sora eonni. Kalo nanya tuh satu - satu dan juga pelan - pelan."

"Hehehe, namanya juga orang penasaran Cha." Sahut Zahra seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Jadi, tadi kak Daejung nanya, Chaca mau ga bantuin dia buat bisa lupain kak Putri, gitu kak." Jelas Chaca pelan-pelan.

"WHAT!? SERIUSAN KAMU CHA ?" Jawab Zahra heboh.

"Iya kak, ga usah teriak juga kali. Lama - lama budek nanti kuping Chaca." Ucap Chaca sampil mengusap-ngusap telinganya.

"Ya kan aku kaget Cha. Terus kamu terima ? Emang kamu udah beneran bisa ngelupain masalah akbar ?"

"Nahh itu dia kak. Chaca lagi bingung, Chaca belum jawab pertanyaannya. Karena Chaca juga masih trauma masalah Akbar. Tapi Chaca juga ga bisa bohongin perasaan Chaca ke kak Daejung. Jantung dan pergerakan tubuh Chaca itu mengartikan kalo Chaca ada rasa sama kak Daejung." Jawab Chaca lesu.

"Ohh gitu. Kalo saran aku sih Cha, coba aja kamu jalanin dulu hubungan kamu sama kak Daejung. Kalo kamu ngerasa sama - sama menguntungkan, kamu lanjutin. Tapi kalo kamu ngerasa terus menerus sakit karena dia yang ga bisa move on juga, yaudah kamu udahin." Saran Zahra.

"Boleh juga saran kak Zahra. Tapi, beneran nih kak ? Chaca terima aja ? Berarti Chaca jadi pelarian dong! hiksseu . . ." Ucap Chaca yang berlagak seperti orang yang sedang menahan tangis.

"Yeu ilah Cha, ga usah lebay juga kali." Sahut Zahra seraya memutar kedua bola matanya.

"Hehe ya maaf . . ."

"Yaudah, aku mau belanja stok dulu. Itu bahan makanan dikulkas udah habis. Nanti si Putri bisa - bisa pidato sampe 10 paragraf." Ucap Zahra seraya berjalan ke arah pintu keluar.

"Keep spirit kak Zahra! Chaca juga mau tidur dulu ya, capek euy." Sahut Chaca seraya berjalan ke arah kamarnya.











TBC

korean hijabersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang