7

14 2 0
                                    

Author POV

Hari ini adalah, hari dimana Chaca dan Daejung kembali bertemu. Tentu tidak untuk berkencan atau semacamnya. Melainkan Chaca yang kembali bekerja dikediaman keluarga 'Lai'.

Selama diperjalanan, Chaca sudah memantapkan jawaban dari pertanyaan Daejung kemarin. Jawaban tersebut juga sebenarnya tidak sepenuhnya dari lubuk hati Chaca. Melainkan dari nasihat seorang Zahra Brawijaya.

Chaca pun menarik nafas panjang sebelum memulai percakapannya. Dia mulai meremas ujung baju yang dipakainya.

"Oppa." Panggil Chaca.

Daejung pun menolehkan kepalanya kearah Chaca sekejap, lalu kembali memperhatikan jalanan didepannya.

"Nee? Wae geuraeyo?" Tanya Daejung.
*Ya, ada apa ?

"Untuk jawaban yang kemarin . . ." Chaca menggantungkan kalimatnya.

Daejung pun menghembuskan nafasnya pelan. Dia sudah pasrah apapun itu jawaban Chaca. Karena dia pun tidak bisa memaksakan kehendak, itu adalah hak Chaca untuk memilih. Dia tau ini terlalu cepat untuk Chaca. Sangat cepat.

"Aku menerimanya." Sambung Chaca yang membuat Daejung langsung menepikan mobilnya kepinggir jalan secara mendadak.

"Mwo?" Tanya Daejung.
*Apa ?

Dia bukannya tidak dengar. Dia mendengarnya. Hanya saja dia ingin memastikan apa yang telah dia dengar adalah sebuah kebenaran.

"Aku bilang, aku menerimanya." Jawab Chaca dengan senyuman manisnya.

"Gomawo Chaca-yaa" ucap Daejung yang juga tersenyum manis.

"Nee, gwaenchana..."













♡︎♡︎♡︎











Ditempat lain, Zahra sedang bersiap-siap. Karena hari ini dia akan bertemu dengan kekasihnya, Muhammad Zadin Idzakki.

Ting nong...

Aktifitas Zahra pun terhenti karena suara bell apartement yang berbunyi. Dia pun menaruh alat make up yang tadi sedang dipegangnya.

"Siapa ya? Masa iya kak Zadin? Kak Zadin kan belum pernah aku kasih tau alamat ini." Gumam Zahra seraya berjalan kearah pintu.

Dia pun mulai memutar kenop pintu. Saat pintu telah terbuka sepenuhnya, Zahra pun terkejut dengan sosok yang ada didepannya.

"Eoh ? Yejun oppa ?" Ucap Zahra sambil menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan.

"Eoh ? Yejun oppa ?" Ucap Zahra sambil menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Putri ada ?" Tanya Yejun.

"Ahh sebentar, biarku panggilkan dulu. Ayo silahkan masuk." Jawab Zahra seraya mempersilahkan Yejun masuk dan membiarkan pintu tetap terbuka.

"Nee, Gomawo Zahra-yaa" Jawab Yejun yang kemudian langsung duduk disofa.

Zahra pun berjalan kearah kamar Putri yang terletak diujung lorong apartementnya. Setelah sampai didepan pintu, Zahra pun langsung membuka pintu tersebut dan menampilkan Putri yang masih diatas kasur dan berbalut selimut. Ya, Putri masih tidur.

"Astaghfirullah nih anak. Put, Putri. Bangun Put." Ucap Zahra seraya menggoyang-goyangkan tubuh Putri.

"Hmmm tck! Apaan sih Raaa? Ganggu aja, ngantuk tau." Jawab Putri dengan nada kesal.

"Ya Allah . . ." Zahra pun menarik nafas dalam.

"PUTRI ANNASTHASYA BANGUN! ITU PACAR KAMU UDAH NUNGGUIN DIDEPAN KAMUNYA MALAH MASIH MOLOR! GIMANA SIH!? GAK KESIAN SAMA PACAR KAMU YANG UDAH NUNGGUIN DIDEPAN HMM!?" Teriak Zahra sambil melempari badan Putri menggunakan boneka yang ada dikamar tersebut.

FYI, kamar Putri memang sangat banyak dengan boneka kartun berwarna biru yang bernama Gumball. Karena Gumball adalah kartun favoritnya. Dan sesuai dengan warna kamarnya yang juga biru.

Putri yang terkejut atas ucapan Zahra pun langsung bangun dan berdiri diatas kasurnya dengan piyama dan rambut yang sedikit berantakan.

"IH SERIUSAN RA!? KENAPA GAK BILANG DARI TADIIIII!?" Jawab Putri yang juga teriak.

Yejun yang mendengar pertengkaran keduanya pun menolehkan kepalanya kearah pintu kamar Putri yang terbuka. Dia pun tertawa karena tingkah laku kekasihnya dan juga sahabat kekasihnya itu. Ya walaupun dia tidak tau apa yang sedang mereka bahas dalam pertengkarannya.

"YA KAMU PUT! EMANG GAK TAU DIA MAU KEMARI!?" Tanya Zahra yang sudah berkacak pinggang.

Putri pun langsung berfikir sambil melipat tangannya seraya mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan telunjuk.

"Tunggu, dia bilang gak ya ra? ASTAGHFIRULLAH! SEMALEM DIA UDAH BILANG TAPI AKUNYA YANG LUPA RA!" Jawab Putri dengan panik.

"NAHKAANNN! PENYAKIT PELUPANYA KAMBUH! YAUDAH BURUAN MANDI! ITU KASIAN YEJUN OPPANYA NUNGGU!" Sahut Zahra.

"OH IYA!" Putri pun langsung turun dari kasurnya dan lari keluar kamar menuju kamar mandi.

Saat dia melewati Yejun, Yejun memberikannya sebuah tatapan yang sulit untuk diartikan. Putri pun menghentikan larinya dan mengernyitkan dahinya.

"Waeyo Oppa? Apakah ada yang salah?" Tanya Putri yang membuat Yejun sadar dari lamunannya dan langsung membuang mukanya kesembarang arah.

"PUTRI KAMU BELUM PAKAI KERUDUUUUUUUUUNG!" Teriakan Zahra yang menjawab pertanyaan Putri. Putri pun langsung memegang kepalanya. Dan benar adanya, dia tidak menggunakan kerudung. Dan tadi Yejun melihatnya. Pantas saja Yejun memberikannya tatapan yang aneh dan sulit diartikan.

"ARRRGGGGHHHHHHH!" Teriak Putri yang langsung lari kembali kearah kamar.

















TBC

korean hijabersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang