20.Hancur

129 8 1
                                    

Rara menuju kekelas dengan banyaknya air mata yang terus berjatuhan hari ini ia benar-benar hancur mengapa hari ini harus terjadi mengapa? Ia tak peduli dengan orang-orang yang melihatnya dengan tatapan tak suka Rara pun langsung duduk di kursinya dengan melipatkan tangannya dimeja lalu menenggelamkan wajahnya

Kenapa mereka harus kembali setelah mengukir banyak luka di hatiku kenapa mereka harus datang disaat aku telah membencinya lalu mereka memperbaikinya kembali seolah-olah kejadian itu tak pernah terjadi ,apakah takdir cintaku akan berjalan seperti ini terus?

Saat Rara di kelas datanglah Dafa dengan nafas yang memburu

"Rara kamu gak kenapa-kenapa kan?"ucapnya

Rara hanya diam seribu bahasa dan masih tetap menangis

"Ra..."ucapan Dafa terpotong

"Aku lagi mau sendiri jadi kamu pergi sekarang!"ucap Rara

"Ta..."

"PERGI!!!"ucap Rara yang tengah emosi ia tidak memikirkan orang disekitarnya dan yang lebih parahnya ia melampiaskan kemarahannya pada Dafa tapi ia tak peduli toh Dafa pernah nyakitin perasaan Rara

Lantas Dafa pun langsung pergi meninggalkan Rara, Rara sekarang sangat merasa frustasi ia benar-benar hancur berkeping-keping rasa sakit yang mereka ukir dihati Rara begitu dalam mereka juga datang dan pergi dengan seenaknya yang dimaksud mereka adalah Rendy dan Dafa ya dua lelaki yang membuat Rara sangat merasa dicintai kemudian jatuh sedalam-dalamnya

Jam pelajaran pun tiba Rara masih setia di kursinya ia sedari tadi tak beranjak kemanapun Dafa yang sudah masuk kelas kembali melihat kearah Rara, Dafa sangat merasa khawatir atas apa yang terjadi dengan Rara, Rara yang tau ada seseorang yang melihatnya iya tak menggubrisnya sama sekali

Rara tak memperhatikan guru saat menerangkan ia terus saja merenungi kejadian yang terjadi tadi

"Rara kamu kenapa termenung seperti itu,kamu tidak memperhatikan ibu ya dari tadi?"tanya Bu guru

Seketika renungan itu buyar
"Ha ada apa?"tanya Rara dengan muka polosnya

Seisi kelas menertawai Rara karena jawaban dari Rara sama sekali tak ada hubungannya dengan pertanyaan yang Bu guru tanyakan

"Rara kamu ini kenapa kamu gak perhatikan saya ya!?"

"Enggak,eh..."

Lagi-lagi Rara membuat seisi kelas tertawa karena kejujurannya

"Rara kamu keluar!!"ucap Bu guru sambil teriak

"Tapi Bu..."

"Satu...dua..."

"I...iya buk"

Rara pun dihukum mungkin nasib Rara sedang tidak baik hari ini ya karena sakit hatinya yang belum kelar sudah ditambah lagi dengan dihukum malah di suruh keluar lagi sekarang Rara bingung harus melakukan apa ya sebenarnya ia tahu ia pantas mendapatkan ini semua karena ini salahnya sendiri ia terlalu bodoh untuk memikirkan dua lelaki yang membuatnya menjadi seperti ini

"Duhh aku harus ngapain lagi diluar apa kekantin aja ya? Sepertinya itu lebih baik"ucapnya sendiri

Saat dikantin Rara tak sengaja menabrak seseorang ya dia adalah Rendy

"Rara aku minta maaf kumohon maafkan aku"-Rendy

"Pergi aku mau tenang ya!"-Rara

"Aku gak bakalan pergi kalau kamu gak maafin aku dan sebagai gantinya juga bagaimana kalau kita makan bakso dikantin?"ajakan Rendy

"Aku gak mau semuanya!"-Rara

"Tapi ra... Please kumohon ayolahh"-Rendy

"Hmm baiklah"-Rara

>>>>>>>>>>

"Kok kamu keluar Ra padahal inikan masih jam pelajaran?"tanya Rendy

"I.iya nih aku dihukum keluar kelas karena melamun"-Rara

"Melamun mikirin aku ya?"

"Ihhh geli banget aku mikirin kamu"

"Jujur aja deh"

"Ng...gakkk"ucap Rara sambil tersenyum

"Ya udah makan deh dulu baksonya"

"Eh tunggu kenapa juga kamu keluar?"tanya Rara

"Kayak gak tau aja deh hari ini kan pelajaran matematika dan aku paling membencinya dan apa yang harus aku lakuin ya kelamin donk jalan terbaiknya"ucap Rendy

"Kamu ini nakal sekali ya Rendy"Rara,sambil memukul kepalanya Rendy

>>>>>>>>>Skipp

Jam pulang sekolah sudah berbunyi waktunya semua siswa/i pulang tanpa terkecuali Rara yang ingin sekali untuk pulang karena tak sabar ingin merasakan masakan ibunya yang paling enak itu

Saat di perjalanan Rara dihentikan oleh Dafa yang membuat Rara kesal

"Apa yang kau inginkan?"-Rara

"Ra kamu maukan maafin aku?"ucap Dafa sambil memohon

Tanpa ragu dan ingin cepat-cepat pulang Rara pun memaafkan Dafa, Dafa yang mendengarnya pun merasa senang dan Dafa juga ingin menyampaikan sesuatu

"Ada satu hal yang ingin aku katakan"ucap Dafa penuh harap

"Apa itu?"

Oke segini dulu ceritanya kasih bintang and komen ya cerita aku yang komen aku balas insyaallah



 Kisah romantis anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang