(13)MELAMAR

3.6K 127 56
                                    

Dengan wajah siap dan hari yang mantap wildan bergegas mengganti baju dan hendak turun menemui keluarga besar ricis.
untuk melamar ricis menjadi istri dunia akhiratnya.

.
.
.

Setelah wildan berganti baju wildan membaca sholawat dan turun menuju ruang tengah.

.
.
.

Dengan wajah yang deg deg an wildan turun dan menemui orang tua ricis.

"loh ada wildan, sini dan duduk sini" ujar mb shindy.

"eh iya mb. Tadi habis sholat terus turun" ujar wildan.
Wildan bergegas untuk berjalan menuju ruang tengah.

"hmm jadi gini buk, pak, mb oki, mb shindy saya ingin ngomong sebentar apakah boleh?" ujar wildan.

"emang mau ngomong apa dan?"
Tanya mb oki.

Wildan diam menatap ricis yang menunduk disebelah bapak dengan rasa cemas dan khawatir.

"mau ngomong apa dan? Kok diem" ujar mb shindy.

"maaf sebelumnya wildan lancang ngomong begini"

"ibu bapak mb oki mb shindy wildan meminta ijin untuk melamar ricis untuk menjadi pendamping hidup wildan di dunia dan insyaallah juga di akhirat"

Semua orang terdiam menatap wildan dan ricis. Tatapan penuh dengan pertanyaan dan hal itu semakin membuat wildan gemetar.

.
.
.

"nak wildan apakah kamu yakin pada anak bungsu saya? Apakah keluarga kamu bisa menerima kekurangan anak saya?" ujar bapak.

"insyaallah keluarga saya dapat menerima umi ricis untuk menjadi anggota keluarga. Bukan hanya sekedar mertua ke menantunya, tapi juga seperti orang tua ke anaknya." jawab wildan dengan tegas.

"umurmu terpaut jauh dengan ricis, apa kamu tidak mempersalahkan tentang umur?" ujar ibu.

"saya tidak pernah mempermasalahkan tentang umur bu. Saya yakin pada umi ricis karena saya sudah memikirkan matang matang tentang hal ini" ujar wildan..

.
.
.

Tbc.

Jan lupa vote dan commentnya yaa✨💙🌹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dialah Tulang Rusuk Yang KucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang