0:2

301 48 2
                                    

Malam semakin larut dan jalan bukannya sepi tapi malah rame, karena banyaknya biasa orang lembur jadi banyak yang pulang larut. Seperti malam ini, sehabis pesta kecil kecilan di rumah Johan, Andra dan kawan kawan melanjutkan perjalanan mereka.

Biasa di jam begini banyak para anak anak seusia mereka berkeliaran, nongkrong atau biasa sekedar mencuci mata. Tapi kini, Andra dan kawan kawam tengah menonton balapan liar yang biasanya di adakan di jalan jalan sepi.

Sorak sorak penonton menghiasi malam yang larut ini, bahkan banyak yang datang untuk menyaksikannya.

Duduk, Andra hanya melihat balapan itu dengan datar. Sebenarnya dia juga adalah peserta balap, tapi dia sedang malas untuk mengandarai motornya tersebut.

"Tumben nggak ikut lo?" Terlihat seorang cowok datang menghampiri Andra.

"Malas aja" ucapnya datar, tampa malas menjawab dengan panjang lebar.

"Hadiahnya lumayan lo bro" ucap cowok itu lagi.

"Kalau kata malas gue bilang, berarti gue lagi malas di ganggu" kini Andra menatap tajam cowok tersebut.

"Ohh.. selow bro, biasa aja" tampak sang lawan bicara mulai ketakutan.

"Yaudah gue pergi, jangan lupa ikut loh malam ini" itu adalah kata terakhir yang di ucapin cowok itu sebelum pergi.

Menghela nafas, Andra sebenarnya lagi malas ikut ikutan kayak gini. Tapi kalau tinggal di rumahnya juga nanti jadinya suntuk, jadilah dia di sini sekarang.

"Mager lo bro" Arthur, cowok itu duduk di samping Andra.

"Mmmh" gumam Andra, membalas ucapan sahabatnya itu.

"Nih.." sepuntung rokok di ambilnya Andra dari tangan Arthur.

"Thanks" cowok berambut agak panjang itu hanya tersenyum.

Mereka sama sama diam menikmati malam yang ramai tersebut, menghisap rokoknya Andra jadi teringat kejadian beberapa jam yang lalu.

Tapi kali ini Andra malas memikirkannya labih dalam, kejadian di rumah Johan itu adalah sebuah replika kebahagian yang utuh. Mungkin ini bukan takdirnya mempunyai kebahagian sama seperti Johan, mungkin tuhan mempunyai cara lain.

"Ndra, nugelamun aja lo. Mari jalan"

Kayaknya Andra benar benar memikirkanya, padahal tadi dia sudah meramalkannya tak mau memikirkannya.

Mendongak kedepan Andra sudah melihat orang orang sudah siap dengan motor masing masing, meninggalkan arena balapan liar tersebut. Tapi tunggu... siapa yang menang pertandingan.

"Tunggu..." Arthur menoleh kebelakang, setelah Andra menahannya.

"Siapa yang menang?" Serius, tidak biasanya Andra akan bertanya siapa yang menang.

"Lo kayaknya benar benar ngelamun, nggak biasa lo Ndra. Kan biasa lo itu ikutin banget jalannya pertandingan, ini kok malah kayak nggak tau"

"Udah jawab aja" desak Andra, malas berucap lama.

"Agam, dia kali ini yang dapat kemenangan" ucap Arthur, membuat Andra mengangguk.

"Oh" setelah itu Andra pergi meninggalkan Arthur yang bengong.

"Gitu doang, ngggak ada ekspresi lain"  Arthur menggeleng melihat tingkah sahabat datarnya tersebut.

Kali ini mereka akan melanjutkan perjalanan mereka menuju club malam, yang ada di ibu kota.

Mereka akan meramaikan kemenangan Agam, karena cowok itu berhasil mengalahkan saingan beratnya kali ini. Untung Andra tak ikut, kalau dia ikut mungkin bisa saja cowok itu yang kini akan menujuarainya.

Posesif GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang