0:9

102 14 2
                                    

Sehabis makan malam Lisa kembali kedalam kamarnya. Sedangkan adiknya sudah terkurung dalam kamar, main game. Berjalan menuju nakas, mengambil ponselnya. Dia ingin menghubungi teman temannya. Lisa pengen keluar malam ini, sudah jarang jarang dia nongki nongki bareng teman temannya. Dan malam ini dia pengen sekali.

Membuka layar ponselnya terdapat satu pesan yang terpampang jelas dalam ponselnya. Di lihatnya. Mengekrutkan keningnya, siapa coba orang yang mengirimkan pesan ini.

'Tunggu malam ini. AN'

Dilihatnya lagi isi pesan itu. AN, siapa coba. Di ingat ingatnya lagi, siapa temannya yang mempunya nama inisial 'AN'. Kaget, itu yang sekarang di rasakan seorang Lisa.

Dia sudah tau siapa orang yang mengirimkannya pesan. Di mulai coba berfikir, di balas atau tidak. Tapi percuma dia balas dan berkata tidak, pasti cowok itu akan memaksa. Untungnya lagi dia lagi pengen pergi keluar, tapi tidak dengan Andra.

Hampir beberapa menit berfikir, sampai di putuskannya untuk pergi. Dia lagi malas bertengkar dengan Andra, ujung ujungnya cowok itu yang menang.

Karena sudah mandi, Lisa tinggal mengganti pakian rumahan dengan pakaian jalannya saja. Selesai mengganti pakaian Lisa tinggal berdandan sedikit.

Ting..

Ponselnya kembali berdering, dilihatnya siapa yang mengirimkannya pesan. Nomor yang sama, berarti Andra sudah di depan rumahnya.

Diketuknya pintu adinya, sampai terlihat Jio yang menatap malas kakaknya.

"Ada apasih kak?" Tanya Jio.

"Bilang sama ayah yah, gue keluar bentar. Gue nggak sempat nelfon ayah untuk minta izin" jelas Lisa.

"Iyah iyah, nanti gue kastauin. Udah kan, nggak ada lagi yang di bajas. Kakak pergi sana" Lisa jengkel sekali dengan adiknya itu.

"Heh Ji...."

Blam..

Lisa menatap pintu kamar adiknya itu kesal. Sungguh Jio itu ngeselin, dasar adik durhaka.

Dengan hentakan keras, Lisa menuruni tangga dengan perasaan kesal. Pasti lagi main game tuh si Jio sampai ngeselin gini, batin Lisa. Dia sudah hafal, kalau Jio sudah menatapnya malas berarti adiknya itu tengah main game. Dan itu artinya dia tidak mau di ganggu.

Di bukanya pintu utama rumahnya itu. Terlihat di sana, luar gerbang. Andra duduk sambil memainkan ponsel miliknya. Mengehembuskan nafas, berusaha mengehilangkan kekesalan yang menyarang dalam pikirannya itu.

Tersenyum, berusaha tidak terlihat bahwa dia baru saja marah marah. Di samparinya Andra yang kayaknya sudah mengetahui keberadaannya.

"Nih" di kasinya helem saat Lisa sudah ada di hadapan cowok itu.

"Loh, helemnya udah ganti yah" Lisa menatap heran helem itu.

"Supaya samaan"

Lisa baru tau kalau Andra bisa se'alay ini.

"Ohh" hanya itu balasan dari Lisa, sebenarnya di tergelitik dengan perkataan Andra tadi.

Mungkin suapaya mereka cople mungkin yah. Di pakainya helem full face khusus motor trail itu. Jadinya mukanya tak terlihat karena helem itu hanya menyisahkan natanya saja, itupun juga masih ada kaca yang menghalangi matanya.

"Udah" Lisa mengangguk saat dia sudah duduk nyaman di belakang Andra.

"Jangan lupa peluk pinggang aku yah"

Apa Lisa salah dengar, Andra baru saja bilang kata 'aku'. Kok geli yah dengarnya, pengen tertawa takut Andra tersinggung, terpaksa dia hanya terkikik kecil tampa harus Andra dengar. Tidak ada jawaban dari Lisa, membuat Andra berfikir bahwa Lisa menyetujuinya dan tampa fikir panjang lagi. Andra lansung menggas motornya.

Posesif GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang