Author pov
Malam itu, saat Cindy memergoki Erik dan Lia sedang berselingkuh dan bercumbu di belakangnya, suasana di antara Lia dan Erik begitu memanas. Erik, dengan pikiran yang sedang bercabang dan hasrat yang tidak pernah bisa ia salurkan kepada Cindy, begitu menggebu.
Semenjak mama Cindy meninggal, Erik merasa bahwa wanita itu berubah. Tidak menyenangkan seperti dulu. Ia selalu hidup dengan kebaperan dan kegalauannya. Entah mengapa Erik merasa bahwa Cindy tidak dewasa dalam menyikapi hidupnya.
Kala itu, Erik sedang di runduh keresahan akibat dari pekerjaannya yang tidak berjalan dengan lancar. Ia mencari Cindy untuk jadi temannya menghadapi keresahannya itu. Tetapi sayang, Cindy tak ada untuknya.
Erik pun menemui Lia. Ia ingin berkata pada Lia, bahwa Cindy begini.. Cindy begitu. Ia ingin Lia mengatakan pada Cindy, bahwa dirinya ingin Cindy yang seperti dulu. Ia ingin Cindy lebih memperhatikan dirinya. Tetapi, menjadi semakin dekat dengan Lia, malah membuat Erik menjadi nyaman dengannya.
Erik tidak berani berucap untuk mengintrospeksi Cindy. Ia terlalu menyayangi Cindy dan tak ingin Cindy sakit hati karena mendengar ucapannya. Tetapi Erik malah salah jalan. Ia kalap akan kenyamanannya dengan Lia.
Apa yang selama ini tak bisa ia lakukan bersama Cindy, dapat ia lakukan bersama Lia. Termasuk bercumbu bahkan berbagi ranjang bersama.
Kenyamanan akan perselingkuhan mereka, membuat mereka melupakan Cindy. Perasaan yang menggebu dan hasrat yang bergejolak menjadi alasan kuat mereka melakukan pergulatan kembali. Tanpa tahu, bahwa Cindy menyaksikan segalanya malam itu.
Prang!
Pagutan keduanya langsung terlepas setelah mendengar suara itu. "Suara apa itu?" Tanya Lia heran.
Erik meneguk salivanya. Mencoba mengabaikan segalanya. Ia ingin kembali mencumbu Lia, tetapi suara yang sama datang kembali. Bahkan kini alarm mobilnya pun berbunyi. Memaksa mereka berdua langsung saling melepaskan diri.
Dengan terburu-buru, dengan pakaian yang asal di pakai, Erik dan Lia bergegas melihat apa yang terjadi.
"Haaa? Apa ini?" Lia terkaget dan membekap mulutnya melihat kaca jendela di ruang tamu telah pecah. Dan pecahan kacanya berserakan di sana.
"Siapa yang ngelempar batu?" Gumam Erik. Erik lantas mengambil tindakan dan keluar dari rumah Lia. Diikuti dengan Lia.
"Aagghh..," mata Erik membesar dan Erik tak bisa berkata apapun saat melihat kaca mobilnya juga sudah pecah.
"Hah?" Lia juga sama kagetnya dengan Erik.
Suara keras yang beberapa kali datang dari rumah Lia mengundang tanda tanya kepada warga sekitar. Beberapa warga tampak langsung berdatangan dan melihat apa yang terjadi.
"Ada apa ini, mas? Ada apa ini?" Warga yang datang bertanya.
"Nggak tau, pak. Tiba-tiba ada yang lempar mobil dan kaca jendela rumah." Sela Lia menjawab. Sedangkan Erik sudah mondar-mandir semakin sakit kepala melihat ini semua.
Di tengah ramenya warga yang berdatangan, seseorang tampak hadir dan begitu terkejut melihat Erik yang berada di rumah Lia.
"Mas Erik?! Mbak Lia?!" Suara itu membuat Erik dan Lia langsung menoleh. Mereka melupakan akan keberadaan mereka karena terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.
"Mas Erik ngapain disini, mas?!" Bi Narti berkata dengan histeris. Membuat Erik dan Lia terdiam seribu bahasa. "Mbak Lia!" Pekik Bi Narti tak habis pikir akan apa yang ia lihat.
"Kalian ngapain?! Mana non Cindy?!" Tanya Bi Narti amat sangat khawatir membuat Lia dan Erik semakin terkejut.
"Cindy?" Gumam Erik. Erik menoleh ke sekitar. Dan ketakutan langsung menghantui dirinya. Tubuhnya bergetar dan berharap ini semua bukan ulah Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Escape || Panji Zone
Любовные романыHidupku sempurna. Punya papa dan mama yang baik serta sangat pengertian, punya sahabat yang selalu ada, dan punya kekasih yang begitu menyayangiku. Tetapi.. Tiba-tiba semua itu sirna seketika. semua itu berubah setelah ibuku meninggal. hidupku hancu...