11. Flashback

4.3K 508 22
                                    

Hari dimana erik datang ke rumah Cindy.

Gelap telah menyelimuti dunia. Hujan turun membasahi setiap sudut. Ban mobil yang Erik kendarai, mengilas jalanan yang berselimut air hujan. Menyebabkan percikan yang melayang tak tentu arah.

Erik mengusap wajahnya kasar. Seharian ia mencari di mana keberadaan Cindy, tetapi ia tak juga menemukan wanita itu. Mulai dari ke kampus, ke rumah teman yang pernah dekat dengan Cindy, hingga ke tempat-tempat yang Cindy mungkin kunjungi, semua sudah Erik jajal. Tetapi tidak kunjung menemukan wanita itu.

Erik bahkan pergi ke kantor polisi, mencoba meminta bantuan untuk mencari Cindy. Tetapi sayang, pada saat itu Cindy belum dapat dinyatakan hilang karena kepergiannya belum genap 1x24 jam.

Erik bahkan sempat berdebat dengan polisi yang berjaga pada saat itu. Tetapi ia harus mengusap dadanya, karena prosedur tetaplah prosedur. Erik tidak bisa mengacaunya.

Letih mencari seharian, hingga perutnya pun mulai merasa nyeri karena tidak ingat makan, akhirnya Erik pun memutuskan untuk berhenti dahulu. Ia memutuskan untuk pulang dan saat ini sedang mengendarai mobil dalam perjalanan pulang.

Ponsel Erik berdering. Dengan tangan kirinya, Erik mengambil ponsel itu.

"Iya halo, ma?" Jawabnya.

"Dimana kamu? Kenapa belum pulang?" Tanya sang mama dari seberang sana.

"Iya ini udah mau sampai, ma. 10 menit lagi udah sampai rumah." Jawab Erik.

"Yaudah, kamu hati-hati. Ini lagi hujan, bawa mobil pelan-pelan aja." Ucap sang mama memperingatkan Erik.

"Iya, ma." Jawab Erik dan panggilan itu pun berakhir.

Saat tengah mengemudi di jalan yang sepi, tiba-tiba Erik harus menginjak pedal remnya. Sebuah mobil mini bus tampak berhenti di depannya.

"Ngapain sih berhenti disitu," gumam Erik. Ia memutar stir mobilnya, mencoba mendahului mobil yang berhenti itu.

Erik sempat menoleh sekilas ke arah pengemudi mobil itu, tetapi ia tidak bisa melihat pengemudinya karena suasana malam dan kaca mobil yang gelap. Namun, baru sekitar 30 meter ia mendahului mobil tersebut, tiba-tiba sebuah mobil besar muncul dari arah berlawanan. Mobil itu mengambil jalur kanan, dimana seharusnya itu merupakan jalur yang tidak boleh ia lalui.

Mata Erik melebar seketika. Kejadian terasa begitu cepat. Suara klakson mobil beriringan dengan suara derasnya hujan. Di ikuti suara gesekan tajam ban mobil yang terdengar mengerikan.

Erik berteriak kencang di suasana yang tegang itu. Memutar stir mobilnya mencoba mengelak. Namun hantaman keras itu tidak terhindarkan. Suara dentuman keras terdengar begitu jelas. Mobil sedan yang Erik kendarai kalah kuat dari mobil yang menghantamnya. Membuat sedan itu berguling bersama si empunya.

Sayang, di kehidupan yang akan datang, izinkan aku menjadi kakakmu saja. Agar aku bisa membalas segala kesalahanku, dengan menjagamu dan mengasihimu tanpa ukuran.

Sayang, malam ini sungguh gelap. Aku merasakan dingin yang membekukan tubuhku. Telingaku tidak lagi dapat mendengar. Di sisa detik ini, izinkan aku mengingat waktu terbahagia yang pernah kita lalui.

Selamat malam, perempuan cantikku.. Cindyana.

...

Cindy pov

Kepalaku terasa sakit. Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku tidak tahu. Tapi rasanya, itu tidur yang cukup panjang.

Perlahan, mataku terbuka. Dan langsung ku rasakan silau yang menyengat pandangan mataku. Saat kesadaranku sudah penuh, aku langsung tersentak kaget bahkan sampai terduduk.

Cinderella Escape || Panji ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang